Saya sudah tiba di Liverpool Jumat siang. Siapa tahu Sadio Mane khotbah Jumat. Di masjid terbesar Liverpool --Al Rahman.
Tapi saya tiba di masjid agak telat. Langsung dari Irlandia Utara. Mendarat di Bandara John Lennon. Musikus itu memang kelahiran Liverpool. Di kota ini pula ia membangun grup The Beatles.
Tiba di masjid, lantai 1 sudah penuh. Naik ke lantai 2. Penuh. Ke lantai 3. Penuh juga.
Khotbah Jumat sudah dimulai. Bukan suara Sadio Mane. Saya kembali ke halaman. Sudah banyak yang menggelar karpet di halaman samping.
Matahari bersinar terik. Tapi udara sejuk. Di bawah sinar terik pun masih harus pakai jaket.
Kebetulan saya baru membeli jaket Liverpool. Dengan jaket itu saya ikut berpanas di halaman. Halaman ini akhirnya penuh juga.
Jaket baru itu...
Khotbahnya terdengar dari halaman. Ada pengeras suara. Yang dipasang di luar masjid. Baru sekali ini saya melihat --di dunia Barat. Masjid boleh pasang pengeras suara di luar. Yang suara khotbah dan azan ya terdengar nyaring di perumahan sebelah.
Saya ikut duduk bersila di atas karpet di halaman itu. Saya tidak berani ganggu kanan-kiri saya --bisa mengganggu keseriusan mereka mendengarkan khotbah. Yang hari itu topiknya mengenai LGBT.
Padahal saya ingin sekali bertanya: apakah Sadio Mane sudah datang? Apakah M. Salah juga salat Jumat di masjid ini?
Mungkin Mane sudah di dalam. Di lantai 1. Di barisan depan. Saya kembali melongok ke dalam masjid. Siapa tahu bisa melihat kepala Mane. Yang rambutnya khas itu --diwarnai kuning membentuk garis.
Saya memotret sesapuan. Tidak ada kepala Mane di foto itu.
Lalu saya balik bersama 'jamaah telat' di halaman.
Saya pun tidak kecewa. Ini kan salat Jumat. Bukan temu fans sepak bola Inggris.
Masjid inilah yang bikin heboh tahun lalu. Ketika tersiar video Mane. Yang lagi bersih-bersih toilet masjid. Juga ngepel. Tepatnya, ngepel tempat berwudu.
Hari itu pertandingan sepak bola baru selesai. Liverpool lawan ups, saya lupa. Usai bertanding penyerang produktif Liverpool itu ke masjid. Ngepel toilet.
Mane memang muslim. Ayahnya imam masjid. Di Senegal sana.
Mane juga mengaku rajin salat lima waktu. Menyisihkan sebagian gajinya untuk membangun masjid di negaranya. Berikut madrasah di sampingnya.
Selesai salat saya tidak bergegas pergi. Saya perhatikan jemaah yang keluar masjid. Satu persatu. Tidak ada Mane.
Ternyata banyak sekali masjid di Liverpool. Mungkin Mane di tempat lain. Atau entah di mana.
"Saya tidak bisa membayangkan. Kalau saja Mane --atau Salah-- ke masjid ini," ujar anak muda ini. "Semua bisa minta foto. Sangat terganggu," tambahnya.
Anak muda ini selalu Jumatan di masjid ini. Asalnya Yaman. Baru selesai kuliah di Liverpool. Ambil jurusan transportasi dan logistik. Ia tunjukkan foto wisudanya di layar HP-nya.
Saya akan ke masjid lain. Besoknya. Atau lusanya. Saya masih tiga hari lagi di Liverpool.
Yang sehari khusus untuk nonton sepak bola - -Liverpool lawan Newcastle.
Besoknya, jam 8 pagi, saya sudah siap ke stadion.
Terlalu pagi sebenarnya. Pertandingan baru mulai jam 12.30.
Tapi saya sudah siap. Sudah pakai jersey Liverpool.
