“Karena ini masih penyelidikan, materinya itu terkait dengan lahan sebetulnya. Jadi bukan masalah prosesnya, terkait dengan pembebasan lahan,” kata Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu kepada wartawan di gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa, 10 November 2025.
"Karena ini ada beberapa komponen, yang kita lidi itu terkait dengan pembebasan lahannya," lanjutnya
Namun, Asep belum mau memerinci soal lahan mana yang bermasalah.
"Yang di Halim atau di mana, apa di Bandung atau di antara itu, sepanjang itu, ya, itu yang sedang kami tangani,” tegasnya.
BACA JUGA:Angka Utang Pinjol Ngeri-ngeri Sedap, Ekonom: Cerminan Tekanan Ekonomi
BACA JUGA:DPR akan Bentuk Panja untuk Reformasi Polri, Kejaksaan, dan Pengadilan
Asep menekankan lembaganya serius menyelidiki dugaan rasuah proyek Whoosh.
"Ada oknum-oknum di mana dia, yang bersangkutan itu yang seharusnya ini milik negara tapi dijual lagi ke negara. Jadi kami tidak sedang mempermasalahkan Whoosh itu, tapi kita dengan laporan yang ada ini adalah, ada barang milik negara yang dijual kembali kepada negara dalam pengadaan tanahnya ini," tegasnya.
Sebagai informasi, KPK sudah memulai penyelidikan dalam kasus dugaan penggelembungan dana atau mark up proyek kereta cepat whoosh ini sudah sejak awal tahun 2025 lalu.
Proses tersebut dilakukan secara tertutup sebagaimana lazimnya tahap penyelidikan di KPK.
Adapun isu tersebut sempat disinggung mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Dalam salah satu unggahan di kanal YouTube-nya, ia mengungkap adanya perbedaan mencolok dalam perhitungan biaya pembangunan kereta cepat per kilometer antara versi Indonesia dan China.
BACA JUGA:ARTOTEL Cabin Bromo Rayakan Ulang Tahun Kedua dengan Semangat 'Born 2 Grow, Built 2 Glow'
BACA JUGA:Gaduh Sumber Air Minum dalam Kemasan Botol, BPOM: Semua Merek Sudah Terverifikasi
"Menurut pihak Indonesia, biaya per 1 kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar AS. Tapi di China sendiri hitungannya 17 sampai 18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat kan," ujar Mahfud dalam video tersebut.
Mahfud juga menyoroti beban utang proyek Whoosh yang mencapai sekitar Rp4 triliun pada 2025.