Ganti Hati di Iran

Ganti Hati di Iran

SEBENARNYA saya tidak heran, tapi terkejut juga: ada orang Indonesia memilih transplantasi liver di Iran. Sukses pula. Sekarang masih di rumah sakit di sana. Menunggu kapan boleh pulang.

Sudah lama saya dengar –dari dokter ahli Indonesia– bahwa ilmu kedokteran di Iran sangat maju. Transplant apa saja bisa. Termasuk transplant pankreas dan sumsum. Bahkan kemampuan di bidang stemcell-nya masuk lima terbaik dunia.

Tapi baru sekali ini saya tahu: ada orang Indonesia memutuskan melakukan transplantasi hati ke Iran. Berarti Tiongkok bukan satu-satunya pilihan lagi. Atau Singapura.

Yang transplantasi hati ke Iran itu seorang wanita. Janda. Dengan donor putrinya sendiri.

Sang putri berumur 22 tahun. Masih kuliah di semester akhir di Universitas Trisakti Jakarta. Jurusan arsitektur.

Trisakti memberikan kelonggaran kepada sang putri: skripsi tugas akhirnya boleh mundur. Dia harus ikut ibunyi ke Iran. Hati sang putri harus dipotong setengahnya. Untuk menggantikan hati ibunyi yang sudah rusak –akibat sirosis. Hati sang ibu sudah dibuang total. Untuk diisi separo hati milik sang putri.

Kini sang putri masih dirawat di rumah sakit yang sama. Hati sang calon arsitek –yang tinggal separo itu– akan utuh kembali dua bulan lagi. Sedang separo hati yang dipasang di sang ibu akan menjadi hati yang utuh tiga bulan mendatang.

Hati adalah satu-satunya organ yang bisa tumbuh begitu cepat. Telinga juga bisa tumbuh tapi terbatas.

Cara transplant seperti itu juga berhasil dilakukan selebriti Setiawan Djody –juga dari hati milik putrinya. Di Singapura. Lebih 10 tahun lalu.

Sedang yang saya alami berbeda. Saya mendapatkan hati utuh dari seseorang yang meninggal muda di Tianjin, Tiongkok.

Yang lebih mengejutkan saya: transplantasi itu bukan dilakukan di Teheran, ibu kota Iran. Bukan pula di kota besar lainnya seperti Mashhad dan Isfahan. Tapi di kota Shiraz –mungkin kota besar keempat atau kelima di Iran. Saya belum pernah ke Shiraz.

"Kami pilih ke Shiraz karena ada departemen internasionalnya," ujar Mochamad Baagil, adik pasien. "Sebenarnya saya sendiri yang akan  memberikan separo hati saya ke kakak. Tapi tidak cocok," ujar Baagil.

Sebenarnya, kata Baagil, banyak rumah sakit di Iran yang bisa melakukan transplant. Tapi lebih untuk orang Iran sendiri. Sedang yang di Shiraz ini untuk internasional. Banyak pasien dari Qatar, Uni Emirat Arab, dan negara sekitar.


Shiraz hospital organ transplant center.

Keluarga Baagil ini asli Kudus. Tapi sudah lama pindah ke Jakarta.

Baagil sendiri tamat SMA masih di Kudus, di SMAN 2. Lalu kuliah di Institut  Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta jurusan teknik sipil.

ISTN dulunya dikenal sebagai Akademi Teknik Nasional (ATN) yang didirikan ahli beton terkemuka Indonesia Prof Dr Roosseno Soerjohadikoesoemo. ISTN berada di bawah Yayasan Perguruan Cikini. Yang punya lembaga pendidikan terkenal di Jalan Cikini Jakarta.

Setelah lulus ISTN dengan pujian Baagil langsung ke S2 di Technische Universität Dresden, Jerman. Kini Baagil bekerja sebagai konsultan perusahaan asing di Jakarta untuk masalah gedung-gedung pencakar langit.

