Muflis Segera

Muflis Segera

Malaysia bakal cabut larangan masker mulai 1 Mei 2022--DW

SIAPA yang menang? Di debat antara Anwar Ibrahim vs Najib Razak kemarin malam?

Dari segi orasi, Najib menang tipis: 55-45.

Dari segi pakaian, Najib lebih keren. Dengan jas lengkap dasinya. Bahkan dengan pucuk sapu tangan merah menyembul di saku jasnya. Anwar Ibrahim terlihat lebih sederhana. Dengan jas tanpa dasi. Juga tanpa aksesori.

Dari segi isi: tergantung siapa Anda. Kalangan usaha lebih suka cara Najib. Kalangan aktivis lebih suka Anwar.

Pada dasarnya, pun debat ini, tidak akan mengubah apa-apa. Tapi rakyat terpuaskan. Bisa melihat tokoh mereka berhadapan di publik. Untuk kali pertama.

Najib sangat menarik ketika berhujah mengapa Sapura Energy harus diselamatkan (Lihat Disway Rabu 11 Mei 2022: Wilayah Pusat). Dan bagaimana caranya. 

Yang menyelamatkan, katanya, tidak harus negara. Tidak perlu satu sen pun uang negara. 

Najib bilang, cukuplah Petronas yang membeli Sapura Energy. Mumpung harga sahamnya tinggal 3 cent RM. Lalu Petronas memberikan jaminan bahwa semua kontrak Sapura akan dipenuhi.

Dengan langkah itu, katanya, harga saham Sapura akan naik. Kalau harganya sudah bagus Petronas bisa jual. Dapat untung besar. Sebagaimana Amerika untung besar saat menolong AIG di krisis 2008.

Menurut Najib, Sapura mengalami kesulitan karena harga minyak yang sangat rendah selama 7 tahun berturut.

"Kalau tidak ditolong Sapura akan muflis. Tanggal 10 Juni depan," ujar Najib.

Debat ini memang menggunakan bahasa Melayu. Banyak istilah Melayu yang terasa asing di telinga saya. Seperti kata muflis itu. Yang berarti bangkrut.

Sapura itu, kata Najib, pernah menjadi kebanggaan Malaysia. Ia pernah jadi perusahaan terbesar kedua di dunia. Di bidang EPC minyak dan gas. 

Tidak hanya Sapura yang kini sulit. "Lima besar perusahaan di bidang itu, di seluruh dunia, semua mengalami kesulitan. Italia juga menolong perusahaan sejenis di sana," kata Najib.

Ketika mengemukakan semua itu, Najib sangat percaya diri. Tidak ada rasa sedikit pun malu. Bahwa ia sudah divonis 12 tahun penjara di pengadilan pertama. Keputusan itu dikuatkan oleh pengadilan tinggi. Memang ia masih kasasi ke Mahkamah Agung. Sementara ini ia belum bisa dikatakan bersalah. Sambil menunggu putusan final itu ia menjalani tahanan luar. Dengan jaminan uang.

Anwar Ibrahim, mudah sekali menjatuhkan Najib di situ. Petronas adalah perusahaan negara. Bagaimana bisa Najib mengatakan tidak pakai satu sen pun uang negara. Dan lagi perusahaan seperti itu nanti akan banyak. "Perusahaan kecil banyak yang juga bangkrut. Lebih 1.500 UMKM yang sulit. Mengapa mereka tidak diselamatkan dengan uang negara," ujar Anwar.

Najib masih punya konsep lain. Tidak perlu Petronas yang mengambil alih. Cukup dunia perbankan yang memberi kredit. Dengan jaminan negara.

Sama saja.

Anwar mengatakan ia tidak anti penyelamatan. Tapi harus dilakukan dulu audit forensik. Lalu siapa yang bersalah harus bertanggung jawab.

Debat ini, Anda sudah tahu: 1,5 jam. Di aula gedung pariwisata. Pendukung masing-masing mendapat jatah kursi yang sama. Di kiri dan kanan. Bagian depan. Bagian belakangnya diisi akademisi dan media.

Astro TV menyiarkannya secara live. Media pendukung Anwar dan Najib menyiarkan secara live juga. Lewat Facebook mereka. 

Yang hadir dilarang bertepuk tangan, bersorak atau pun menjerit. Yang dimaksud dengan ''menjerit'' adalah berteriak.

Jalannya debat seperti biasa di Indonesia atau di Amerika. Babak pertama tentang Sapura. Babak kedua soal masa depan negara.

