Beberapa SPPG dari kota-kota lain pun mulai menghubunginya.
“Saya sedang mempersiapkan lahan hidroponik untuk produksi pakcoy,” ujarnya.
BACA JUGA:Sempat Melarikan Diri dari OTT, Jaksa Kejari HSU Akhirnya Ditahan KPK
BACA JUGA:IDAI: Ada 13 Kasus Stunting pada Balita Korban Banjir, Paling Tinggi di Aceh
Penambahan permintaan sayur dari kebun hidroponiknya sangat disyukuri Aditya. Sebab, saat ini dia bisa mempekerjakan kawan-kawan seusianya.
Apalagi kebun hidroponik baru yang sedang disiapkannya juga membutuhkan tenaga kerja tersendiri.
“Untuk pemeliharaan dan pemanenan, sekarang ini ada dua orang yang bekerja di kebun,” ujar petani milenial itu.
Karena itu, Aditya pun berjanji untuk tetap menjaga kualitas produk sayuran segarnya.
Sebab, dengan keuntungan yang didapatkannya saat ini saja, dia merasa sudah sangat beruntung.
BACA JUGA:Kemenkes Larang Susu Formula di Lokasi Bencana, IDAI Serukan Donor ASI demi Selamatkan Nyawa Bayi
BACA JUGA:KPK Akui Masih Butuh Polisi untuk Penugasan di Tengah Putusan MK yang Melarang
Dia berharap, dengan patokan harga yang pasti, konsumen akan tetap memilih sayur sehat darinya.
“Kalaupun terjadi kenaikan harga, sampai saat ini saya tetap mematok harga sayuran saya 20 ribu per kilogram,” ujarnya