JAKARTA, DISWAY.ID - Banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat bukan hanya merenggut ratusan nyawa, tetapi juga menghentikan aktivitas puluhan kampus dan mengancam masa depan 19 ribu mahasiswa.
Untuk mencegah gelombang putus kuliah massal, pemerintah menggelontorkan dana tanggap darurat sebesar Rp124 miliar yang langsung disalurkan kepada mahasiswa dan dosen terdampak.
Sebagai bentuk kehadiran negara, Kemdiktisaintek telah menyalurkan dukungan tanggap darurat senilai Rp124,3 miliar, yang terbagi dalam tiga program utama:
BACA JUGA:21.911 Dosen, Mahasiswa, dan Civitas Akademika Terdampak Banjir Sumatera, Kampus Rusak
1. Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Tanggap Darurat Bencana–Rp46,5 miliar
Penugasan 28 perguruan tinggi posko di wilayah terdampak dan 10 perguruan tinggi pendukung di luar Sumatera. Fokus pada asesmen kebutuhan, layanan kesehatan, pemulihan lingkungan, sanitasi, psikososial, logistik, serta penyediaan air bersih.
Program dilaksanakan 3–30 Desember 2025 dengan melibatkan dosen, tenaga pendidikan, serta mahasiswa dengan pengawasan dosen pembimbing lapangan.
BACA JUGA:Dari Unand hingga UNP, Kampus di Sumbar Kompak Terjun Korban Bencana Banjir
2. Penggalangan Dana Kemanusiaan–Rp6,8 miliar
Melibatkan seluruh jajaran pegawai, Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti), Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan unit kerja di bawah Kemdiktisaintek.
Donasi terkumpul melalui rekening resmi Diktisaintek Peduli, sesuai arahan Sekretaris Jenderal melalui surat nomor 3224/DST/A/AK.00.07/2025.
3. Bantuan Biaya Hidup Bagi Mahasiswa dan Dosen Terdampak–Rp71 miliar
Menjangkau 15.833 mahasiswa penerima Program Indonesia Pintar (PIP), 3.100 mahasiswa ADik, dan 554 dosen terdampak. Nominal bantuan mahasiswa sebesar Rp1.250.000 per bulan (tiga bulan). Bantuan dosen sebesar Rp4.500.000 per bulan (dua bulan).
Seluruh bantuan disalurkan langsung ke rekening penerima dengan optimalisasi pencairan per 5 Desember 2025.
Perguruan tinggi posko di Aceh, Sumut, dan Sumbar menjalankan fungsi Pemetaan kebutuhan mendesak, distribusi logistik, layanan kesehatan dan psikososial, penyediaan prasarana (perahu karet, generator, alat penyedot air dan lumpur, alat penyaring dan pengolahan air bersih), mobilisasi relawan mahasiswa, serta koordinasi dengan BNPB, pemerintah daerah, dan TNI/Polri.
"Kami ucapkan terima kasih atas gerak cepat perguruan tinggi dalam merespon kebutuhan masyarakat sehingga bantuan dapat disalurkan dengan cepat dan tepat.", ungkap Menteri Brian Yuliarto.