Najib sempat menghunjamkan serangan ke Anwar. Yakni mengenai audit forensik itu. 

Najib mempersoalkan kerugian negara di masa lalu. Yang amat besar. Antara tahun 1987 sampai 1992. Sebesar USD 30 miliar. "Kalau dikurskan sekarang bernilai RM 150 miliar," ujar Najib.

Ia pun menohok Anwar: mengapa soal itu tidak pernah dilakukan audit forensik? Dan tidak satu pun ada yang jadi tersangka?

Anwar enteng saja menjawab. "Pemerintahan sekarang kan pemerintahan UMNO. Buka saja semua," ujar Anwar. Ia tidak sedikit pun keberatan. Yang ia tidak bisa menerima adalah kalau kekuasaan dipakai untuk menjatuhkan lawan politik.

Anwar kelihatannya memang jauh panggang dari api. Skandal itu  memang dramatis. Bank Negara Malaysia (BNM) mengalami kerugian sepertiga dari cadangan devisa negara. BNM adalah bank sentral. Ibarat Bank Indonesia di negara kita.

Anwar juga sempat menohok Najib. Ekonomi Malaysia begitu buruk selama pemerintahan Najib. Kalah dengan Indonesia dan Vietnam. "Apanya lagi yang Malaysia menang. Tidak ada lagi," ujar Anwar. 

Pada tahun-tahun itu, George Soros lagi sangat aktif memainkan valuta asing. Di seluruh dunia. Ahli keuangan yang juga spekulan hebat itu ingin ''menghajar'' keuangan negara tertentu.

Soros pun memainkan pasar uang dunia. Gubernur BNM terbawa permainan Soros. BNM ikut melayani permainan itu. Alasannya: demi stabilitas mata uang Ringgit.

Dalam tiga-empat tahun, kerugian valuta yang dialami BNM begitu besar. Tidak ada yang tahu. Sengaja ditutupi. Demi stabilitas mata uang negara. Itu dijamin oleh UU Keamanan Nasional Malaysia.

Anwar sendiri pernah mengaku: ia baru tahu di tahun 1993. Ketika ia berada di Eropa. Di sana ia mendengar kejadian itu.

Tak lama kemudian barulah heboh di dalam negeri. Yakni ketika Ketua Umum Partai Aksi Demokrasi (DAP), mendiang Lim Kit Siang, mengungkapkannya ke publik.

Lewat buku yang ia terbitkan. Waktu itu Lim jadi ''musuh'' penguasa. Partainya tidak bisa ikut pemilu. Partai Tionghoa yang besar adalah yang pro UMNO: MCA.

Kini partai DAP justru menjadi rumah hampir semua orang Tionghoa di Malaysia. DAP mendapat 40 kursi di DPR. Sedang MCA tidak satu pun dapat kursi. 

DAP sendiri kini berkoalisi dengan Partai Keadilan Rakyat pimpinan Anwar Ibrahim.

Waktu skandal itu terjadi Anwar sudah menjabat Wakil Perdana Menteri. Wakilnya Mahathir Mohamad. Tapi belum merangkap menteri keuangan. Menkeunya masih dijabat oleh Tun Daim Zainuddin.

Maka tohokan Najib di debat itu terasa seperti meninju angin. 

Tapi tetap saja Najib lega: bisa mengemukakan itu. Maksudnya: mengapa kali ini kerugian negara didakwakan padanya.

Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad pernah memberi penjelasan soal ini. "Kasus itu, dengan kasus Najib, berbeda jauh," ujarnya suatu ketika.

"Kerugian negara waktu itu benar-benar kerugian. Sedang kerugian negara di zaman Najib uangnya masuk ke rekening pribadi Najib," katanya.

Telak sekali. 

Dari pengungkapan skandal itu setidaknya kita ingat: mengapa Mahathir sangat benci Soros, benci Amerika, dan benci IMF. 

Malaysia merasa pernah dikerjai Soros begitu hebat. Soros memperoleh keuntungan sampai USD 1 miliar. Dalam sekali permainan.

Soros masih terus aktif di tahun-tahun berikutnya. Ia akan menjatuhkan mata uang Hongkong dan Malaysia lagi. Lewat Thailand dan seluruh negara Asia Tenggara.

Indonesia terbawa permainan itu. Terjadilah krisis moneter yang berat di tahun 1998. Yang menyebabkan Presiden Soeharto sampai jatuh dari kekuasaan absolutnya selama 32 tahun.

