Saya mendadak injak rem. Setelah dua jam mengemudi di pegunungan tinggi yang sangat sepi. Ada papan nama kecil yang tiba-tiba mencuri mata saya: Welcome to Starbuck. Kota kecil ini jauh dari mana-mana. Desa terdekatnya saja 50 km dari sini. Sekitarnya hanya gunung dan gunung. Hanya kadang ada sungai jernih meliuk jauh di bawah sana.
Saya tidak pernah mendengar Starbucks Coffee lahir dari kota kecil ini. Atau asal kopinya dari sini. Atau pendirinya kelahiran kota ini.
Saya pun belok ke jalan masuk Kota Starbuck. Sepi. Sunyi. Ingin tahu apa hubungan kota ini dengan Starbucks Coffee. Tidak terlihat ada manusia.
Saya coba saja masuk ke pekarangan sebuah rumah. Khas pedesaan Amerika: ada rumah tinggal dan ada dua bangunan terpisah. Salah satunya untuk gudang.
Juga tidak ada orang.
"Any body home?" teriak saya di depan terasnya.
Tidak ada respons.
Saya ulang teriakan itu tiga kali. Dengan teriakan yang lebih keras. Tidak ada tanda-tanda kehidupan.
Padahal ada sebuah mobil terparkir di halaman. Siraman air otomatis berputar di taman ya. Puluhan sapi merumput di tanah lapang sebelah rumah.
Tapi tidak ada manusia.
Rumah tetangganya juga jauh: lebih 200 meter. Juga seperti tidak ada manusia.
Kembali ke mobil.
Saya coba datang ke bangunan yang jauh di sana. Ternyata bangunan sekolah. Dari jauh terlihat ada bus sekolah khas Amerika: warna oranye mencolok. Lagi parkir di halamannya. Sunyi. Sepi. Mamring.
Ups... ada wanita di balik pagar sekolah itu. Sendirian. Lagi mencabuti rumput di sebelah pagar. Saya pun menghentikan mobil.
"Good morning...," sapa saya.
Wanita itu mendongak. Saya pun turun dari mobil. Untuk memperkenalkan diri asal usul saya.
"Maafkan, saya hanya ingin tahu apakah kota Starbuck ini ada hubungannya dengan Starbucks Coffee?"
“Sama sekali tidak ada," jawabnya ramah.
"Siapa tahu pendiri Starbucks lahir di desa ini....".
"Tidak".
Wanita itu ternyata kepala sekolah. Sekolahnya lagi libur dua bulan. Libur musim panas. Rumah yang pertama saya datangi tadi ternyata rumahnya. Suaminya lagi bekerja di sawah. Ia membersihkan sekolah sendirian.
"Mungkin dua tahun lagi sekolah ini akan ditutup," ujar kepala sekolah itu.
Namanya: Louann Truesdale.
Alumni Washington State University di Pullman. Jurusan pendidikan.
Murid sekolah ini memang hanya 24 orang. Termasuk TK sampai kelas 8. Gurunya 3 orang. Ditambah satu kepala sekolah dan satu sopir bus. Sopir bus itu pun merangkap tukang potong rumput dan bersih-bersih.
Kepala sekolah itu pun merangkap apa saja: menyiapkan makan siang murid, mengajar, membuat peraga, dan membenahi yang tidak rapi.
Begitu sedikit muridnya. Kalau satu tingkat harus satu kelas gurunya tidak cukup. Ruangannya juga mubazir.
Maka satu ruang pun diisi 8 murid yang beda-beda kelasnya. Murid kelas 6-7-8 jadi satu ruangan. Kelas 3-4-5 satu ruang. Kelas 1-2 satu ruangan. TK dan playgroup satu ruangan.
Kota Starbuck ini penduduknya memang hanya 300 orang. Dipimpin seorang walikota dan dewan kota.
Saya sendiri tidak menyangka akan lewat kota kecil ini. Dalam perjalanan darat dari Kota Lewiston di Idaho ke Seattle di negara bagian Washington. Saya memang sengaja lewat pedesaan. Lewat jalan-jalan kecil. Naik-turun gunung. Lewat lautan ladang gandung yang siap panen.
Di daerah selatan sudah bulan lalu panen. Seperti Texas. Lalu giliran wilayah lebih Utara. Seperti Oklahoma. Kansas. Dan kini Washington State.