Baagil juga masih di Shiraz. "Saya tunggu sampai kakak boleh pulang," ujarnya pada saya kemarin.

Meski Shiraz agak jauh di timur laut Teheran, ternyata keluarga ini tidak harus mendarat dulu di Teheran. "Ada pesawat langsung dari Dubai ke Shiraz," ujar Baagil.

Ternyata kota Shiraz cukup besar. Penduduknya sekitar 4 juta –sekelas Surabaya. Ini kota tua. Kekaisaran Parsi zaman dulu beribu kota di Shiraz. Karena itu peradaban dan ilmu pengetahuan di Shiraz sangat maju.

Yang saya juga heran: di Shiraz, di tengah blokade ekonomi Barat, berhasil dibangun mal besar. Salah satu yang terbesar di dunia. Ini berita baru bagi saya.

Waktu saya ke Iran dulu mal belum ada. Tidak terlihat bangunan atau toko jelek tapi juga tidak ada mal. Tidak ada kaki lima tapi juga tidak ada supermarket internasional. Tidak ada mobil jelek tapi juga tidak ada Mercy di jalan-jalan. Berarti Iran sudah berubah banyak. Dan memang mal ini masih baru. Belum genap lima tahun.

Di tengah blokade Amerika yang begitu keras dan panjang ternyata ekonomi Iran masih jalan. Memang inflasi di negara itu tertinggi di dunia. Mata uangnya menjadi yang terlemah dibanding negara mana pun. Tapi semangat hidupnya tidak bisa diblokade.

Saya jadi ingat ketika mengunjungi instalasi LNG dan pabrik turbin di Iran. Saya harus akui: Iran adalah satu-satunya negara Islam yang mampu memproduksi turbin untuk pembangkit listrik besar.

Rumah sakit di Shiraz itu sendiri ternyata sangat besar. Modern. Seperti di Tianjin. Statusnya juga sama: RS Transplant Center. Bisa mengerjakan transplant organ apa saja di situ. Saya jadi ingat: bapak kedokteran dunia adalah orang Iran: Ibnu Sina. Yang di Barat dikenal sebagai Ibn Sina atau Avicenna. Yang juga dikenal sebagai bapak fisika.

Transplantasi hati untuk ibu dari Jakarta itu dilakukan oleh Dr Ali Malek Hosseini. Ia mendapat gelar ''Bapak transplant Iran''. Sudah 26 tahun Hosseini menjalankan transplantasi di sana. Sudah menangani lebih 10.000 kali transplant.

Dr Hosseini dua tahun lebih tua dari umur saya. Lahir di desa dan sampai SMA masih di desa itu. Lalu masuk D1 ilmu keguruan untuk kembali mengajar di desanya.

Dua tahun mengajar barulah Hosseini ikut tes masuk universitas. Diterima. Ia memilih fakultas peternakan.

Belum lagi lama di fakultas itu ibundanya meninggal dunia: sakit liver. Sejak itu Hosseini ikut tes lagi masuk fakultas kedokteran. Diterima.

Jadilah Hosseini dokter di Shiraz. Lalu dapat beasiswa memperdalam ilmu transplant di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat.

Dari mana Baagil tahu kalau Iran punya kemampuan transplant itu? "Sejak tinggal di Jerman saya sudah tahu," ujarnya. Apalagi ia sendiri sudah beberapa kali ke Iran –meskipun baru sekali ini ke Shiraz.

Baagil kini menyiapkan diri untuk ke S-3. Juga di Jerman. Ia akan melakukan penelitian gedung tinggi dengan struktur tanpa balok.

Sejak SMA Baagil sudah tertarik mengikuti pembahasan soal apa yang terjadi di Iran. Termasuk aliran keagamaannya. Dan masuk ke dalamnya. (Dahlan Iskan)

Foto-Foto: Dokumentasi Shiraz1400. 

