JAKARTA, DISWAY.ID — Sekretaris Dirjen Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan PLK, Muhammad Hasbi, menegaskan pentingnya peningkatan peran perempuan dalam sektor teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI).
Pernyataan tersebut disampaikan saat membuka Graduation & Demo Day Perempuan Inovasi 2025 di Jakarta, Rabu (10/12).
Di awal sambutan, Hasbi mengajak seluruh peserta mendoakan masyarakat Sumatra yang terdampak bencana.
BACA JUGA:Benahi Sistem Aduan dan TPPK, Wamendikdasmen Dorong Gerakan 'Rukun Sesama Teman'
Ia kemudian menyampaikan apresiasi kepada 40 peserta Perempuan Inovasi 2025, termasuk empat peserta jalur vokasi, yang telah menyelesaikan program intensif selama empat bulan.
“Kami sangat mengapresiasi seluruh peserta yang menunjukkan komitmen luar biasa. Program ini membuktikan bahwa perempuan Indonesia mampu menjadi penggerak inovasi teknologi,” ujar Hasbi.
Hasbi menegaskan bahwa era kecerdasan buatan menuntut perempuan tidak hanya sebagai pengguna teknologi, tetapi juga sebagai kreator, inovator, dan pemimpin di sektor tersebut.
Untuk menjawab tantangan itu, Ditjen Vokasi memperkuat ekosistem pembelajaran dengan tiga strategi utama:
-
Integrasi literasi digital dan AI ke dalam kurikulum agar peserta didik memahami dasar dan etika penggunaan teknologi.
-
Project-based learning untuk melatih penyelesaian persoalan nyata melalui inovasi digital.
-
Kolaborasi erat dengan industri guna memastikan keterampilan yang diajarkan sesuai kebutuhan pasar tenaga kerja.
BACA JUGA:Pakai Kapal Perang, PMI Riau Kirim Bantuan untuk Bencana Aceh
Program Perempuan Inovasi disebut Hasbi sebagai percontohan kolaborasi lintas sektor yang berhasil membuka peluang bagi perempuan untuk berkembang sebagai talenta teknologi masa depan.
Ia mendorong para lulusan untuk terus belajar, percaya diri, dan menghadirkan dampak sosial melalui teknologi.
Menutup sambutannya, Hasbi mengajak seluruh pemangku kepentingan memperkuat kolaborasi menuju 2026.