Menurut Taufik, industri petrokimia kini telah menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Dalam konteks ini, kerja sama antara KPI dan Polytama turut memberikan multiplier effect, mulai dari penguatan industri manufaktur, penghematan devisa melalui substitusi impor, penciptaan lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi daerah khususnya Jawa Barat.
Tak hanya itu, lanjut Taufik, kerja sama ini juga menegaskan komitmen KPI terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). “Inovasi produk Polytama melalui merek Masplene, pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, serta capaian PROPER EMAS yang konsisten, menunjukkan bahwa industri petrokimia Indonesia mampu tumbuh secara kompetitif sekaligus bertanggung jawab terhadap lingkungan,” tutur Taufik.
BACA JUGA:Pertamina Bergerak Cepat Bersama Danantara, Kirim Energi dan Bantuan Kemanusiaan ke Aceh Tamiang
KPI juga terus mendorong inovasi berkelanjutan, termasuk pengembangan produk bernilai tambah tinggi, efisiensi energi, dan dukungan terhadap transisi menuju industri hijau nasional.
Kolaborasi ini diharapkan menjadi platform strategis untuk mempercepat transformasi sektor energi dan petrokimia Indonesia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
“Ke depan, kami memandang kolaborasi KPI dan Polytama sebagai platform untuk inovasi berkelanjutan, termasuk pengembangan produk bernilai tambah tinggi, efisiensi energi, dan dukungan terhadap transisi industri hijau nasional,” pungkas Taufik.
Penandatanganan pembaruan perjanjian ini dilaksanakan di Jakarta pada Senin (29/12) dan dihadiri oleh jajaran Direksi KPI, Polytama, TubanPetro, serta konsumen atau klien dari Polytama.