Program MBG Bisa Jadi Instrumen Pengendali Harga
Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) bidang Komunikasi Publik dan Investigasi Nanik Sudaryati Deyang meminta para Ahli Gizi di setiap Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) harus kreatif dalam menyusun menu Makan Bergizi Gratis (MBG)-Dok.BGN-
JEMBER, DISWAY.ID -- Para Ahli Gizi di setiap Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) harus kreatif dalam menyusun menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Selain harus sesuai dengan kandungan gizi, Ahli Gizi juga perlu memahami harga bahan baku pangan, sehingga dapat memilih bahan baku pangan yang bagus dengan harga terjangkau.
Dengan pemahaman ini, program MBG bisa menjadi instrumen pengendali harga bahan baku pangan di tengah masyarakat.
BACA JUGA:BGN Kaji Peluang Pemanfaatan Limbah Sisa Makanan Program MBG Menjadi Uang
BACA JUGA:Dari SEVENTEEN sampai D6: Kisruh Konser K-Pop Dorong BPKN Siapkan Aturan Baru
Karena itu, Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) bidang Komunikasi Publik dan Investigasi, Nanik Sudaryati Deyang meminta agar para Ahli Gizi yang bertugas di dapur-dapur MBG untuk tidak hanya sekadar textbook minded, yakni hanya memakai bahan baku pangan yang itu-itu saja, dan sekadar mencontoh dari buku-buku acuan, sementara saat itu justru terjadi kelangkaan bahan baku.
“Pemakaian terbesar adalah pakcoy, wortel, buncis, kacang, kemudian selada, timun kadang-kadang. Nah kalau anda hanya di situ mengukurnya, hanya text book saja, maka akan terjadi kelangkaan produk-produk tadi dan harganya akan melejit,” kata Nanik dalam pengarahannya di acara Sosialisasi dan Penguatan Tata Kelola MBG serta Pengawasan dan Pemantauan SPPG di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu, 14 Desember 2025.
Ketua Pelaksana Harian Tim Koordinasi Kementerian/Lembaga untuk Pelaksanaan Program MBG itu meminta para Ahli Gizi menghitung kandungan gizi bahan baku pangan apa saja yang mirip dengan bahan baku pangan di buku acuan.
BACA JUGA:Prabowo: Korupsi Selalu Menyengsarakan Rakyat, Pejabat yang Tak Setia Silahkan Mundur
BACA JUGA:Menkeu: Dana Otsus Papua 2026 Turun Jadi Rp10 Triliun
Jangan sampai mereka menyusun menu yang itu-itu saja. Sebab, pemakaian terus-menerus dalam jumlah banyak bisa memicu lonjakan harga.
Padahal dengan Program MBG, seharusnya nasib petani bisa tertolong.
“Saat harga kentang turun, petani Wonosobo nangis, petani di Bandung itu nagis, Saya minta ke Pak Sony (Waka BGN Sony Sonjaya), instruksikan seluruh Ka SPPG menggunakan kentang. Pernah kan? Nah, akhirnya harga kentang bisa naik. Sebaliknya kalau anda lihat harga di pasar sudah tinggi, tinggalkan. Pakai produk yang lain, supaya harga itu tidak terus tinggi,” kata Nanik.
Menurut Nanik salah satu misi dari Program MBG adalah mengendalikan harga bahan baku pangan di pasaran.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: