JAKARTA, DISWAY.ID -- Sepak bola Malaysia tengah memasuki fase paling kelam dalam sejarah modernnya, setelah pemerintah membekukan seluruh anggaran yang dialokasikan untuk Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) akibat skandal naturalisasi tujuh pemain timnas.
Kini sponsor utama Bank Islam secara mengejutkan memutuskan hubungan kerja sama, membuat FAM terjerumus dalam krisis finansial serius.
Menurut laporan media Malaysia, Bank Islam yang selama ini menjadi mitra strategis FAM, secara resmi menghentikan kerja sama mereka.
BACA JUGA:Jordi Cruyff Desak PSSI Tambah Pemain Naturalisasi Perkuat Timnas Indonesia, Fitz Jim Masuk Radar?
BACA JUGA:Thom Haye Semprot Pihak-pihak ‘Sok Tahu’ Gaduh Usai Timnas Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026
Langkah ini diduga merupakan respons terhadap citra buruk federasi yang tercoreng akibat pelanggaran proses naturalisasi yang membuat FIFA turun tangan.
Kabar pecahnya kerja sama ini mulai terendus publik ketika logo Bank Islam tiba-tiba hilang dari papan LED stadion saat laga kualifikasi Piala Asia Malaysia vs Nepal pekan lalu.
Tidak hanya itu, logo perusahaan juga telah dihapus sepenuhnya dari situs resmi FAM.
Ketika dimintai keterangan, pihak Bank Islam enggan berkomentar, namun media lokal mengonfirmasi bahwa keputusan ini diambil untuk melindungi reputasi perusahaan dari dampak negatif skandal FAM.
Para pakar keuangan olahraga Malaysia menilai keluarnya Bank Islam adalah langkah yang tidak bisa dihindari.
BACA JUGA:Agenda Timnas Indonesia 2026 Padat, Panggung Besar Menanti Pelatih Baru Tangani Jay Idzes
Profesor Sayf Ismail dari Universitas Malaya menjelaskan bahwa sebagai perusahaan publik, Bank Islam wajib menjaga integritasnya sesuai standar etika bisnis.
“Mereka tidak bisa mengaitkan identitas perusahaan dengan organisasi yang terbukti melakukan pelanggaran serius,” ujarnya.
Ironisnya, FAM dan Bank Islam baru saja memperpanjang kontrak sponsor dua tahun pada pertengahan 2025.