JAKARTA, DISWAY.ID - Komisi I DPR RI menyoroti kemungkinan terduga pelaku ledakan SMAN 72 terpapar konten media sosial.
Dpr menilai, pengaruh media sosial begitu berperan dalam perilaku anak di pergaulan.
BACA JUGA:KPAI Pastikan Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Tetap Belajar Secara Daring
"Iya, sosial media, ini juga sama juga ya perkembangan digitalisasi ini, juga salah satu produknya adalah sosial media," kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 10 November 2025.
"Begitu cepatnya informasi, tren, kadang benar, ada juga yang suka salah, misleading, ada juga yang apa menjadi sumber informasi yang baik, baik untuk kesehatan, baik untuk pendidikan, ataupun ilmu-ilmu baru," lanjut Dave.
Oleh karena itu, Ia menilai perlu adanya pengaturan agar media sosial tidak merusak generasi muda.
"Ya, hal ini tentunya harus ada pengaturannya agar jangan sampai ini mengganggu perkembangan, akan tetapi harus ada juga batasannya sehingga demokrasi dan kebebasan berekspresi tetap terjaga," ucapnya.
BACA JUGA:CREEPY! Densus 88 Ungkap Perilaku NF di Medsos, Kerap Akses Forum Gelap Berisi Konten Kematian
BACA JUGA:Pasca Ledakan SMA 72 Jakarta, MUI Siap Ulurkan Bantuan Pembinaan dan Pendidikan Literasi Medsos
Selain media sosial, Dave juga menyebut adanya dugaan pengaruh game online. Namun, Ia mengatakan bahwa pihaknya belum bisa mengambil sikap sebelum hasil investigasi final keluar.
"Kalau memang benar ini terinspirasi ataupun juga disebabkan akan sebuah gaming online ya itu kita kita kan juga sudah memiliki PP Tunas ya," ucapnya.
Ia menambahkan, pemerintah sudah memiliki regulasi untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif dunia digital.
"Ya untuk melindungi anak-anak. Bilamana PSE, aplikator atau gaming online ini eh jelas-jelas terbukti melanggar ataupun membahayakan ataupun menyebabkan kekacauan ya sudah ada harus ada sikap dari pemerintah untuk menindaklanjuti," tuturnya.
Ia menilai bahwa perkembangan teknologi seharusnya membawa manfaat, bukan sebaliknya.