Ada momen-momen dalam hidup yang bikin semua ambisi terasa luruh digantikan pelukan orang tua yang seolah berkata, "Nangis pun enggak apa-apa, kamu sudah berjuang."
Dan malam itu Dion Markx merasakannya. Sepertimana diketahui bek muda berusia 20 tahun itu menjadi salah satu pemain Timnas Indonesia U-22 yang paling terpukul setelah kekalahan 0-1 dari Filipina pada match day kedua grup C SEA Games 2025 di Chiangmai.
Ekspresinya tak bisa menyembunyikan kekecewaan. Ia duduk lama di lorong depan ruang ganti seperti mencoba memahami bagaimana semuanya bisa berjalan begitu berat.
BACA JUGA:Diaspora Tumpul, Strategi Kabur! Inilah Penyebab Timnas Indonesia U-22 Tumbang dari Filipina
Meski turun sebagai startar, ia ditarik keluar pada menit ke-58 oleh pelatih Indra Safri dan rasa bersalah itu seperti menempel di pundaknya.
Yang membuat momen ini semakin emosional adalah kehadiran kedua orang tuanya, Frits dan Richarda yang untuk pertama kalinya menyaksikan langsung penampilan Dion bersama Timnas Indonesia U-22.
Mereka terbang jauh dari Belanda ke Thailand hanya untuk memberi dukungan.
Usai pertandingan, keduanya memeluk Dion Markx dengan hangat. Pelukan yang terasa seperti tempat pulang setelah hari paling berat.
Ayahnya bahkan sempat merapikan kerah bajunya sambil memberi semangat agar ia tidak larut dalam kecewa.
Sementara itu, posisi Timnas Indonesia U-22 berada di ujung tanduk.
Garuda muda harus menang atas Myanmar untuk menjaga peluang ke semifinal sambil berharap hasil grup B khususnya laga Vietnam versus Malaysia berpihak pada mereka.
Namun bagi Dion Markx malam itu satu hal jelas kekalahan terasa lebih ringan saat dibagi dengan keluarga.
BACA JUGA:1 Kesalahan Fatal Berujung Kekalahan Timnas Indonesia U-22 dari Filipina di SEA Games 2025
Sumardji Tularkan Mentalitas Shin Tae-yong Demi Bangkitkan Skuad Garuda Muda
Dalam masa-masa Genting, sebuah tim butuh sosok yang bukan hanya memberi instruksi tapi juga membangkitkan mental.
Dan di tengah tekanan SEA Games 2025, Sumardji muncul sebagai figur yang mencoba menghidupkan kembali spirit Garuda Muda dengan pendekatan ala Era Shin Tae-yong.