Gejala di pedesaan Amerika ternyata sama saja dengan di mana saja. Kian ditinggalkan penduduknya. Terutama anak mudanya. Banyak sekali kota kecil di pedalaman yang kini penduduknya hanya sekitar 100 orang.
Dulu, tahun 1980-an, penduduk Kota Starbuck masih 2000-an orang. Dulu ada kereta api lewat sini. Dulu juga ada proyek bendungan. Sekarang hanya ada pertanian.
Pun sejak dua tahun lalu lebih parah lagi. Pemerintah negara bagian Washington menghentikan anggaran untuk sekolah ini.
"Lalu, dari mana gaji Anda?“ tanya saya.
"Dari sisa saldo lama," katanya.
Sekolah ini adalah sekolah negeri. Hanya siswa TK yang bayar uang sekolah: USD 100 per bulan. Sekitar Rp 1,4 juta.
"Saya terus memperjuangkan agar sekolah ini kembali mendapat anggaran. Kalau tidak, dua tahun lagi terpaksa tutup," katanya.
Saya pun minta izin untuk meninjau ke dalam. Dia merogok saku celananya. Mengambil kunci. Saya baca tahun yang tercantum di papan nama sekolah itu: didirikan 1882.
Sudah hampir 150 tahun.
Saya pun masuk-masuk ke semua ruangan. Ada hall olahraganya yang besar. Pun di samping sekolah ada lapangan sepak bola. Termasuk panggung mininya. Saya duduk di panggung itu bersama kepala sekolah. Seolah lagi menyaksikan pertandingan.
Kalau sekolah ini tutup, ke mana anak-anak Starbuck akan sekolah?
“Harus naik bus sejauh 50 km. Di sana ada sekolah," katanya.
Saya mengelus dada. Dalam. Hati.
Saya pun pamit. Masih tiga jam lagi menuju Seattle.(Dahlan Iskan)
Penduduk sana kerja apa yah? Jadi pen tinggal dsno sambil ngajar ngaji wkkk..
Ibnu Mulyanto
Life goal ini. Setelah pensiun berkarya dalam tulisan sambil jalan2 seperti Pak Dahlan. Makasih sharingnya pak saya selalu senang tulisan bapak. Jadi sedikit banyak meniru gaya menulis bapak juga yang simpel namun kerap dengan kejutan dramatis kata pendek. Sayangnya sejak januari lalu entah kenapa saya tidak bisa baca lewat apliksi wordpress, harus klik link ke blog bapak. Padahal kalau baca dari Reader Wordpress app sangat convenient. Anyway thanks gor sharing.
Zainaldo
Pertanyaan saya: Itu yang motret siapa?
Pipit
"Saya mengelus dada. Dalam. Hati."
Pak DIs, pelan, dalam. :'(
Nova Koernain
Jika kota ini tidak ada hubungannya dengan pendiri Starbucks,lalu drmn dia dpt inspirasi nm Starbucks Coffee? Jd mikir....hehehe
Mungkin pnh lewat kota ini..
Hoho
Buku tentang Starbuck Coffee dengan judul Onward: How Starbucks Fought for Its Life Without Losing Its karya Howard Schults terbitan 2012 Tersedia di link ini https://www.periplus.com/p/9781609613822/onward-how-starbucks-fought-for-its-life-without-losing-its-soul?path=1&select_cat=&filter_name=Onward:%20How%20Starbucks%20Fought
Yusuf Ridho
"Maafkan, saya hanya ingin tahu apakah kota Starbuck ini ada hubungannya dengan Starbucks Coffee?"
kota Starbuck --> Kota Starbuck
"Alumni Washington State University di Pullman. Jurusan pendidikan."
alumni --> alumnus (karena hanya merujuk ke satu orang, dalam hal ini Louann Truesdale)
"Dipimpin seorang walikota dan dewan kota."
walikota --> wali kota
"Lewat lautan ladang gandung yang siap panen."
gandung --> gandum
"Dulu, tahun 1980-an, penduduk Kota Starbuck masih 2000-an orang."
2000 ---> 2.000
Ngapunten...
wonokairun
Sampean iku sopo se pak ? Tukang koreksi tah ?
