JAKARTA, DISWAY.ID — Dalam konteks Sistem Kesehatan Nasional, Indonesia masih memiliki tantangan di momen Hari Anak Sedunia 2025.
Dalam Live Interview Disway.id bersama Ketua IDAI DR Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA, Subsp Kardio(K) memperingati Hari Anak Sedunia 2025, ia menyoroti sejumlah isu kesehatan anak yang masih menjadi tantangan di Indonesia, mulai dari akses layanan kesehatan primer di wilayah 3T, sistem rujukan yang belum optimal, hingga masih ditemukannya kasus cacingan dan campak di beberapa daerah.
Menurut dr. Piprim meskipun Indonesia memiliki program kesehatan anak yang cukup komprehensif, pelaksanaannya di lapangan masih belum merata terutama di wilayah terpencil.
BACA JUGA:Harusnya Sudah Bisa Bicara, Ketua IDAI Bongkar Fakta Anak-Anak Sekarang Banyak yang Speech Delay
"Masih ada anak yang cacingan sampai berat badannya berkurang dua kilogram. Ini seharusnya bisa dicegah karena di posyandu ada program pemberian obat cacing rutin," ungkapnya.
Ia juga menyoroti bahwa masih muncul kasus campak yang bahkan berujung kematian, padahal layanan kesehatan primer mestinya menjadi garda terdepan pencegahan penyakit menular.
BACA JUGA:Deretan Ide Modifikasi Grand Filano Hybrid Ala Anak Muda Kekinian, Makin Kalcer dan Berkarakter
Telemedicine Bisa Perkuat Sistem Rujukan di Negara Kepulauan
Dalam wawancara, ia menegaskan bahwa memperkuat sistem layanan primer tidak cukup hanya dengan membangun fasilitas kesehatan baru, tetapi harus disertai jaringan rujukan yang efektif, terutama untuk daerah kepulauan.
“Kalau jaringan telemedicine terhubung antara kader posyandu dan tenaga kesehatan, kita bisa langsung melihat kondisi anak lewat video call dan tahu kapan harus dibawa ke rumah sakit. Itu lebih penting daripada hanya membangun RS tiga lantai,” jelasnya.
BACA JUGA:Densus 88 Ungkap 110 Anak di 23 Provinsi Terekrut Jaringan Terorisme Lewat Dunia Digital
Aktifkan Posyandu
Ia juga mengakui bahwa kader posyandu di banyak wilayah masih keteteran menjalankan fungsi promotif–preventif.
Karena itu, diperlukan dukungan lintas sektor, termasuk pemerintah daerah, agar pencatatan tumbuh kembang melalui buku KIA berjalan optimal, mulai dari status obat cacing, imunisasi, hingga pemantauan berat badan.
“Posyandu harus dihidupkan lagi. Jangan sampai layanan kesehatan hanya optimal di kota, sementara di daerah tertinggal tetap kekurangan akses,” ujarnya.
Fenomena Speech Delay Meningkat
Dalam sesi yang sama, Ketua IDAI juga menyinggung meningkatnya kasus speech delay pada anak.