UNDP Rekomendasikan 3I Untuk Kebijakan Pembangunan Manusia

UNDP Rekomendasikan 3I Untuk Kebijakan Pembangunan Manusia

-Intan Afrida Rafni-

JAKARTA, DISWAY. ID - United Nations Development Programme (UNDP) atau Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa merekomendasikan '3I' untuk menerapkan kebijakan pembangunan manusia.

Adapun '3I' itu sendiri adalah Investment (Investasi), Insurance (Ansuransi atau jaminan sosial), dan Innovation (Inovasi). 

Rekomendasi tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Kepala UNDP Indonesia, Sujala Pant dalam sambutannya. Dia menjelaskan bahwa dalam melipat gandakan pembangunan manusia, perlu diterapkan kebijakan '3I' tersebut. 

BACA JUGA:Seorang IRT di Tambora Kaya Mendadak Berkat Jual Barang Beginian, Polisi Bongkar Motif Pelaku

"Saat kita melipat gandakan pembangunan manusia, kita perlu berfokus pada apa yang disebut '3I' untuk mengatasi periode ketidakpastian ini," ujar Sujala Pant di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis, 2 Februari 2023.

Sebelumnya, UNDP melaporkan bahwa lebih dari 90 persen negara mencatat penurunan skor Indeks Pembangunan Manusia (IMP) untuk tahun 2020 dan 2021. Tidak hanya itu, lebih 40 persen mengalami penurunan di kedua tahun itu. 

Melihat hal tersebut, menandakan bahwa krisis di berbagai negara malah semakin parah. Salah satu penyebabnya adalah pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina. 

BACA JUGA:Ditjen PHU Kemenag dan KJRI Jeddah Gelar Indonesian Hajj Expo 2023

Tidak hanya itu, pergeseran sosial dan ekonomi, perubahan iklim, dan peningkatan polarisasi yang besar-besaran juga menjadi ketidakpastian yang harus diatasi bersama. 

"Untuk mengatasi ketidakpastian, kita perlu melipat gandakan pembangunan manusia dan berfokus lebih dari sekedar meningkatkan kesejahterahan atau kesehatan masyarakat," kata Sujala Pant. 

Salah satu dampak dari ketidakpastian tersebut, kata Sujala Pant, yaitu mengalami gangguan mental. Dia mengatakan, satu dari delapan orang di duniaenderita gangguan mental. 

Hal itu dikarenakan meningkatnya stres yang didorong oleh ketidakpastian ekonomi, digitalisasi, kekerasan, perubahan iklim dan ketimpangan. 

"Rasa ketidakadilan juga melanda masyarakat baik yang kaya maupun yang hidup di bawah garis kemiskinan yang membuat masyarakat merasa tidak aman dan khawatir akan masa depan," kata Sujala. 

"Ini telah menyebabkan depresi dan masalah kesehatan mental seperti yang saya Sebutkan Selain itu ada rasa tidak nyaman tidak pasti, dan rasa tidak percaya satu sama lain," lanjutnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: