Menanti Kurban

Menanti Kurban

--

Bukan sapi

Bukan domba

Bukan harta

Bukan benda

Bukan jiwa

Bukan raga

Ada kurban besar setelah Iduladha yang kita nanti

Yang tidak satu pemimpin pun mau melakukannya

Daging sapi ada di mana-mana

Daging domba banyak yang menghindarinya

Jiwa sudah banyak melayang

Raga tiada guna

Satu kurban besar yang dinanti semua orang di negeri ini

Sapi dan domba untuk iman pribadi

Kurban besar satu ini untuk kebaikan seluruh negeri

Kurbannya bukan sapi domba

Kurban itu politik partai

Pilar demokrasi yang dirinya sendiri anti demokrasi

Sumber kepemimpinan negeri yang justu anti meritokrasi

Berjuta sapi dan domba disembelih di hari ini

Satu kurban lagi dinanti.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 6 Juni 2025: Rambut Identik

Achmad Faisol

tentang negara timur tengah, masjid di tempat saya pernah mendatangkan mahasiswa palestina yang sedang kuliah kedokteran di I

indonesia... karena hafidz dan wawasan keislaman kuat, disebut syaikh oleh takmir masjid...

ketika ditanya tentang kok negara-negara di timur tengah sepertinya kurang niat membantu, beliau bilang, "kami pun di palestina juga bertanya hal yang sama..."

Achmad Faisol

@koh liam, pemerintah indonesia sejak dulu mendukung kemerdekaan palestina bukan didasari oleh agama, tetapi karena zionis dikategorikan penjajah... maka, bagaimana cara membantu kemerdekaan dan lepas dari penjajah...? kita pernah dijajah dan dibantu oleh banyak negara... ternyata, di level negara bantuan bersifat diplomasi dan kemanusiaan... sekali lagi zionis israel itu penjajah, bukan sekadar teroris...

djokoLodang

-o--

AMROZI MASIKU

     ... Salut. Polisi berhasil melacak dan menangkap Amrozi --tokoh utama bom Bali-- hanya berawal dari kerangka mobil L300 yang dipakai mengankut bom, dan ikut terbakar.

Nomor mesin dan nomor rangka sudah dihapus. Namun, masih ada jejak yang tertinggal. Nomor Kir.

Berbekal nomor kir itu, terlacaklah jejak Amrozi. ...

*) Hebat, bukan? Kepolisian kita.

Tapiii, itu duluuu.

Sekarang, belakangan ini, melacak jejak Harun Masiku kok tidak bisa, ya?

--koJo.-

Achmad Faisol

@wilwa,

itu sudah dijawab gus mus (kh. mustofa bisri):

saya adalah orang indonesia yang beragama islam, bukan orang islam yang berwarga negara indonesia...

itu juga sudah dijawab oleh mbah wahhab dengan slogan terkenal, " hubbul wathon minal iman; cinta tanah air termasuk bagian dari iman..."

jika ada yang masih seperti yang sampean katakan, saya justru bertanya, "mereka belajar di mana...?"

Ima Lawaru

Tulisan Abah hari ini menggambarkan bagaimana perjuangan seorang korban bom bali minta diperhatikan pemerintah. Ibu Khusnul sudah bertemu dengan para pelaku, dengan para pejabat. Maka sudahlah. Tak ada orang lain yg bisa membantu diri kita...selain kita sendiri.

Juve Zhang

Trump gak tahan dengan hilangnya logam jarang ....rare earth.... Tiongkok....sebagai balasan perang dagang.....Trump kemarin menelp on om Jin Ping minta logam jarang dilonggarkan lagi ...wkwkw....katanya jagoan perang Dagang.... menunggu telpon tak pernah ada dari Beijing maka menahan rasa malu Trump menelpon om Jin Ping....Om gimana kabarnya????sehat??? Om Jin Ping Wo hen hao ....!nin ne????I am very sehat kata Trump.....mana logam jarang nya kami kelimpungan....wkwkw....om Jin Ping pura pura lupa sudah dikirim kan pake COD ......wkwkwk

Nimas Mumtazah

Merayu Tuhan adalah keahlian para kekasihNya. ولم اكن بدعائك رب شقيا

Mereka selalu memohon kepadaNya

Meskipun terkadang bukan tentang permohonan. Tapi senantiasa mengikat yakin. Sembari menikmati kemersraan bermunajat denganNya.