Begitu tiba di lobi hotel ternyata sudah ada juga yang pakai seragam Liverpool. Sudah lebih dulu siap berangkat. Ia dari Texas, Amerika.
Ia naik taksi. Taksinya sudah siap di depan lobi. Berarti jam 9 sudah akan tiba di stadion.
Saya akan naik bus kota saja. Murah. Sekali jalan Rp 60 ribu.
Begitu taksi itu berangkat, saya pun ke terminal bus kota. Saya da da orang Texas itu. Saya jalan kaki ke terminal. Kira-kira akan setengah jam. Menurut Google.
Tapi jalanannya asyik. Melewati dermaga kapal pesiar. Kapalnya delapan tingkat.
Saya terus menyusuri Teluk Liverpool. Menuju pusat kota. Terminalnya di dekat Liverpool One --pusat perbelanjaan dan jalan-jalan.
Saya sudah tahu tempat bus jurusan stadion itu: Gate no 4. Sudah sembilan orang di gate itu. Empat orang dari Hongkong. Ada yang dari Jepang. Sisanya orang setempat.
Kali ini saya tidak akan gagal lagi. Saya sudah punya tiket masuk.
Waktu di London saya cari-cari di online. Tapi ada pertanyaan yang saya tidak bisa jawab: tinggal di mana? Alamatnya apa?
Saya lagi nomaden. Hampir tiap hari pindah kota.
Akhirnya saya minta tolong petugas hotel. Langsung dapat tiket itu. Tinggal satu. Harganya Rp 6 juta.
maturmuwun abah, melalui tulisan ini saya bisa merasakan perjuangan nonton Liverpool di Anfield
semoga suatu hari nanti saya bisa ke sana juga abah
aammiinn
mengapa harus liverpool?
apakah ada kaitannya adenan liver?
entahlah...mungkin sya tidak membaca coretan abah mengenai kecintaannya dengan liverpool
hehehe
https://m.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d-2308344/dahlan-iskan-saya-ngefans-liverpool-karena-mereka-gentlemen
Sekarang. D tambah lagi dg karakter2 spt yg d ceritakan d atas.
kalau di negara barat, sudah mulai di boleh kan, kalau di negara kita, sudah mulai "dilarang" pemasangannya
Di Inggris mungkin dibolehkan speaker di luar masjid. Tapi di Jepang speaker di luar masjid dilarang karena dianggap mengganggu ketertiban. Pernah masjid di Jepang ditegur sama polisi karena ada warga yang mengadu terlalu keras suaranya.
jujur saja, "toa" di masjid2/surau2/langgar2 kita ini memang sdh saat nya di tertibkanlah. skrng itu semua masang speaker,kdng lbh dari satu, suara di stel full, dlm satu rw masjid bisa dari satu, pas adzan tidak sama, shg saling sahut menyahut..itu sich oklah, yg mnjd mslh sering bkn untuk adzan, diputer sblm dan sesudah sholat subuh....
Setan akan lari terbirit birit ketika adzan dikumandangkan
Wuiih tiket 6 juta Rek,,,
Jelas prasmanan lumpia iki
Hhewhhewhew
° Salam Damai Sejahtera.
smg Pak DI sehat selalu.
° seperti biasa akan sy twitkan, meskipun hanya pernah ada 1 akun yg ngelike & belum ada yg retwit.
(mungkin -- beda selera)
Tulisan Bapak ini akan sy pakai sbg pengantar."Khotbahnya terdengar dari halaman.
Ada pengeras suara.
Yang dipasang di luar masjid.
Baru sekali ini saya melihat -- di dunia Barat.
Masjid boleh pasang pengeras suara di luar. Yang suara khotbah dan azan ya terdengar nyaring di perumahan sebelah".
Dari tulisan pak DI semakin nambah wawasan ttg negeri quin elisazabeth itu ...termasuk toleransinya, jangan lupa oleh" nya pak DI, bonus dari tiket 6 juta.....hehehe.....