---

 

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 157

  • Wawan H
    Wawan H
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
  • Bam'shary
    Bam'shary
  • Irlove
    Irlove
  • Kabar saja
    Kabar saja
  • Si
    Si
  • Jem
    Jem
  • Naser Safa
    Naser Safa
  • Febri kecewa
    Febri kecewa
  • Turyono
    Turyono
  • Gunawan
    Gunawan
  • Hery
    Hery
  • Risal
    Risal
  • Risal
    Risal
  • Risal
    Risal
  • Kentut Barometer
    Kentut Barometer
    • Estafet
      Estafet
    • kuda lari
      kuda lari
  • una
    una
  • Surya
    Surya
    • Cahaya
      Cahaya
  • oi
    oi
    • nnmm
      nnmm
  • Rakyat jelantah
    Rakyat jelantah
    • penak jamanku
      penak jamanku
  • Budi santoso
    Budi santoso
  • sunnindo
    sunnindo
    • Bango-Bango
      Bango-Bango
  • Sansan
    Sansan
    • Ngibul
      Ngibul
  • Abdullah
    Abdullah
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
  • minji
    minji
  • Bargowo
    Bargowo
  • Fans
    Fans
    • Minta dong
      Minta dong
    • nnmm
      nnmm
  • Sang Ombak
    Sang Ombak
  • Transplantasi Kepala
    Transplantasi Kepala
  • Arif priyono
    Arif priyono
    • Qie
      Qie
    • Feb
      Feb
  • Bung Hari
    Bung Hari
    • Liam
      Liam
    • Bowo
      Bowo
    • kkkk
      kkkk
  • Pemburu Kadal
    Pemburu Kadal
    • Sahara
      Sahara
    • Adi
      Adi
    • Gurun tiongkok
      Gurun tiongkok
    • Feb
      Feb
    • Cuciiik
      Cuciiik
  • santos
    santos
  • Macca Madinah
    Macca Madinah
  • Anti Iran
    Anti Iran
    • Rusli Rusli
      Rusli Rusli
    • Lia
      Lia
  • I WAN
    I WAN
    • Qie
      Qie
  • olan
    olan
    • blokade
      blokade
    • Hk
      Hk
    • Liam
      Liam
    • 420 yulion
      420 yulion
  • sapapua
    sapapua
  • Eko
    Eko
    • Bubu
      Bubu
    • Myllou
      Myllou
  • Eva Kwaci
    Eva Kwaci
  • Lia
    Lia
    • Myllou
      Myllou
  • TEHERAN
    TEHERAN
    • Macca Madinah
      Macca Madinah
  • Denik
    Denik
    • Jan dan cok
      Jan dan cok
  • Accesories Roadbike
    Accesories Roadbike
    • Ndubrus
      Ndubrus
    • Ndubrus
      Ndubrus
  • Thamrin Dahlan
    Thamrin Dahlan
  • Dargombes
    Dargombes
    • Yadi Diego
      Yadi Diego
    • gak nulis
      gak nulis
  • Pak Ponidi
    Pak Ponidi
    • Pak Ponidi
      Pak Ponidi
  • Bocan
    Bocan
    • Fairdy
      Fairdy
    • Nikimito
      Nikimito
  • Robban Batang
    Robban Batang
  • bleg endhong
    bleg endhong
  •  Arif
    Arif
  • Hariyanto
    Hariyanto
  • Kadrun
    Kadrun
    • Robban Batang
      Robban Batang
    • Denik
      Denik
    • Jan dan cok
      Jan dan cok
    • Huhuhihi
      Huhuhihi
    • Wahab
      Wahab
  • Fufah
    Fufah
    • Syiah Ali
      Syiah Ali
  • Jaka Sembung
    Jaka Sembung
  • Mboh
    Mboh
  • Saiful Uddin
    Saiful Uddin
    • Mbah Sangkil
      Mbah Sangkil