SMAN xx Jakarta
Itu sekolah di pedesaan yang katanya hampir tutup??? Lebih bagus daripada SMA negeri terfavorit seantero Indonesia ya
dendi romi
Pendiri starbuck sangat hebat. Mendirikan kafe yg tdk ada hubungannya dgn kota starbuck yg mendunia.
gagas89
Angela
Senangnya....saya ikutan terbuka wawasannya. Jangan cepat2 pulang Indo dulu ya Bah
Alfin
Ternyata masalah pedesaan dan urbanisasi sama ya. Bedanya sama di sini cuma infrastrukturnya. Klo di sana sendeso2nya sekolah gedungnya lebih bagus dan komplit dr sekolah kota di sini. Soalnya di sini konon katanya gak butuh, soalnya gak makan infrastruktur. Heuheuheu
Qie Qiang
Infrastruktur memang bukan untuk dimakan kalo yg doyan makan infrastruktur mungkin itu adalah koruptor yg suka nilep uang pembangunan infrastruktur shg kualitasnya mjd jelek
Djunaidy
Dalam gambar tampak Abah Dis berdua dengan Kepala Sekolah, yang mengambil gambarnya (memfoto) siapa ya?
minji
jangan usil!
MasTimboel
Three pod + timer :)
wono
Yo temannya lah ...
BGK
Koneksi jalan darat antar kota enak ya bah,
Disini mah katanya gak butuh infrastruktur, enakan didalam tempurung aja gak keluar2.
Kekuatan bangunan sekolah max 5th spy ada proyek terus abadi.
Ali Reza
Ini namanya komentar ngasal. Yg bilang nggak butuh infrastruktur siapa? masalahnya rezim sekarang gak tau prioritas. Jalan rakyat (gratis) malah hancur. Jalan tol (bayar) malah diperbanyak. BPJS malah nunggak triliunan. Beras busuk di gudang.
NHK
kamu butuhnya kolam
Rudianto
Mudah2an dalem saget bidal dateng starbuk
Makki
Pemandangannya sangat indah. Sepi, saya berangan-angan tinggal di kota yg sepi. Semoga saja Aman.
Razak
Mantap pak...
Semoga kita bisa berjumpa lg
Nu'man
selamat berlibur pak Dahlan
kami tunggu kepulangan bapak di Indonesia
sri dewi
Ternyata...kedai kopi mahal itu gak ada hub dgn nama kota starbuck, kepo yg menyenangkan ya pak, bisa liat tempat dan kebiasaan yg jauh beda dgn negeri via...wisata yg asiik.
Sehat selalu pak DI, teruslah bukakan kami jendela dunia.
Puthut basuki
Melihat di foto.
Walau dengan jumlah personil pengelola sekolah dan murid sangat sedikit, tapi sangat terlihat rumput di lapangan sangat terpelihara, ruangan juga terlihat bersih dan rapi.
Abah apa tidak tanya bagaimana merawatnya?
Sedangkan tengoklah lapangan sekolah sekolah disini, mayoritas banyak tumbuh rumput liar seolah tidak di rawat.
lbs
mungkin kalau cara merawatnya kita semua sudah tau. toh sekedar rumput.
tp kesadaran untuk merawatnya mungkin jadi kendala kita.
begitu terbelakangnya ya kita? meski sekedar urusan rumput....
loroati
Berbagai penjuru dunia sudah dijelajahi. Jajah deso milangkori.
Kapan keliling pelosok Indonesia. Dan menulis di disway. Tentang kesultanan Siak. Dengan Raja Ali Haji.
Peninggalan kerajaan Lombok. Pernah untuk tempat disimpannya kitab Negarakertagama. Dan pelosok Indonesia lainnya.
Atau saya yg ketinggalan tulisan disway.
Hariyanto
Lambang sekolahnya sepertinya bintang,benderanya hijau,satu tiang dgn bendera negara,ternyata bintang dan hijau tdk selalu identik dgn agama tertentu.
