bannerdiswayaward

Harusnya Sudah Bisa Bicara, Ketua IDAI Bongkar Fakta Anak-Anak Sekarang Banyak yang Speech Delay

Harusnya Sudah Bisa Bicara, Ketua IDAI Bongkar Fakta Anak-Anak Sekarang Banyak yang Speech Delay

Namun pada kenyataannya, Anak-anak zaman sekarang banyak yang terlambat bicara karena gadget sebagai biang keroknya. --Disway

JAKARTA DISWAY.ID - Bunda, Anak-anak Anda seharusnya sudah bisa bicara kalimat di usia 1-2 tahun. 

Hari Anak Sedunia 2025 menjadi momentum edukasi orangtua untuk mendorong pola asuh yang optimal. 

Namun pada kenyataannya, Anak-anak zaman sekarang banyak yang terlambat bicara karena gadget sebagai biang keroknya. 

Kasus keterlambatan bicara (speech delay) pada anak semakin sering ditemui di Indonesia.

BACA JUGA:Hari Anak Sedunia 2025, 5 Fakta Penting Dunia Belum Penuhi Hak Dasar Anak

DR Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA, Subsp Kardio(K), Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyoroti bahwa masalah ini bukan sekadar persoalan perkembangan bahasa, tetapi berkaitan erat dengan pola asuh, akses layanan kesehatan, serta stimulasi yang tidak optimal sejak dini.

Menurutnya, banyak orang tua belum peka terhadap kebutuhan perkembangan anak. Pola asuh yang seharusnya mengutamakan asah, asih, dan asuh justru sering terabaikan.

BACA JUGA:Orang Tua Damprat Siswi yang Bully Anaknya: Dia Anak Yatim Kamu Ancam Injak-injak Lehernya!

“Sekarang banyak yang speech delay karena stimulasi diserahkan ke gadget atau pengasuh agar anak anteng. Padahal di usia 1–2 tahun mestinya sudah bisa berbicara dalam kalimat sederhana dan mulai bercerita,” ujarnya saat Live Interview bersama Disway di Jakarta. 

Ia menilai, menghentikan paparan gawai secara total dalam periode tertentu dapat membantu pemulihan stimulasi perkembangan.

"Puasa gadget satu sampai dua bulan bagus agar anak mendapatkan seluruh kebutuhan asuh, asih, dan asah secara optimal,” tambahnya.

BACA JUGA:Film '10 Days in Machida' Mulai Produksi: Kolaborasi Jepang-Indonesia Angkat Peran Ayah dalam Kehidupan Anak Perempuan

Akses Layanan Kesehatan Primer Masih Lemah

Selain faktor pengasuhan, persoalan akses layanan kesehatan juga dinilai belum merata, terutama di daerah terpencil.

Masih ditemui kasus campak hingga menyebabkan kematian, serta infeksi cacingan parah yang bisa membuat anak kehilangan berat badan hingga dua kilogram.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads