JAKARTA, DISWAY.ID -- Pemerintah kembali mencatat pencapaian signifikan dalam percepatan digitalisasi ekonomi nasional.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, bahwa penggunaan QRIS kini telah mencapai 58 juta pengguna, angka yang terpaut jauh dibandingkan pemilik kartu kredit yang hanya sekitar 14 juta.
Airlangga menegaskan, peluncuran penggunaan QRIS tersebut membuktikan bahwa program percepatan, dan perluasan digitalisasi daerah telah berjalan efektif serta mendorong ekosistem transaksi digital secara masif.
BACA JUGA: Menkes: 3 Pesawat Kirim Bantuan untuk Korban Banjir Bandang Sumatera
“Hingga semester I, sebanyak 501 pemerintah daerah atau 91,8 persen sudah memiliki ekosistem digital. Ini terlihat dari dominasi QRIS dan e-banking yang mencatat penerimaan pajak dan retribusi mencapai Rp 75,3 triliun,” ujar Airlangga saat menyampaikan Berbagai di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2025 di Grha Bhasvara Icchana, Jumat (28/11).
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga turut menambahkan bahwa hingga periode September 2025 ini, nilai transaksi non-tunai juga telah sukses mencapai Rp 642 triliun, atau meningkat dibandingkan tahun lalu sebesar 20,3 persen.
“Selain itu realisasi pendapatan dan belanjaan non-tunai pemerintah daerah juga meningkat,” ucapnya.
Dengan hasil positif ini, Menko Airlangga juga turut menyatakan keoptimisannya untuk perkembangan transformasi serta implementasi ekonomi digital sebelumnya.
Oleh karena itu, dirinya menambahkan bahwa Pemerintah juga akan terus melakukan berbagai upaya untuk dapat membantu mempercepat perkembangan digitalisasi ekonomi ini.
BACA JUGA: Prabowo di Pertemuan Tahunan BI: Indonesia Makin Optimis di Tengah Gejolak Global
BACA JUGA: Sulit Kontak Keluarga Korban Terdampak Banjir Aceh dan Sumut, Hubungi Nomor Hotline Ini
Salah satunya adalah dengan mendorong perluasan saluran digital termasuk QRIS dan kartu kredit Indonesia.
“Kartu kredit Indonesia ini banyak dipakai oleh pemerintah daerah, kemudian memperluas layanan sinyal terutama di wilayah 3T dengan teknologi serat optik dan orbit bumi rendah,” papar Menko Airlangga.
“Kemudian dilanjutkan dengan penguatan pembangunan daerah dengan tersedianya fungsi sebagai rekening bank khas umum daerah, dan perluasan insentif bagi masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan kebutuhan masyarakat,” sambungnya.