Tekanan itu terbukti efektif.
Begitu turun minum, Persib tampil seperti “maung yang baru bangun tidur” ganas, cepat, dan penuh energi.
Jika dibandingkan dengan musim lalu, ketika beberapa momen menampilkan Bojan Hodak hingga membanting botol seperti saat melawan Lion City, kali ini intensitasnya justru dinilai lebih terkendali, namun tetap mengena.
Cocok untuk Persib, Mungkin Juga untuk Timnas?
Karakter Bojan Hodak membuat banyak pengamat menilai ia layak menangani tim nasional.
Meski jaraknya sejauh ini baru teruji di level Asia Tenggara, performanya bersama Persib membuka peluang bagi dirinya untuk naik level menghadapi klub-klub besar Asia seperti Gamba Osaka atau perwakilan top Timur Tengah.
Jika Persib nanti melaju ke fase knockout AFC Champions League 2 pada Maret, performa Hodak melawan klub besar Asia bisa menjadi acuan seberapa siap ia memimpin timnas.
BACA JUGA:Tim Geypens Cedera, Bek FC Emmen Optimis Berpeluang Gabung Timnas U-22 di SEA Games 2025
Meski terkenal keras, Hodak bukan tipe pelatih yang marah setiap saat. Ia memahami psikologi pemain, kapan harus menekan, kapan harus memberi ruang bernapas.
Karakternya mirip Mourinho dalam hal ini, keras di luar, lembut pada momen yang diperlukan.
Pendekatan ini cocok dipadukan dengan pemain Persib, yang dalam skuadnya berbaur pemain Eropa, Amerika Selatan, hingga pemain naturalisasi.
Bahkan pemain asal Belanda seperti Nick Kuipers atau Ciro Alves terbukti cocok dengan gaya tersebut.
Hal ini mematahkan anggapan bahwa pemain Eropa tak bisa dikerasin.
BACA JUGA:Denny Landzaat Perkuat Staf Ajax, Amsterdammers Cari Stabilitas Setelah Gonjang-Ganjing