Runner

Dekade ini jualan yang masih terus tumbuh, salah satu salah duanya ya jualan kopi. Dulu minum kopi ya di rumah saja, ditempat hajatan, di kedai kopi yang jumlahnya gak banyak. Peminum kopipun kebanyakan para orang tua atau mrk yang sudah dewasa.

nah, sekarang minum kopi jadi trend, jadi gaya hidup, jadi “teman” ketika kerja, ketika nongkrong. Penikmat kopi meluas, masuk kelompok muda, remaja bahkan anak2. Minuman apapun kalau dikasih kopi…. dianggap layak menyandang sebutan minum kopi, “ yuuk ngopi”.

Pasar kopi meluas, yang jualan meluas. Dari kelas sepeda gerobak sampai tempat bintang 5. 

Butuh kerja ? Juallah kopi. Mau jualannya laku cari momen yang pas, cari yang endorse.

Eh, jualan wedang jahe, wedang ronde, wedang uwuh, bandrek, bajigur apakah bisa jadi gaya hidup juga kali.

Jadi…suatu saat…. “yuuk ngewedang… yuuk ngebandrek”…. “yuuk ngopi”

Sadewa 19

Pemimpin perusahaan zaman now, dibuat pusing dengan bawahan mereka yang sebagian besar sudah beda generasi.Gemana tidak, dulu "para-para" bos-bos ini minum kopi hitam tanpa gula sebagai obat kantuk sehingga mereka makin semangat menyelesaikan tugas-tugas kantornya. Kerjaan dan target bisnis pun tercapai. Generasi zaman now, seleranya beda, selera mereka kopi susu, sebuah perpaduan yg aneh menurut bos bos yg sudah tua itu. Kopi bikin melek, susu bikin ngantuk. Gen z yg suka kopi susu, bukannya semangat kerja malah pada merem melek saat di kantor, kerjaan tetap gak selesai-selesai.

Juve Zhang

@wilwa saya bukan ahli terorisme tapi WNI yg ke Suriah menurut saya lebih "betul" .....silakan berbondong bondong ke Suriah dan perang disana..... dari pada Amrozi yg mengotori negara sendiri....jauh lebih terhormat perang di  luar negeri sesuai keyakinan nya........didalam negeri biarlah sesuai yg sudah ada Pancasila dll....kalau punya keyakinan beda baiknya pergi ke LN sangat terhormat mati di sana atau jadi panglima perang disana.....

Sadewa 19

Di Desa saya, separuh penduduknya islam, separuhnya lagi kristen. Momen lebaran idul adha seperti saat ini, kerukunan dan toleransi sangat kami rasakan. Gereja pun ikut qurban, biasanya sapi atau beberapa ekor kambing. 

Para pemuda gereja jg jadi tukang jagal, & bantu bantu distribusi hewan qurban. Pun saat natalan, orang-orang Islam yg gantian "nyumbang" makanan atau hasil bumi apapun yg mereka punya. 

Sungguh pancasila, toleransi rasanya sudah tidak perlu lg diajarkan ke kami rakyat kecil, rakyat yg di desa. 

Kami menantikan contoh toleransi dari orang orang kota, para politisi, para ologarki, para bos pemilik perusahaan itu. Toleransi ekonomi kepada kaum buruh, sebaliknya, toleransi buruh kepada bos bos mereka. 

Toleransi tanpa pemerataan ekonomi, seperti kopi tanpa huruf "p". Iya seperti ikan "koi" yg suatu saat ketika lapar bisa mudah berantem antar sesamanya.

Hendro Purba

Harus berapanya IQ Pemerintah agar bisa dan mau melakukan Pancasila ?

Tom Rusdi

Bisa dihitung pak. Klo ulah umar patek menewaskan 202 orang dihargai 10 M. Maka ulah Netanyahubug menewaskan 50 ribu orang, kepalanya patut dihargai : 50.000/200 x 10 M= 25 T

Liáng - βιολί ζήτα

Saya menemukan Umar Patek di Hedon Estate milik drg David --tanpa bisa minta tebusan Rp 10 miliar itu.(Dahlan Iskan) Seandainya..... ada negara Super Power yang "baik hati" yang berniat untuk menghentikan "kekerasan terhadap kemanusiaan" di belahan dunia manapun, dengan cara "meyingkirkan" tokoh-tokoh utama pelakunya..... Kira-kira..... berapa ya hadiah yang pantas yang akan ditawarkan untuk "penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu" ?? Mungkin, angka-angkanya akan berbaris sangat panjang..... sepanjang Jalur Gaza dari ujung yang satu ke ujung yang lain..... Atau, mungkin, sebanyak tetesan air mata jutaan masyarakat sipil di sana yang tidak tahu-menahu mengapa perang harus terjadi dan telah menewaskan puluhan ribu masyarakat sipil..... Paman Sam..... "kebeningan hati" mengatakan..... "Sisi Kemanusiaan" itu tidak akan pernah berbohong !!

