Simpang Obor

Simpang Obor

Tuan rumah bilang: "Kami ini masih seperti dulu, masih tergolong negara berkembang. Belum bisa dibilang negara maju".

Tamunya bilang: "Tiongkok ini sekarang sudah menjadi negara besar".

Tuan rumah: "Kami ini negara berkembang yang besar".

Tiongkok memang di persimpangan jalan. Antara negara maju dan negara berkembang.

Amerika menganggap Tiongkok sudah bukan negara berkembang. Karena itu fasilitas sebagai negara berkembangnya harus dicabut. Misalnya perlakuan khusus di dalam WTO -- organisasi perdagangan dunia. Harus ditiadakan. Kata Amerika.

Dulu cita-cita tertinggi orang Tiongkok memang hanya memiliki tiga barang mewah ini: satu sepeda, satu jam tangan dan satu mesin jahit tangan. Tidak ada keinginan beli baju bagus. Baju mereka sama: abu-abu tua atau abu-abu muda. Bagi wanita model rambut pun hanya satu: kepang dua.

Sepuluh tahun kemudian cita-cita itu berubah. Tiga barang mewah yang diinginkan naik menjadi: mesin cuci, kulkas dan televisi.Begitulah. Tiap 10 tahun perubahannya drastis. Kini tiga barang yang diinginkan adalah: HP terbaru, mobil dan mode.

Statusnya sebagai negara berkembang selama ini telah dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi. Memberantas kemiskinan.

Presiden Xi Jinping sendiri minggu lalu kembali menegaskan: akhir tahun depan kemiskinan absolut sudah harus hilang sama sekali. Dari seluruh bumi Tiongkok.

Memang agak ajaib. Dalam status negara berkembang Tiongkok mampu menyediakan dana 1 triliun USD. Untuk dipinjamkan ke negara-negara lain. Di bawah program OBOR. Dan yang meminjam itu tidak hanya negara berkembang. Melainkan juga negara maju. Seperti Italia. Yang tergolong salah satu negara anggota G-7. Yakni tujuh negara industri terbesar di dunia.

Lihatlah Muktamar OBOR (One Belt One Road) yang hari ini dilangsungkan di Beijing. Lebih 150 negara hadir. Bahkan 37 di antaranya dipimpin langsung kepala pemerintahan mereka.

Tiongkok telah menjadi magnet dunia yang begitu besar. Di bidang pembangunan ekonomi.

Di lain pihak Tiongkok berkeras, "Kami ini masih negara berkembang". Tidak mau keringanan tarif perdagangannya dicabut.

Amerika juga mempersoalkan besarnya subsidi negara kepada BUMN. Yang membuat kompetisi tidak fair. Tiongkok terus berkelit. "Subsidi itu bukan dalam rangka persaingan harga. Subsidi itu untuk membuka lapangan kerja."

Maksudnya: dengan penduduk 1,3 miliar industri Tiongkok harus jalan. Kalau tidak akan langsung berpengaruh pada munculnya kembali kemiskinan.

Di tengah fokus dunia ke Beijing, Amerika terus menggebrak. Mulai minggu depan Tiongkok tidak boleh lagi membeli minyak mentah dari Iran. Tepatnya mulai 1 Mei depan. 

Maksudnya untuk menghukum Iran lebih dalam. Tapi juga memukul Tiongkok. Selama ini memang masih ada lima negara yang diizinkan beli minyak dari Iran: Tiongkok, India, Turki, Taiwan dan Bangladesh. Mulai 1 Mei nanti semua dilarang.

Kok tulisan ini jadi berat ya? Kok tidak seseru kalau membahas ekstrimitas ya? (Dahlan Iskan)

 

Foto: Freepik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 90

  • ontalabu2
    ontalabu2
  • herdiarto
    herdiarto
  • herdiarto
    herdiarto
    • Bento
      Bento
    • bento
      bento
  • herdiarto
    herdiarto
    • Noor Kalam
      Noor Kalam
  • herdiarto
    herdiarto
  • herdiarto
    herdiarto
    • Bento
      Bento
  • RAHMAN
    RAHMAN
    • margo
      margo
    • Sewot
      Sewot
  • sri dewi
    sri dewi
  • One Person
    One Person
  • Ahdudu
    Ahdudu
  • Syabiq AeLa
    Syabiq AeLa
  • senbo
    senbo
  • Dahlan Batubara
    Dahlan Batubara
  • Harris
    Harris
  • Nur Rakhman
    Nur Rakhman
  • adhi
    adhi
  • Dian pramono
    Dian pramono
    • Adi dermawan
      Adi dermawan
    • Tansil
      Tansil
  • Bam'shary
    Bam'shary
  • Ihsan
    Ihsan
    • Syafei Atmodiwiryo
      Syafei Atmodiwiryo
    • agus agus
      agus agus
  • Djatmiko
    Djatmiko
  • sate bekicot @wates kediri
    sate bekicot @wates kediri
  • Henie
    Henie
  • Fajar
    Fajar
  • maspri.id
    maspri.id
  • agus agus
    agus agus
  • loroati
    loroati
    • Rahman Aziz
      Rahman Aziz
  • Lek git
    Lek git
  • suci
    suci
  • Pipit
    Pipit
    • Jati Tirto
      Jati Tirto
  • Hoho
    Hoho
  • Soewarno
    Soewarno
    • Djoke
      Djoke
    • Jati Tirto
      Jati Tirto
  • fajar
    fajar
  • Najih
    Najih
  • Park Oen
    Park Oen
    • jaenudin nachiro
      jaenudin nachiro
    • Saras
      Saras
  • yanto
    yanto
  • Deka
    Deka
  • Dahlanis
    Dahlanis
  • Dahlanis
    Dahlanis
    • Cebong tobah
      Cebong tobah
  • Luthfi
    Luthfi
  • Nununu
    Nununu
  • Jembret
    Jembret
  • nur rochemat
    nur rochemat
  • Hariyanto
    Hariyanto
  • Jati Tirto
    Jati Tirto
  • NorW
    NorW
  • Gandime
    Gandime
    • Earth
      Earth
  • Ferguso
    Ferguso
    • Cebong Tobat
      Cebong Tobat
  • Joyo
    Joyo
  • GEMOY
    GEMOY
    • Buali Coffee
      Buali Coffee
  • Buyung
    Buyung
  • Mujiburohman A. Abas
    Mujiburohman A. Abas
  • Roro
    Roro
    • Lek git
      Lek git
    • jeanudin naciro
      jeanudin naciro
  • Lek git
    Lek git
    • Mohammad Hasan
      Mohammad Hasan
  • Suharno
    Suharno
  • Tatang kamaludin
    Tatang kamaludin
    • Amplopbandung
      Amplopbandung
  • Denik
    Denik
  • Ahmad Karni
    Ahmad Karni
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
  • tetryanjuno
    tetryanjuno
  • ghaisan
    ghaisan
  • lbs
    lbs