Tahun itu Mahathir membalas dendam ke Soros. Ia tetapkan Ringgit Malaysia sebagai mata uang dengan kurs tetap. 

Pak Harto juga pernah tergiur dengan konsep itu. Tapi ragu-ragu. Lalu pilih IMF. Lalu kian hancur. Ia pun mundur. Orde Baru berakhir.

Soros juga gagal di Hongkong. Tiongkok langsung menyelamatkan Hong Kong. 

Saya tidak mengikuti langsung debat itu. Saya sudah kembali ke Singapura. Ada yang lebih penting dari debat itu.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Sawit Siklus

Abu Abu
Semua akan Turun pada Waktunya Tinggal menunggu waktu. Kapan? Sabar. Yang tidak mungkin turun itu "kentut". Asalnya di bawah, naiknya ke hidung. Pake silikon juga bisa sih, jadi naik. Tidak turun.

No Name
Larangan eksport CPO, beberapa pabrik CPO sudah tidak mau beli, beberapa tangki penyimpanan bahkan sudah penuh, itupun tidak bisa lama, kualitas CPO jadi jelek. Akhirnya beberapa pabrik memilih stop membeli CPO, karena kalau beli dengan harga murah takut kena teguran yg berujung pencabutan izin operasi. Petani harus membeli pupuk dengan harga tinggi, sedangkan sawit bingung mau dijual kemana?

No Name
Info dari teman- teman yang di Medan, Pekanbaru dan Jambi, harga rata2 sawit per hari ini, di tengkulak/ tauke adalah Rp. 1.800. Pak Dahlan boleh cek, kalau punya kenalan petani sawit di Sumatra.

Ahmad 9389
di jakarta, harga gorengan saat ini Rp. 5000 dapat 4 Pcs

JIM vsp
For Your Info : Harga Gorengan (Tahu, Tempe, Sanggar, Tahu isi) di wilayah Balikpapan Rp. 5000 dapat 3 Pcs 

Nurkholis Marwanto
Sawit bukanlah batu bara. Anda sudah tahu. Pemiliknya tidak semua konglomerat. Anda sudah tahu. Sawit perlu proses yang panjang mulai tanam sampai panen, sedangkan batubara disediakan oleh alam. Anda sudah tahu. Kebijakan sapujagad tidak serta merta berhasil untuk jenis komoditas yang lain. Anda sudah tahu. Bahkan disway belum tahupun Anda sudah tahu.

Ujang Wawa
Sapu jagat, hanya mempertegas gelar "live service". soal kebijakan yang berpihak pada wong cilik bukan prioritas, padahal pengusaha yang punya kebun sawit dilarang ekspor setahun tak akan rugi,tapi para petani sawit kecil pasti mati, lumayan mengurangi persaingan.

rid kc
Sapu jagat pun tidak bisa mengatasi harga migor. Apakah harus ada sapu dunia biar harga migor kembali stabil. Atau tidak lagi sapu tapi buldozer jagat biar harga migor langsung stabil

Rizky Dwinanto
Namanya kebijakan sapu jagat seharusnya bisa membersihkan kotoran sampai akar-akarnya dan membereskan akar permasalahan. Dilihat hasilnya, sebaiknya Abah cabut saja nama kebijakan sapu jagat. Sejak awal sudah banyak yang menyangsikan efektifitasnya, tapi sepertinya Abah terpukau dengan gimmick-gimmick seperti yang sudah sering terjadi sebelumnya. Negara ini jelas kalah melawan oligarki. Untuk mengenakan pajak yang tinggi terhadap mereka pun tak berani. Sederhana sebenarnya, jika sebelumnya pajak CPO dan turunannya 10%, naikkan jadi 20% atau 30% dst dst. Eksportir tidak rugi, mereka hanya diminta berbagi keuntungan dengan rakyat lainnya. Hasil pungutan pajak digunakan untuk subsidi harga minyak goreng, bukan bio diesel yang dinikmati oleh pemilik Fortuner dan Pajero.

Juve Zhang
Untuk kelas Negara hanya ada 3 negara yg besar hasil minyaknya 1.Saudi Arabia 10juta barrel/day,2.Amerika 10juta/barrel/day. 3. Russia 9 juta barrel/day. Jelas Sapura bukan penghasil atau pemilik lahan konsesi minyak. Irak hanya mampu 4juta barrel/day, Malaysia 1,8 juta barrel/day. Indonesia 800,000 barrel/day. Kira kira itulah gambaran tingkat Negara penghasil BBM.lihat di google saja.

Juve Zhang
Tugas kita sebagai komentator mengoreksi tulisan Abah, pabrik migor itu PUNYA jaringan Distributor sendiri, yg terkenal itu anda Tahu Indomarco, itu distributor Kelas Gajah Bengkak sampai ke retailer nya Anda Kenal Indomaret. Yg dulu di berita di gerebek polisi tumpukan Migor dalam botol di gudangnya. Mereka punya jutaan HA lahan Inti punya sendiri. Cukup lah buat " adu kuat" sama Jagoan ku Ir. Jokowi yg kurus kerempeng itu, yg larangan ekspor nya menghebohkan Dunia Permigor an se Dunia. Saya yakin gaya ROYCE Gracie dengan Bantingan dan Pitingan nya akan menang lawan 7 Raja Kartel Sawit. Sedikit komentar buat Pak Mirza memang Sapura itu Kontraktor pemboran dan penyedotan BBM , kemampuan penyedotan sampai 5 juta barrel per day , Sapura bukan pemilik Konsesi. Lihat website Sapura lebih jelas nya. Terimakasih sama sama komentator saling koreksi. Juga koreksi tulisan Abah yg katanya pabrik migor tak punya distributor nya . Mereka punya dari Hilir ke pengecer. Mari kita saksikan pertarungan antara ROYCE Gracie kurus kerempeng VS 7 rRaja Kartel Sawit. Memang ini pertarungan kelas Marathon Adu Nafas Panjang Bukan Pertarungan Sprint kelas 100 meter. Saya 1000% dukung jagoan ku IR.JOKOWI.

bagus aryo sutikno
#58 Lima Delapan MAPAN SAWIT pasti TURUN Dari pohon ke truk pengangkut Dari truk ke pabrik, pasti turun. Di pabrik ke mesin pencacah, ambrol. Pakai konveyor naik dikit. SAWIT turun ke penggiling. CPO'nya turun ke penampung. SAWIT naik itu nggak ada kisahnya. Mesti mbujuki. CPO itu ya turun. Turunannya ya minyak goreng. TURUN. Minyak goreng pun turun. Dari Mio mBak Roro Jonggrang ke wajan penggorengan. Pasti disuntak pasti turun. Benarlah sabda Bapak Presiden, minyak goreng harus turun. Bentar, saya ngOpi dulu. Ben waras.

Fantra Salahuddin
Sependapat dengan tulisan bapak. HPP petani sawit, sebagaimana disampaikan oleh Ketua Apkasindo Bpk. Gulat Manurung adalah Rp 1.800/kg. Terkait harga jual, biasanya di tingkat tauke lebih murah Rp 300/kg daripada harga di pabrik. Untuk dapat bertahan hidup, dengan kondisi harga pupuk dan saprodi lainnya saat ini, menurut saya harga di tingkat tauke minimal Rp 2.500/kg. Sekali lagi saya sangat sependapat dengan bapak, terapkan DMO, dan kawal ketat pelaksanaannya. Gunakan sebagian dana BPDPKS utk subsidi minyak goreng. Demikian pak, terima kasih telah mengangkat tema sawit lagi. Oya, saat ini harga di daerah kami Teluk Kuantan Kab. Kuantan Singingi Prov. Riau di tingkat taukenya sudah Rp 1.300/kg dan sudah mulai beberapa hari tidak menerima TBS karena PKS pun sudah mulai tutup.

Juve Zhang
Ir. Jokowi satu satunya yg berpihak ke Rakyat kecil ketika bertarung sama Taipan. Tapi Ir. Jokowi juga tidak mematikan usaha Taipan, jadi sekalian saja bangun pabrik Migor Kualitas Curah, cukuplah Rakyat Indonesia bersyukur, buatlah Pabrik di Riau , distributor Bulog. 7 Raja Kartel pasti akan menentang sekuat Angpao nya lobi lobi ke tukang lap keringat nya ROYCE Gracie. Itu pasti.

Dodik Wiratmojo
Abah, sodara saya yg punya kebun sawit malah dihargai Rp1000/kg , pemerintah kl pingin benahi migor hrs cek ke lapangan, angka bs dibuat2, bs dimainin, tambah ngenes lagi pak presiden kita, ke amerika datang ga disambut, kyk wisatawan aja ,pdhl negara besar rakyatnya 250jtn,punya pasar besar, ada apa ini, sholat ied aja pindah ke jogja

Komentator Spesialis
Kalau saya presiden, saya akan katakan ke pemilih lahan sawit. "Segera penuhi kewajiban DMO dan HET atau saya cabut izin pengelolaan lahannya !" Lha kok enak, mereka punya lahan sawit dipinjami tanah negara yang notabene milik rakyat. Setelah dikasih pinjam kok mau nyekik rakyat. Ini kan aneh.

thamrindahlan
Orang Sumatra bilang uang itu duwit / Dagang rugi krna dilarang berkerumun/ Siapa mitra pengusaha kelapa sawit / Bukan lagi menjadi rahasia umum / Salamsalaman

Jokosp Sp
Sama dengan kerjanya IT Disway ini sudah 15 hari masih No Name - No Name juga. Kelihatannya Abah memang kurang kontrol. Manut opo sing digawe anak buah. Sing penting KPI revenuene naik ( meroket ) wis seneng puuuuuuuuuuuoooooooooollllllllllllllllllll

No Name
#90 Saya setuju pendapat Abah DI: "Mungkin kalau semua tanah di Indonesia ditanami sawit maka kita tidak kekurangan minyak goreng". Benar Abah, tapi bukan tidak kekurangan minyak goreng, tapi karena kita tidak akan sempat makan gorengan lagi, tenggorokan sudah kering kepanasan, tidak ada hutan lagi yg menyerap karbon.

Pax Politica
Kenalan saya baru menjual kelapa sawitnya 2 minggu lalu, Rp 1.650/kg, katanya daripada membusuk dan tidak dapat apa-apa.

DeniK
Seratus. Abah dapat info darimana Minggu ke dua larangan ekspor sekarang harga sawit Rp 2.150 ? Harga di tingkat petani sekarang ada yang tinggal Rp 1.300.

DeniK
Ada yang sudah sangat pede mau nyalon ,pasang baliho. Eh...baru di gebrak pakai larangan ekspor langsung melempem seperti kerupuk kena angin.layu bin loyo.

kris wantoro
Cuma mau curhat, knp web nya disway kok seperti ininya, kurang menarik, terlalu banyak iklan yg ga jelas. msh mending iklan produk, lha ini iklanya berita berita ga jelas. Kayak lihat web media murahan.

Jimmy Marta
Semua meleset. Prediksi pemerintah dan prediksi pengamat tentang efek larangan ekspor cpo dan turunannya. Pemerintah mengira atau menghitung bahwa larangan ekspor itu membuat migor banjir di tanah air. Ternyata para taipan atau pengusaha sawit besar tidak kalah strategi. Yang kalah adalah petani sawit yg jutaan orang tp luas kebunnya hanya 30%. Sedangkan PSB yang jumlahnya puluhan dan kebunnya lebih 60% tenang tenang saja. Konon banyak taipan itu kantornya di negeri yg abah kunjungi ini. Kalau pengamat perkiraannya aturan sapujagat sampai habis lebaran. Paling seminggu habis lebaran. Eh ini sudah plus 12 larangan belum jg dicabut. Coba gimana mau dicabut. Belum ada dampak turunnya harga migor Coba gimana harga akan turun, setelah aturan dibuat tidak terdengar ada pengawasan. Atau belum terdengar ada tindakan konkrit terhadap praktek mafia cpo ini.....

Jimmy Marta
Sebenarnya kalau pak DI itu keluar negeri, kami bergarap ceritanya tentang kemajuan2 negara yg dikunjungi. Juga perkembangan mereka yang bisa jadi stimulant untuk negeri sendiri. Singapura atau bahkan malaysia ini tetap banyak keunggulannya yg bisa kita bisa tiru. Tentu tentang yg positif. Misal dibidang IT, tata kelola birokrasinya, sistim tranportasi ataupun pariwisatanya. Tapi gak usah tentang demokrasi nya. Klu itub Indonesia sudah unggul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway

Komentar: 294

  • alasroban
    alasroban
  • Tifa
    Tifa
  • Tifa
    Tifa
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
  • Tom Hardy
    Tom Hardy
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • Waris Muljono
    Waris Muljono
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Leong putu
      Leong putu
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • A Ling
    A Ling
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
  • Leong putu
    Leong putu
    • Tunk B
      Tunk B
    • Leong putu
      Leong putu
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Leong putu
      Leong putu
  • Leong putu
    Leong putu
  • Raimu Asu
    Raimu Asu
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • sugeng widodo
    sugeng widodo
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
  • oyong mantep
    oyong mantep
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • DeniK
    DeniK
  • NN
    NN
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • oyong mantep
    oyong mantep
    • oyong mantep
      oyong mantep
    • oyong mantep
      oyong mantep
    • oyong mantep
      oyong mantep
  • oyong mantep
    oyong mantep
  • oyong mantep
    oyong mantep
  • oyong mantep
    oyong mantep
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Aju Y
    Aju Y
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Leong putu
      Leong putu
  • Leong putu
    Leong putu
  • Leong putu
    Leong putu
  • Leong putu
    Leong putu
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
    • Johan
      Johan
    • Liam Then
      Liam Then
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • Leong putu
      Leong putu
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Leong putu
      Leong putu
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
  • Leong putu
    Leong putu
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Leong putu
      Leong putu
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Leong putu
      Leong putu
    • Leong putu
      Leong putu
    • Johan
      Johan
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Leong putu
      Leong putu
    • Johan
      Johan
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
    • Abu Abu
      Abu Abu
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
  • oyong mantep
    oyong mantep
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Leong putu
      Leong putu
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Johan
    Johan
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Johan
      Johan
    • Anwarul Fajri
      Anwarul Fajri
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • oyong mantep
      oyong mantep
    • oyong mantep
      oyong mantep
    • oyong mantep
      oyong mantep
    • oyong mantep
      oyong mantep
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • oyong mantep
      oyong mantep
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Johan
      Johan
    • Johan
      Johan
    • Johan
      Johan
    • LiangYangAn 梁楊安
      LiangYangAn 梁楊安
    • Liam Then
      Liam Then
    • Johan
      Johan
    • Johan
      Johan
    • Johan
      Johan
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • edi hartono
    edi hartono
    • Johan
      Johan
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Johan
      Johan
    • yafni alris -husin
      yafni alris -husin
    • yafni alris -husin
      yafni alris -husin
    • yafni alris -husin
      yafni alris -husin
    • yafni alris -husin
      yafni alris -husin
    • Liam Then
      Liam Then
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • yafni alris -husin
    yafni alris -husin
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Tom Hardy
    Tom Hardy
    • suhartono suhartono
      suhartono suhartono
    • suhartono suhartono
      suhartono suhartono
  • Tom Hardy
    Tom Hardy
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • yafni alris -husin
      yafni alris -husin
    • Johan
      Johan
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • donwori
      donwori
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
  • agus rudi Purnomo
    agus rudi Purnomo
    • Liam Then
      Liam Then
  • Johan
    Johan
    • Johan
      Johan
  • Dedi Juliadi
    Dedi Juliadi
  • Hardiyanto Prasetiyo
    Hardiyanto Prasetiyo
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Wawan Wibowo
    Wawan Wibowo
  • Mas Dino
    Mas Dino
  • Wawan Wibowo
    Wawan Wibowo
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
  • Tunk B
    Tunk B
  • Qinjung Qinjung
    Qinjung Qinjung
    • Gito Gati
      Gito Gati
  • LiangYangAn 梁楊安
    LiangYangAn 梁楊安
    • LiangYangAn 梁楊安
      LiangYangAn 梁楊安
  • ong budiman
    ong budiman
    • Liam Then
      Liam Then
  • Gito Gati
    Gito Gati
    • oyong mantep
      oyong mantep
  • JIM vsp
    JIM vsp
  • Rizky Dwinanto
    Rizky Dwinanto
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
  • ahmad Tajudin umar
    ahmad Tajudin umar
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
  • JIM vsp
    JIM vsp
  • Gito Gati
    Gito Gati
  • bagus aryo sutikno
    bagus aryo sutikno
    • Anwarul Fajri
      Anwarul Fajri
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • bagus aryo sutikno
    bagus aryo sutikno
  • Muin TV
    Muin TV
    • yafni alris -husin
      yafni alris -husin
  • Muin TV
    Muin TV
  • rid kc
    rid kc
  • Jo Neka
    Jo Neka
  • Anwarul Fajri
    Anwarul Fajri
  • Zakaria Chen fu
    Zakaria Chen fu
  • Saudara Halim
    Saudara Halim
  • Budi Utomo
    Budi Utomo
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
  • Ibnu Shonnan
    Ibnu Shonnan
  • JIM vsp
    JIM vsp
  • DeniK
    DeniK
  • Eko Darwiyanto
    Eko Darwiyanto
    • Akagami Shanks
      Akagami Shanks
    • Akagami Shanks
      Akagami Shanks
  • Adi Purnomo
    Adi Purnomo
  • The Messenger
    The Messenger
  • Dahlan Tampubolon
    Dahlan Tampubolon
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain

Berita Terkait