Jokosp Sp

Jadi radikal dipicu oleh faktor utamanya dari ketimpangan ekonomi dan sosial. Kemudian bisa juga dari ketidak adilan yang diterimanya. Apakah negara akan sepenuhnya bisa menghilangkan radikalisme, kalau masih ada ketimpangan ekonomi yang sangat tajam dirasakan masyarakat mayoritas?. Sementara ekonominy hanya dikendalikan dan dinikmati oleh beberapa gelintir manusia. Yang memicu keparahan juga dari korupsi yang jadi budaya pejabat dan oligarkinya, apalagi dengan diperparahnya hukum yang hanya untuk mengendalikan kepentingan pejabat dan aparaturnya.

Jokosp Sp

Apa yang dilakukan Khusnul Khotimah itu benar. Apa yang sudah dilakukan untuk Nyerocos, untuk Menggugat, untuk Mendamprat siapa yang telah memperlakukan jadi cacat fisik sampai 90% itu benar. Apa dosa dia sehingga harus menanggung kesengsaraan seumur hidupnya?. Apalagi perlakuan berikutnya oleh masyarakat justru terbalik, tidak ada simpati dan perduli dengan menolak untuk dijadikan sebagai pekerjanya. Justru BNN (Pemerintah) dengan program deradikalisasinya hanya fokus di program utamanya ke pelaku terornya. Sampai harus mengundang wartawan asing/ internasional agar disiarkan di medianya. Ini namanya juga cuma sekedar cari nama, dan tidak empati terhadap yang jadi korban. Apa coba yang sudah dilakukan ke mereka yang sudah jadi korban?. Memprihatinkan kalau isi kepalanya masih hanya melihat sisi kepentingan pemerintah sepihak saja. Wajar kalau Khusnul Khotimah menggugat.

Ibnu Shonnan

Setelah buka CHDI hari ini untuk yang kedua. Kok jadi kepikiran. Sepertinya negara kita sudah waktunya untuk ekspor mantan terorisme. Biar dunia ngerti. Bahwa, Indonesia salah satu negara yang sukses dengan program deradikalisasi. Biarkan Tiongkok menjual BYD, mobil listrik andalannya. Amerika dengan kesombongannya. Indonesia dengan mantan terorismenya. Bagaimana, asyik bukan?

Sadewa 19

Jamaah : "Pak Ustadz, seandainya anak nabi Ibrahim, benar disembelih apa yg akan terjadi ?" Ustadz : "Berarti tidak akan ada kekuasaan yg turun temurun karena Raja dan para pemimpin akan mengorbankan anak anak terbaiknya" Jamaah : "bukankah itu bagus ?" Sejarah tidak akan mengenal Nepotisme ? Ustadz : "Jika anak terbaik sang Raja yg dikorbankan, kemungkinan anak anak raja yg kurang baik yg akan menggantikan. Beruntung itu tidak terjadi. Esensi qurban adalah menyembelih kesombongan manusia, bukan menyembelih anak-anak kita. kita tak perlu sombong & memaksakan anak anak jadi raja berikutnya. Cukup kesombongan, ego dan sifat kebinatangan manusia yg dikurbankan. Jamaah : "apakah domba yg menggantikan anak nabi ibrahim saat itu, domba asli atau identik ??... Ustadz: %&$$$%!&...

