Perlu diketahui dalam video yang beredar, manajer timnas Indonesia itu menyampaikan bahwa kekalahan dari Filipina menjadi pelajaran besar soal bagaimana ia harus mendekati pemain.
Ia mengaku mulai mengambil prinsip dari Shin Tae-yong bahwa tekanan bukan musuh tetapi bagian dari proses menempa mental.
"Saya nyontoh apa yang dilakukan Shin Tae-yong seperti itu. Maka saya kemarin saya pikir saya agak kendor dikit nih supaya anak-anak juga bisa rileks. Oh, tetap enggak bisa. Ternyata memang tekanan itu penting sekali," ucap Sumardji.
Dengan posisi Indonesia U-22 yang sedang berada di ujung tanduk jelang laga erakhir kontra Myanmar, pendekatan itu terasa relevan.
Laga tersebut menjadi partai hidup mati yang harus dimenangi dengan selisih gol besar demi menjaga peluang menuju semifinal.
Sumardji memahami kekecewaan publik namun menegaskan bahwa perjuangan belum selesai.
Dalam wawancara eksklusif, ia menyampaikan bahwa tim pelatih dan pemain sudah sepakat berjuang habis-habisan untuk menjaga kehormatan Indonesia.
BACA JUGA:Gerak Cepat Karyawan Garuda Indonesia, 7 Ton Bantuan Terbang ke Daerah Banjir di Sumatera
Ia menjelaskan bahwa dukungan dari suporter akan menjadi energi tambahan yang signifikan baik dari stadion maupun dari Tanah Air.
Kepada masyarakat ia menyampaikan bahwa kritik diterima sebagai dorongan. Namun fokus utama tetap memaksimalkan laga terakhir.
Ia menjelaskan bahwa BTN kini memprioritaskan pemulihan mental pemain agar tidak terbebani hasil grup lain.
Sumardji juga menekankan pentingnya peran seluruh staf bahkan maseor dalam menjaga mood dan motivasi pemain.
Menurutnya mental adalah kunci dan setelah itu barulah tim bisa tancap gas untuk bangkit.