JAKARTA, DISWAY.ID — Pernyataan kontroversial Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, yang menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) jadi sorotan.
Cucun sempat berseloroh bahwa MBG tak memerlukan ahli gizi dan cukup ditangani oleh lulusan SMA yang dilatih singkat, menuai kritik keras dari berbagai pihak, termasuk para profesional gizi.
BACA JUGA:Tak Bisa Beli Pertalite? Pertamina Ungkap Penyebab Ratusan Ribu Kendaraan Kena Blokir
Tanggapan tegas datang dari Dila, seorang ahli gizi klinis yang turut menyuarakan keberatannya atas pernyataan yang dinilai meremehkan profesi yang telah menempuh pendidikan bertahun-tahun.
Profesi Gizi Tidak Didapat dengan Kursus Singkat Dila, yang menanggapi polemik ini, menyatakan rasa kecewanya dan menegaskan bahwa profesi ahli gizi adalah profesi yang kualifikasinya tidak bisa disetarakan dengan sertifikasi singkat, apalagi hanya dengan modal ijazah SMA.
"Walaupun saya bukan ahli gizi di MBG, tapi tetap sakit sih mendengar pernyataan seperti itu," ujar Dila saat dihubungi Disway.id, Senin 17 November 2025.
BACA JUGA:Viral Guru Honorer Tunjukkan Slip Gaji Hanya Rp66 Ribu, Tetap Mengajar Demi Senyum Siswa
"Ahli gizi itu profesi yang pendidikannya tidak singkat, tidak bisa disetarakan dengan orang yang dapat sertifikasi tiga bulan," tegasnya.
Peran Krusial
Menurut Dila, Gizi Bukan hanya soal memasak makanan. Dila juga meluruskan pandangan yang seolah menyempitkan peran ahli gizi hanya pada urusan penyediaan makanan semata.
Menurutnya, cakupan kerja ahli gizi jauh lebih luas, mencakup pemahaman mendalam tentang ilmu nutrisi, metabolisme tubuh, keamanan pangan, hingga sanitasi. Hal ini krusial, terutama dalam program skala nasional seperti MBG yang bertujuan untuk menekan angka stunting dan memastikan kualitas gizi anak-anak bangsa.
BACA JUGA:Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Minta Maaf Soal Ucapan Tak Perlu Ahli Gizi dalam Program MBG
"Jadi ahli gizi itu bukan semata-mata ngurusin makanan tok, walaupun yang dipandang mereka kelihatannya begitu," ungkapnya.
Kontroversi ini semakin mencuat mengingat isu gizi saat ini tengah menjadi prioritas negara. Pengelolaan gizi yang tidak tepat berisiko memengaruhi kesehatan ribuan penerima manfaat.
Ahli gizi adalah tenaga profesional yang kompeten dan teruji untuk melakukan perencanaan, pengawasan, dan evaluasi menu yang sesuai dengan standar kecukupan gizi dan keamanan pangan.
Dila menambahkan, pernyataan Cucun yang bahkan menuduh ahli gizi bersikap arogan adalah hal yang sangat tidak bijak. Jika memang ada niat untuk tidak menggunakan ahli gizi, maka sebaiknya diksi "Ahli Gizi" dihilangkan dari program MBG dan diganti dengan diksi lain yang sesuai dengan kualifikasi tenaga yang direkrut.
Saat ini, Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal telah menyampaikan permohonan maaf dan menemui Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) untuk mengklarifikasi pernyataannya.