Wilwa

@Agus. Memperkuat tali persahabatan antara dua bangsa? Hmmm. Rasanya lebih tepat memperkuat “nationalism” Indonesia setelah mengalahkan kesebelasan Tiongkok. Sepakbola itu sudah seperti “Kind of Religion” seperti di Argentina. Yang bisa menyatukan rakyat Argentina. Melupakan sejenak ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja. Itulah power of football! Yang kadang melampaui perbedaan bahasa, suku, agama, status sosial/kaya miskin. Tenggelam dalam eforia kemenangan team tersayang. ☕️

Wilwa

@EmHa. Hmmm. Helmy Yahya, “duta besar China” ketika diwawancarai Rhenald Kasali melontarkan guyon nakal ala Ryu Hasan: Pada mulanya tuhan menciptakan langit dan bumi, sisanya buatan China. Ryu Hasan on Twitter (then X). 28 Dec 2019

Em Ha

"Today nearly everything is made in China. Except for courage. It's made in Palestine" Anthony Bourdain. Saat ini hampir semua dapat dibuat di China. Kecuali keberanian. Keberanian itu diproduksi di Palestina. Setelah lusinan cerita Abah tentang Kesuksesan negeri China dan Amerika. Ditambah dua tulisan Abah tentang pelaku bom bali. Sebenarnya saya menunggu keberanian Abah menulis tentang korban keganasan TERORIS ISRAEL. Rakyat Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang teraniaya. Seandainya stok tulisan itu tidak ada. Saya menunggu Abah menghubungi om Mirza. Mintakan komentar Om Mirza untuk dijadikan Catatan Harian Dahlan. BTW selamat Timnas Indonesia 1-0 China.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

RAMUAN ATAU SAJIAN: MENGULIK KATA UNTUK KOPI.. Kalimat “Kopi, ramuan Umar Patek” terdengar puitis, tapi dari sisi makna, penggunaan kata “ramuan” dan “diramu” kurang tepat untuk kopi. “Ramuan” umumnya merujuk pada campuran bahan yang bersifat obat atau tradisional, seperti jamu. Kopi tidak dianggap sebagai ramuan dalam konteks umum bahasa Indonesia. Kata yang lebih tepat adalah “sajian” atau “racikan”. Misalnya: 1). “Kopi, sajian khas Umar Patek” atau 2). “Kopi, racikan khas Umar Patek.” Keduanya memberi nuansa keahlian tanpa membawa konotasi herbal atau medis. @@@ Namun, jika digunakan sebagai nama warung kopi, kata “ramu” justru netral, bahkan cenderung kuat secara estetika. Nama seperti “Ramu Kopi” terdengar unik, berkarakter, dan memiliki daya tarik fonetik. Keindahan ucapan dan kesan khas Indonesia menjadikan nama ini unggul dari sisi branding.

Runner

Ketika bom dipasang diam2, meledak, menewasakan puluhan orang tak bersalah. Jelas perbuatan salah. Orang yang pasang bom disebut teroris. Dicari berhari-hari, nisa bertahun-tahun, bisa pencarian lintas negara. Sampai ketemu, ditangkap dan dihukum berat. Ketika bom diluncurkan terang2an, jelas siapa yang berbuat, menewaskan tidak hanya puluhan tapi ribuan orang tak berdosa. Masih ada saja yang mengaggap remeh, seolah membenarkan, mencari pembenaran. Orang2 seperti ini pelaku dan simpatisannya, hatinya sudah jadi batu, otaknya bukan bukan otak manusia.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

MENGINGAT KEMBALI: TRAGEDI BOM BALI 2002.. Bom Bali mengguncang Kuta pada 12 Oktober 2002. Dua ledakan di Paddy's Pub dan Sari Club menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga Australia, dan melukai lebih dari 200 lainnya. Biaya perawatan korban ditanggung berbagai pihak, termasuk pemerintah Australia. Umar Patek, anggota Jemaah Islamiyah, membantu meracik bahan peledak. Aksi ini dirancang oleh Imam Samudra, Amrozi, dan Ali Ghufron (Mukhlas). Di antara mereka, sempat terjadi perdebatan soal sasaran, namun akhirnya disepakati tempat hiburan karena dianggap mewakili “barat”. Pelaku lain: Ali Imron (pembuat bom, yang kemudian menyesal dan bekerja sama dengan aparat), serta Dulmatin dan Azahari, dua ahli perakit bom yang akhirnya tewas dalam operasi penangkapan. Imam Samudra, Amrozi, dan Mukhlas dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi pada 2008. Umar Patek ditangkap di Pakistan (2011), lalu dihukum 20 tahun penjara (2012), dan belakangan memperoleh remisi. Dunia menyampaikan duka mendalam. Australia dan Indonesia memperkuat kerja sama melawan terorisme.