Nurkolis
Di Amerika pelosokpun bangunannya terlihat baik & terawat dg anggaran yg tipis.. . Berkaitan dg urusan sekolah Saya hanya ingin ngasih usulan pada yg berwenang terkait zonasi. Yg bertujuan agar tdk ada sekolah favorit. Lebih baik sekolah2 itu digabung jd dlm kota tidak banyak sekolahnya. Tapi megah & fasilitas komplit. Kalau zonasi spt T4 saya tdk kebagian sekolahan krn jaraknya yang serba nanggung. Meski masuk zona tp kuota penuh. Pilihannya bisa sekolah negeri tp luar yg jauh. Atau sekolah swasta yg dianggap mahal bagi penduduk desa saya.
lbs
mungkin itu hanya cocok untuk perkotaan pak. d desa2 palagi yg d pegunungan bahkan 1 dusun harus ada 2 sekolah. kalau tidak? siswa akan jalan kaki berkilo2 meter menerobos hutan/perkebunan menyebrangi sungai/laut.
bis sekolahpun tdk bisa. giografis kita sangat rumit.
Djatmiko
Dari fasilitas bangunan. Mamarika memang maju sekali ya... Dikota kecil saja sekolahnya seperti itu. Btw kota kecil itu. Kalo di negeri viavalen. Setingkat apa ya? Desa kec apa kabupaten.
maspri.id
Keren..ternyata dsana juga sama..desa ditinggal oleh penduduknya..semoga dana desa dsini benar2 mampu mengangkat potensi desa dan tidak dikorupsi oleh oknum desa
Lek git
Saya tdk bilang dikorupsi. Tapi dana desa hanya menggerakkan 6 org saja. 2 tukang dan 4 pekerja. Selain itu, tidak!!
Denik
Alokasi dana pendidikan 20% yang dirindukan kini tinggal kenangan. Yang Ada anak mau daptar sekolah sj sang raja sampai hrs ikut cawe cawe saking ruwetnya.
Zaman
Asyeeek... pengin eh ikut jalan2nya... maau sy jd asissten abah..hehe...
udah hampir sebulan ini ya di US..
kapaan balek Indo..??
MaMu
Negeri spti itu yg jadi idaman saya, hidup di desa yg tentram dgn fasilitas amat baik. Kalo merantau kesono rasanya bisa bersaing karena pengalaman jadi buruh tani, siapa tahu jadi petani disono bisa hidup layak.
Syabiq AeLa
.........Apalagi di Indonesia........
Massudin
Membayangkan keseharian di sana, dengan udara yg sejuk, kok sepertinya adem ayem ya..Abah..
aabaim
America memang keren, disini cm ribut cabong kampret, sama omongan kosong dan kebohongan pemimpinnya.
Putra Angling Dharma
Ah gak juga,saya hidup di pedesaan yg ayem.Kalau pagi kumpul di warung kopi.Kopi secangkir cuma Rp2000,Gethuk sebungkus Rp2000,Sambil bercanda .Guyub rukun
Indra bin Sapto
Trum Vs Hilary juga rame kok
luQi
sekolahnya keren. kepseknya jg. Ada hall olahraga. Lapangan sepakbola jg.
.
Seharusnya 2 tempat ini wajib ada bagi yg mengajukan pendirian sekolah di Indonesia.Melatih+membiasakan siswa kreasi+kompetisi di kelas n lapangan.
.
Biar besarnya nanti tidak jago kandang.
.
Sehat walafiat abah disway
lbs
sepertinya untk indonesia. ruang kelas bagus sj kita udah bersyukur...
Park Oen
Ada kartu pintar gak ya di amrik..???
Di +62 tidak perlu nilai UN tinggi tuk masuk sekolah..
Yang penting deket sekolahan akan di terima dengan mudah..
Wong Ndeso gak bisa lagi jalan kekota untuk sekolah..
Kalaupun bisa kesempatannya hanya 30% lewat jalur prestasi
pulang dr negara pmn sam, Jelajah indonesia lagi dong abah kykx zaman dirut PLN..banyak hope...
aabaim
Kalau dulu jelajah negeri ada hope kalau sekarang sy ngak yakin pasti malah menambah hopeless, Tenaga kerja WNI jobless TKA yg kerja dgn gaji selangit ini kejadian di tempat ku di Sulawesi
Jafar Ahmad
Saya sdh baca duluan tulisan ini d media jejaring jawapost, kemarin... mudah2an disway gak ketinggalan dr media cetak ... hmmm
Didiks0567
Kesimpulan. 1.Kota Starbuck tak ada hubungan dgn kedai kopi Starbuck 2.Starbuck sunyi karena urbanisasi. 3.Guru/Kepala Sekolah semangat mengajar walau tak terima sertifikasi atau gaji ke 13
sri dewi
Hahahaha......beda budaya kerja dan budaya" yg lain
pakhoaqiao
saiyaaa...
sukak komen ini...
reality bite(s)...
