JAKARTA, DISWAY.ID - Polda Metro Jaya menerjunkan tim psikologi untuk memberikan pendampingan kepada para siswa SDN 01 Kalibaru, Jakarta Utara, pasca insiden kecelakaan yang menimpa sejumlah murid di sekitar lingkungan sekolah.
Seperti diketahui, sejumlah siswa mengalami luka-luka usai ditabrak mobil pengantar Makan Bergizi Gratis (MBG).
Langkah cepat ini dilakukan untuk membantu para siswa dan keluarga korban mengatasi reaksi trauma yang muncul akibat peristiwa tersebut.
Tim Psikologi Biro SDM Polda Metro Jaya bekerja sama dengan Ikatan Psikologi Klinis (IPK) HIMPSI Jakarta memberikan Psychological First Aid (PFA) guna meredakan kepanikan, menenangkan kondisi emosional anak-anak dan membantu mereka kembali merasa aman.
BACA JUGA:Strategi SPPG Meruya Utara II Cegah Kejadian Luar Biasa pada MBG, Penyortiran Bahan Baku yang Ketat
Pendampingan dilakukan tidak hanya kepada para siswa, tetapi juga kepada saksi dan keluarga yang turut terdampak secara psikologis.
Sebanyak 10 personel psikolog dan konselor Polda Metro Jaya diturunkan, didukung 5 psikolog IPK HIMPSI Jakarta.
Mereka memberikan layanan berupa dukungan emosional, observasi awal terhadap anak-anak yang membutuhkan penanganan lebih lanjut, hingga pendampingan khusus kepada keluarga korban.
BACA JUGA:Nanik S Deyang: Mitra dan Yayasan Harus Peduli Membantu Sekolah Penerima Manfaat MBG
Seluruh proses dilakukan dengan pendekatan ramah anak serta suasana yang dibuat setenang mungkin.
Kabag Psikologi Biro SDM Polda Metro Jaya, AKBP IBG Adi Putra Yadnya mengatakan bahwa pemantauan kondisi psikologis para siswa akan terus dilakukan.
"Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak sekolah jika diperlukan. Dukungan psikologis kami pastikan optimal agar siswa dan keluarga bisa melewati masa pemulihan dengan lebih tenang," katanya kepada awak media, Jumat 12 Desember 2025.
BACA JUGA:Dadan Hindayana Duga Sopir Mobil MBG yang Tabrak Siswa SDN 01 Kalibaru Akibat Panik
Polda Metro Jaya juga menyampaikan komitmennya untuk memberikan layanan psikososial secara berkelanjutan, terutama bagi anak-anak yang termasuk kelompok rentan dan berisiko mengalami dampak jangka panjang akibat kejadian traumatis.
Pendampingan ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan emosional siswa, mengembalikan rasa aman, serta mendukung kelancaran kegiatan belajar seperti semula.