Johannes Kitono

Korban Bom Bali. Umar Patek seperti selebriti di Ramu Cafe di Hedon Estate. Dan Ibu Khusnul Chotimah, korban Bom Bali yang cacat luka bakar. Tentu saja kesal melihat orang yang telah membuatnya cacat. Korban Bom Bali I yang tewas 202 orang dan luka 209 orang. Sedangkan Bom Bali 2 yang tewas 23 orang dan luka 196 orang. Now Umar Patek ex teroris seperti disanjung sanjung seperti Pahlawan. Dan Ibu Khusnul Chotimah yang cacat masih susah hidupnya. Ini pemberitaan yang sangat tidak adil. Seharusnya CHD juga tulis tentang nasib para korban Bom Bali dan keluarganya. Apakah mereka juga dapat bantuan negara.Bukankah mereka jadi korban karena APH telah gagal melindung warganya.Para keluarga Korban Bom Bali harus bersatu. Bikinlah Cafe Cinta Kasih di Denpasar Bali. Barista dan semuanya staffnya dari keluarga Bom Bali. Bom teroris tidak bisa meledak kalau kena aroma kopi cinta kasih. Semoga Semuanya Hidup Berbahagia.

Er Gham 2

Ibarat skenario sebuah film laga aksi. Seorang mantan pembuat bom ---yang telah insyaf dan kembali ke masyarakat--- telah diculik dan dipaksa membuat sebuah bom oleh suatu sindikat kejahatan. Istri nya disandera sebagai jaminan oleh para penjahat itu. Bom terpaksa dibuat oleh sang mantan. Demi keselamatan istrinya. Hanya sebuah skenario film.

siti asiyah

Selamat Hari Raya Idul Adha, Berkorban itu berat, maka mesti kita penggal ego, kita putus urat nadi kekikiran, untuk seterusnya sebisa mungkin kita wujudkan dengan menyembelih hewan kurban bukan untuk kita berpesta melainkan untuk kita bagikan. Semoga para pemimpin dan penyelenggara negeri kita ingat pengorbanan sekian banyak rakyatnya, Semoga para suami ingat pengorbanan istrinya, Semoga para istri ingat pengorbanan suaminya yang bekerja keras mencukupkan nafkahnya, Semoga kita semua sebagai anak selalu ingat pula pengorbanan dan jasa bapak-ibu Semoga kita bisa selalu sedia berkorban manakala panggilan untuk itu melintas dikalbu.

Wilwa

@LiamThen. Masalah Israel vs Palestina memang rumit dan berkepanjangan. Kisah bangsa Yahudi adalah kisah bangsa yang relatif sedikit populasinya namun punya sejarah penderitaan yang sangat lama dan rumit. Mungkin itulah yang kemudian membuat bangsa yang terceraiberai ini menjadi kuat dan berpengaruh. Apa yang tidak membuat kita mati akan membuat kita tambah kuat. Demikian kata pepatah yang cocok untuk bangsa yang konon pernah dibuang di Babilonia lalu konon pernah jadi budak di Mesir, kemudian terlunta-lunta di Eropa, terakhir digenosida Hitler. Namun dunia mengenal Albert Einstein (1879-1955) sebagai fisikawan terbesar abad 20. Siapa sih sejarawan yang tak tahu Karl Marx (1818-1883) yang bikin heboh Eropa di abad 19 dengan pemikiran sosial politik ekonomi. Juga Eduard Bernstein (1850-1932) dan Rosa Luxemburg (1871-1919). Dua Yahudi terakhir ini mengembangkan dua varian Marxisme. Sosialisme vs Komunisme. Yang satu memilih jalan Reformasi melalui Partai Politik dalam bingkai demokrasi. Yang lain menganjurkan Revolusi menggulingkan oligarki kapitalis. Reform or Revolution? Adalah sebuah karya Rosa Luxemburg yang membuatnyi dieksekusi mati Kekaisaran Jerman tahun 1919 setelah gagal melakukan kudeta bersama kawan-kawan komunisnyi. Rosa ingin meniru Lenin yang sukses dengan Revolusi di tahun 1917 yang menggulingkan Kekaisaran Rusia dan mendirikan Soviet. Sejak itulah komunisme menjadi semacam hantu yang ditakuti oligarki kapitalis terutama di Amerika dan Eropa. Duh text limit

