MOSKOW, DISWAY.ID - Vladimir Putin memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk siaga tinggi.
Sejalan dengan perintah itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, bahwa pasukan rudal nuklirnya dan armada Utara dan Pasifik telah ditempatkan pada tugas tempur yang ditingkatkan.
Kebijakan keamanan Rusia menyatakan, bahwa negara itu hanya akan menggunakan senjata nuklir jika keberadaannya terancam.
Juru bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tidak ada alasan lain yang ditegaskan dalam aturan penggunaan senjata tersebut.
BACA JUGA:Tentara Rusia Dituding Incar Wanita Ukraina, Dirudapaksa Berjam-jam
"Jadi kalau itu ancaman eksistensial bagi negara kita, maka itu (arsenal nuklir) bisa digunakan sesuai dengan konsep kita,” ujar Peskov.
Peskov membuat komentar dalam sebuah wawancara berbahasa Inggris ketika ditanya apakah yakin Presiden Vladimir Putin tidak akan menggunakan senjata nuklir.
"Tidak ada alasan lain yang disebutkan dalam teks itu," ujar Peskov.
Perang masih terus berjalan selama hampir empat minggu setelah Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina pada Februari lalu.
BACA JUGA:Gawat! Rusia Ancam Putus Hubungan dengan AS, Bisa Jadi Perang Besar Nih!
Hubungan dengan AS memanas
Rusia memanggil duta besar AS untuk menyerahkan "catatan protes" atas pernyataan Presiden AS Joe Biden terkait invasi Rusia ke Ukraina.
Kementerian luar negeri Rusia telah memperingatkan bahwa hubungan antara kedua negara dapat sepenuhnya terganggu karena pernyataan Biden dan tindakan AS terhadap konflik bersenjata di Ukraina.
"Ditekankan bahwa pernyataan presiden Amerika, yang tidak selayaknya diucapkan seorang negarawan, berpotensi membuat hubungan Rusia-Amerika berakhir," ujar pernyataan Kemenlu Rusia, dikutip dari The Hill, Rabu, 23 Maret 2022.
"Aksi-aksi bermusuhan terhadap Rusia akan mendapat balasan cepat dan tegas," sambungnya.