Serasa ada di dalam kota liverpool...jelas lengkap.semoga di beri kesehatan Abah..demi tim kesayangan apapun rela di korbankan.semoga di lain hari ketemu dengan Mane.
Ya sudah.
Nasib.
hanya bisa membaca dan berimajinasi tentang Liverpool saat ini. Jaketnya keren abah, khas jurgan Kloop yang jenius.
Mane, salah, dan Keita tetap setia gak bakal pindah kota. Hhh
Terima kasih abah..
Wah, padahal saya juga punya impian ke Anfield bersama anak saya Bah, tapi belum kesampaian, bagi saya Liverpool & Anfield adalah tempat ke 4 diluar negeri setelah Mekkah Medinah & Palestine yg sangat ingin saya singgahi #YNWA
Lagi nomaden,tapi di UK,berati hari ini perjalanannya lanjut kemana lagi pak?,sudahkah bapak buat foto menyeberang jalan ala The Beatles yg terkenal itu?
Tua Berkualitas...
Jarang2 sosialita gaek seperti pak dahlan......
Salute....
Thanks buat bagi bagi pengalaman dan sekelumit cerita buat kami yang hanya bisa emmbaca mendengar dan melihat dan merasakan pengalaman bapak.... :)
Enaknya bisa jala2 ke inggris.. pengen ke chelsea.. pngen ke liat pertadingan chelsea disna.. hihi. Tpi utk smentara berimajinasi dulu ttng inggris dri tulisan Abah... hehe
Dari beberapa artikel yg saya baca, Islam mmg berkembang pesat di Inggris..ini di lengkapi langsung dengan tulisan Abah.
Bah.. please, itu 6jt biaya hidup keluarga saya sebulan hehehe...
Semoga makin berkah hidup dan rejeki anda Abah. Dan semoga Alloh memberikan keberkahan hidup dan rizqi pd saya spt yg telah Alloh berikan pd panjenengan
Tulisan tentang bola, tentang Liverpool yang lagi ganas2 nya, tentang Mane yang keren tapi juga muslim yang taat. Pasti disuka pembaca yang rata2 suka bola ..keren mbah bos..
Ibadah Jum'at nya tidak khusuk. Naik turun mencari tempat. Kembali ke halaman menggelar karpet (sajadah?) Duduk di bawah sinar matahari yang sejuk. Masuk lagi memotret jama'ah, sekedar mencari sang idola. Bingung saya.
Enake nyeruput teh krampul.
Mane merumput di Liverpool.
YNWA sejak Rush, Barnes, Beardsley, Grobbelar, dkk. Jaket Liverpool... Hihi...
da da --- mungkin: da-da, dada?Nuwun
terbayar lunas....... meski Sadio Mane tdk hatrik,tp Abah melihat Trio Firmansah berpelukan mendapat 3 poin penting dan tiba2 menjadi "fans" Norwich.. hihihi
#YNWA
"Saya perhatikan jemaah yang keluar masjid. Satu persatu. Tidak ada Mane."
satu persatu --> satu per satu
- satu persatu = satu bagi satu (contoh lainnya: satu perdua, tiga perempat, dan dua perlima)
- satu per satu = satu demi satu/satu-satu
Ngapunten....
Sadio (di)Mane?
Tulisan Abah semakin inspiratif. Yang setuju si yang pernah jadi sesuatu itu mengunggah artikel menjadi dua kali dalam sehari sila reply komen ini
Adalah lebih sopan pakai nama yang benar daripada congormu njeplak. Perbendaharaan perkataanmu menunjukkan kepribadianmu.
Anak-anak main Instagram saja, disini harus lebih sopan, isin sama yg baca lebih berumur, tepo slirone mas
Terima kasih atas saran anda semua. Nickname ini ada sejarahnya.
Saya senang dengan nickname itu. Dan tidak akan saya ganti sampai saat ini. Salam congormu njemplak.
Komentar: 115
Silahkan login untuk berkomentar