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 248

  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • didik mangkubata
    didik mangkubata
  • Yono Yono
    Yono Yono
  • Faradilla Febrianti
    Faradilla Febrianti
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Faradilla Febrianti
      Faradilla Febrianti
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Faradilla Febrianti
      Faradilla Febrianti
  • Prieyanto
    Prieyanto
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Faradilla Febrianti
      Faradilla Febrianti
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • heru santoso
    heru santoso
    • heru santoso
      heru santoso
    • Faradilla Febrianti
      Faradilla Febrianti
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Tom Rusdi
      Tom Rusdi
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Runner
    Runner
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • suhartono suhartono
      suhartono suhartono
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • my Ando
    my Ando
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • dolan kereta api
    dolan kereta api
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Tivibox
    Tivibox
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Hendro Waluyo
      Hendro Waluyo
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • HONDA CBR150R
    HONDA CBR150R
  • sinung nugroho
    sinung nugroho
    • Em Ha
      Em Ha
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
  • daeng romli
    daeng romli
  • Faradilla Febrianti
    Faradilla Febrianti
  • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
    • Runner
      Runner
    • Faradilla Febrianti
      Faradilla Febrianti
    • Lègég Sunda
      Lègég Sunda
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Tivibox
      Tivibox
    • Sadewa 19
      Sadewa 19
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Faradilla Febrianti
      Faradilla Febrianti
    • Faradilla Febrianti
      Faradilla Febrianti
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Faradilla Febrianti
      Faradilla Febrianti
    • Faradilla Febrianti
      Faradilla Febrianti
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Runner
    Runner
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • Sadewa 19
      Sadewa 19
    • Faradilla Febrianti
      Faradilla Febrianti
  • Hendro Purba
    Hendro Purba
    • Faradilla Febrianti
      Faradilla Febrianti
    • Faradilla Febrianti
      Faradilla Febrianti
    • didik mangkubata
      didik mangkubata
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
    • Sadewa 19
      Sadewa 19
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
    • Faradilla Febrianti
      Faradilla Febrianti
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • kambing hitam
      kambing hitam
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Sadewa 19
    Sadewa 19
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Eyang Sabar56
    Eyang Sabar56
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Eyang Sabar56
    Eyang Sabar56
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • De Javu
    De Javu
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
    • Achmad Faisol
      Achmad Faisol
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Faradilla Febrianti
      Faradilla Febrianti
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Achmad Faisol
      Achmad Faisol
    • Faradilla Febrianti
      Faradilla Febrianti
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Eko Darwiyanto
    Eko Darwiyanto
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
  • Ismail Hasan
    Ismail Hasan
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
    • Faradilla Febrianti
      Faradilla Febrianti
  • Nimas Mumtazah
    Nimas Mumtazah
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • djokoLodang
      djokoLodang
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • sense habibie
    sense habibie
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
  • Mada Suradi
    Mada Suradi
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Tivibox
    Tivibox
  • Jadwal Sholat Pro
    Jadwal Sholat Pro
  • didik mangkubata
    didik mangkubata
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • didik mangkubata
      didik mangkubata
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • didik mangkubata
      didik mangkubata
  • Liam Then
    Liam Then
  • Liam Then
    Liam Then
  • Tivibox
    Tivibox
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
  • Ibnu Shonnan
    Ibnu Shonnan
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Tivibox
      Tivibox
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Liam Then
    Liam Then
  • De Javu
    De Javu
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Wilwa
    Wilwa
    • Runner
      Runner
  • Suharno Maridi
    Suharno Maridi
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
  • Olly Dolly
    Olly Dolly
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
  • siti asiyah
    siti asiyah
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • De Javu
    De Javu
  • Umar Sidik
    Umar Sidik
  • Abdullah Supiani
    Abdullah Supiani
  • Muhammed Khurmen
    Muhammed Khurmen
  • Nimas Mumtazah
    Nimas Mumtazah
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • djokoLodang
      djokoLodang
    • didik mangkubata
      didik mangkubata
  • DeniK
    DeniK
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • DeniK
      DeniK
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • Kujang Amburadul
      Kujang Amburadul
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Olly Dolly
      Olly Dolly
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • bagus aryo sutikno
    bagus aryo sutikno
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Jo Neca
    Jo Neca
    • Ima Lawaru
      Ima Lawaru
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • Ima Lawaru
    Ima Lawaru
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
  • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Faradilla Febrianti
      Faradilla Febrianti