James Riady Puji Arah Ekonomi Presiden Prabowo, Infrastruktur dan Hilirisasi Jadi Penentu 2026

Jumat 12-12-2025,23:22 WIB
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Editor : Marieska Harya Virdhani

“Jika 2025 adalah tahun penyesuaian dan transisi, maka 2026 bisa menjadi tahun antisipasi  dan tahun keberanian,” pungkas James. 

BACA JUGA:Meikarta, Megaproyek Lippo Grup untuk Ibu James Riady dan Jakarta yang Kini Didemo Konsumen

Tantangan Global

Dunia menjelang akhir 2025 menampilkan wajah yang sulit dan tidak menentu. Di saat menjelang tutup tahun, dunia berada dalam kondisi yang sangat rapuh.

Secara geopolitik, kata James, dunia  memasuki era yang paling tidak terduga dalam beberapa dekade. Ada tiga indikasi, yakni  kompetisi negara besar semakin tajam. Aliansi global yang bergeser, dan onflik yang sebelumnya regional kini berpotensi meluas.

Lembaga-lembaga dunia — IMF, World Bank, ECB, OECD — menggambarkan ekonomi global sebagai melambat, terfragmentasi, dan sedang mengalami transformasi besar.

BACA JUGA:Konsisten Dorong Ekonomi Kerakyatan, BRI Raih Penghargaan Anugerah Penggerak Sektor Keuangan atas Inisiatif Holding Ultra Mikro

Ada empat indikasi, yakni perdagangan dunia yang melemah, rantai pasok yang direstrukturisasi demi keamanan, bukan lagi sekadar efisiensi, utang publik di banyak negara berada pada titik tertinggi, dan perlombaan teknologi bergerak lebih cepat daripada kemampuan regulasi yang terseok-seok  mengikutinya.

“Secara finansial, kerentanan baru muncul,” ujar James.

Ia mengimbau para pelaku bisnis untuk menyambut ketidakpastian dengan persiapan.

"Semua pihak perlu menggemakan narasi ketangguhan Indonesia, bukan narasi  kemunduran," katanya. 

 

 

Kategori :