ACEH, DISWAY.ID --Pak Husin, pria paruh baya yang menderita asma, harus berjalan tertatih di atas tumpukan kayu dan lumpur tebal akibat banjir bandang sebelum akhirnya dibantu oleh Tim Respons Darurat Kesehatan (RDK) Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa.
Kondisinya melemah, tensinya rendah, dan infus menempel di tangannya.
Pria paruh baya itu lirih tertatih berjalan pelan di atas tumpukan kayu-kayu besar sisa puing banjir bandang.
BACA JUGA:Perkuat Industri Furniture dan Elektronik, Kadin Indonesia Dorong Pemberian Insentif
Setelah itu, ia harus menyusuri jalur di antara lumpur.
Tebal, licin, warnanya coklat pekat.
Sekitar 15 menit waktu yang ditempuh dalam upaya menuju bibir sungai dari area pengungsian Desa Sekumur, Kecamatan Sekerak, Kabupaten Aceh Tamiang.
Belum selesai di situ, bersama kedua anaknya dan didampingi oleh Tim Respons Darurat Kesehatan (RDK) Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa.
Mereka masih harus menyusuri Sungai Tamiang selama tiga jam menggunakan perahu kayu getek untuk sampai di Kuala Simpang.
Sore itu, Jumat, 16 Desember 2025, Tim RDK LKC merujuk penyintas banjir bandang tersebut menuju RSUD Aceh Tamiang untuk mendapatkan perawatan khusus bagi Pak Husin.
Sebab, Puskesmas di Desa Sekumur telah rusak diterjang banjir bandang.
BACA JUGA:HUT Ketujuh, PHR Teguhkan Semangat Satu Tujuan Satu Energi dan Perkuat Ketangguhan Perusahaan
BACA JUGA:KY Tegaskan Komitmen Perkuat Independensi dan Mutu Peradilan
“Beliau sakit asma dan kian memburuk, tensinya juga sudah sangat rendah. Sudah beberapa hari ini kondisi fisiknya melemah di pengungsian. Setelah melakukan pemeriksaan di Pos Medis Dompet Dhuafa yang siaga di pengungsian Desa Sekumur, hasilnya beliau sudah harus dirujuk ke RS,” jelas Wahidin, Tim Medis yang baru saja bergabung bersama RDK LKC Dompet Dhuafa.