Indonesiya kakehan uwong (lebih2 Jakata), kakehan cangkem, kakehan karep...
iso ne grudak gruduk...
osang aseng asing...
cobak suruh pergi dan kerja ke pedalaman Sulawesi atau Papua, brapa ada yg mau...
:D :D :D
Mita
Miris lagi liat sekolah di pedalaman Kalimantan sana, Kepsek nya hanya datang sesekali dalam setahun,pengajarnya diserahin ke warga setempat yang digaji 500rb/bln,dana BOS nya ga kls,semoga segera di cokok KPK, Baarakallah Abah tetaplah sehat!
Dwiki Agung Wahyuanto
Pertanyaannya adalah, Siapa yang memfoto Anda bersama Kepala Sekolah itu?. Katanya cuman nemuin itu orang saja, Lahkok bisa foto candid seolah ada yang memfotokan itu. Mohon Dijawab agar tidak terjadi KesalahPahaman.
Budis
John Moon.
Bisa telusuri tulisan yang terdahulu..
pakhoaqiao
:D
jenis orang Indonesiaya...
yg ditanyak no, gak penting blazzz...
mbok ya baca baek2, pahami, mngertiin, terus cobak dipikirken, gimana caranya majuin Indonesiya...
Hadum
Jenis pohon yang d halaman sekolah, pohon apa ya?
Ichsan
Keren sekali cara Pak Dahlan mengkritik sistem zonasi di negeri sendiri.
Jaka Wibawa
Ah apakah di Indonesia ada kota yang bernama "Kapal Api"?....hihihihihihi
Habibi
itu di pelosok desa ya? kok sekolahnya bagus banget? gak reyot mau ambruk?
Puput Sri Asrianti
Bedalah, sangat2 jauh perbedaan nya. Amerika adalah negara adidaya sekaligus negara maju, mau dibandingkan dengan Indonesia yang hanya negara berkembang, pendapatan per kapita nya jauh sekali dari pendapatan per kapita warga negara sana
Mujiburohman A. Abas
Keserakahan ekonomi kota menarik sumber daya alam dari desa-desa. Manusia desa yang kehabisan makanan terpaksa datang ke kota untuk mengambil sekadar sesuap makanan. Tapi mereka tertipu oleh keserakahan manusia kota, yang sebelumnya adalah manusia desa seperti mereka. Merekapun harus menjadi manusia kota untuk sekedar bertahan. Dengan cara apa, menipu manusia desa yang datang setelah mereka. Lingkaran setan.
Putra
Cerita PLN dong bah
kang waras
rumputnya rapi, tidak ada rumput jarumnya, yang nempel dikaus kaki. gedungnya terawat baik, sama sekali tidak terlihat sampah, bahkan sampah daun di sekitarnya. fasilitasnya tetap terawat dengan baik. padahal muridnya sangat sedikit. berapa ya biaya pemeliharaannya?
mulyadi
ternyata sekolah sebagus itu mau di tutup. sayang banget.
lbs
iya ya. seandainya bisa d impor. sekalian guru2nya...
Lims
Ndesone Amerika serikat.
anto hoed
Fenomena kesepian melanda kota kecil di US, pun di INA.
Mungkinkah faktor ekonomi, hedonisme atau edukasi yang menyebabkan daerah tersebut di tinggalkan penduduknya ?
lbs
tp sy rasa lo d INA d mana2 penduduk meluber. trmasuk d desa2. luar biasa perubahannya. tahun ini kita lihat lokasi pertanian. tahun depan udah jd perumahan...
Bam'shary
Barakallah pak...
Panggiring
Zaman "industrial age" desa di tinggalkan penduduk nya untuk bekerja di kota. Nanti mungkin di zaman "Information age" orang-orang akan balik ke desa. Karena pekerjaan di zaman itu sebagian bisa di kerjakan secara remote.
Wandi
Kepala sekolah Negeri merangkap apa saja : menyiapkan makan, menyiapkan peraga, mengajar, membenahi yg tak rapi, mencabuti rumput, Ruang kelas dan fasilitas sekolah masih rapi dan ada bus sekolah, meskipun jumlah total siswanya : 24 siswa. Gambaran yang jelas, suatu kaum yang sangat memperhatikan pendidikan......akankah ada di sekolah kita, ada kepala sekolah, bekerja seperti itu, merangkap kerja semuanya, termasuk mencabuti rumput, saat sekolah sedang libur? Akankah saya iri, jika mereka lebih maju?
Msbii
Sama aja disini murid SD jd sedikit jg remajanya. Ikut KB dan urbanisasi kali ya
lbs
atau krn lokasi sekolah yg tidak beraturan?
ingt pertumbuhan penduduk kita skrg tdk terkendali
petjoet
Di USA penduduk 300 jiwa dipimpin oleh walikota ..
Disini penduduk 300 jiwa dipimpin oleh Ketua RT ..
.. hihihi ..
Cah nDeso
Di Amerika sepertinya tidak ada desa/kelurahan, adanya kota kecil atau kota besar, jadi dipimpin oleh wali kota, bukan kepala desa/lurah
wono
Wali kota ya Lurah itu kalo disini ...
lbs
bahkan pertanian dan peternakan yg meguntungkan d AS sj d tinggalkan anak muda. apalagi Indonesia. yg pertanian dan peternakannya lebih banyak menjanjikan kebangkrutan.
gagal panen karena hama atau musim yg tdk menentu. atau berhasil panen tapi harga anjlok.
maka bertani bagi WNI adalah profesi terpaksa. terpaksa drpada nganggur.
maka jangan heran jika negara agraris ini selalu impor beras. negara maritim ini impor garam.
negara agraris dan maritim ini petani dan nelayannya hidup amat miskin.
d tunggu lahirnya menejer bangsa ini yg bisa memikirkan masalah2 seperti itu...
Ahmad Karni
Ternyata sama aja dgn Indonesia persoalan nya
pakwind
Ternyata di USA, kondisi sekolah pedesaan juga tidak jauh berbeda dengan negeri zamrud khatulistiwa. Sekolah sepi murid. Terancam tutup. Desa ditinggalkan warganya.
Roro
Harus dibuat sistem zonasi biar merata siswanya...
Haris
Yaappz betul tuhh. kwkwkwkw
Gianto Kwee
Di Indonesia Starbucks Coffe tidak punya saingan,
Kopi Starbucks Espresso Roasting nya "Darkroast" Rasa tidak asam dan Hitam
Saingan nya, Semua kopi Roastingnya "Medium Roast" yang asam dan ada rasa LANGU (jawa) kopinya warna Coklat, tidak hitam
Selamat pagi Bung D I
Mito
Gak usah dipaksain lidah kita untuk rasa Amrik. Kopi buatan emak lebih nikmat. Hehe..
Jati Tirto
Starbucks Coffee itu aslinya Warkop biasa. Di pasar umum Pike Market Downtown Seattle. Sekarang Warkop kelas dunia, padahal WA atau bahkan US kayaknya nggak punya kebun kopi. Jian tuenannnn kreatifnya.
Didin
Dua tahun lagi 50 km untuk sekolah? Sekitar jarak Jogja-Solo. Wow wow.
Rian
+-0.5 jam perjalanan. Bagi anak Jakarta yg udah terbiasa mruput, 0.5 jam sih enteng
Hanan
Sedesa-desanya di Amerika, fasilitas sekolahnya tetep kece (school bus, sport hall, dll)
Ronie
Dalam perjalanan darat dari Kota Lewiston di Idaho ke Seattle di negara bagian Washington.
Tp knp pin-nya ada di minnesota?
Ronie
Ternyata ada 2 kota yg bernama starbuck di us, satu di washington, satu lg di minnesota
arif
mamring...hehe khas suroboyoan
edhi
pedesaan , fasilitas nya wow
Budi
Wow..amriki
Attar
Hmm radiator spring :).. ingat cerita Bapak Ibu yang tinggal di salah satu desa pesisir utara Jateng yang kebetulan Guru. Sekarang sekolah “bersaing” jemput bola mencari murid... eh ternyata, bahkan di sudut amrik sana..
lbs
mudah2an dg sistem zonasi akan terjadi pemerataan. baik kualitas atau kuantitas murid... amiiin
Purba
Absen
Purba
Dengan segala super power nya amerika. Ternyata di beberapa titik mereka berjuang juga
Komentar: 111
Silahkan login untuk berkomentar
Masuk dengan Google