Zaytun Jas

Zaytun Jas

Sosok Panji Gumilang, pimpinan Ponpes Al-Zaytun di Indramayu yang tengah kontroversi-Foto/Tangkapan Layar/YouTube/Al-Zaytun Official-

PUKUL 04.00 saya sudah bangun. Saya perlu air minum hangat setengah liter. Yakni untuk minum obat sebelum makan apa pun. Air di termos kamar sudah dingin. Tidak ada telepon antar-kamar di wisma tamu Al-Zaytun ini.

Saya turun lewat lift: akan minta tolong ke petugas lobi. Tapi begitu keluar dari lift ruang makan di dekat lobi itu terlihat sudah terang. Saya melongok ke dalamnya. Sudah banyak makanan. Atau: masih banyak makanan.

"Jam segini kok sudah melayani makan pagi?" tanya saya ke petugas ruang makan.

"Ini layanan makan sahur. Tadi banyak sahur. Banyak yang puasa," jawabnya. 

Saya pun membawa air panas ke kamar. Satu termos besar. Istri saya juga perlu bikin susu untuk orang tua.

Saya pun segera ke masjid. Agak terlambat. Salat subuh berjamaah sudah dimulai. Isinya santri berpakaian pramuka. Masjid ini besar sekali. Sekitar 40 x 60 meter. 

Ini masjid lama. Salah satu dari bangunan pertama yang didirikan di Al-Zaytun 25 tahun lalu. Bukan masjid baru yang enam lantai. Yang belum sepenuhnya jadi. 

Di salat subuh ini masjid tidak penuh. Ada empat baris panjang santri laki-laki: tiap santri berjarak 1 meter. Tidak ada yang aneh. Salat subuh biasa. Tanpa qunut. 

Para santri wanita berjajar jauh di belakang. Juga sudah berpakaian pramuka yang ditutup mukena. Jumlahnya kurang lebih sama. Salat berjamaah lima waktunya pun seperti itu. Tidak ada wanita yang di depan laki-laki.

Selesai salat ada wiridan sebentar. Lalu ada pelajaran bahasa. Santri laki-laki berkumpul di kiri lantai masjid. Perempuan di kanan. Saya tidak bisa melihat pelajaran ini. Saya harus bersiap-siap senam dansa gaya Disway. Sambutan Al Zaytun ternyata antusias. Mereka senang santrinya diajak senam Sabtu pukul 06.00 itu.

Saya, istri, Nicky, dan Kang Sahidin jadi pemandu senam. Pemanasannya pakai lagu Mandarin. Tiga lagu. Lalu masuk ke gerak medium impact dengan lagu Cinta SMA. Para santri tidak hanya ikut bergerak, tapi juga serentak ikut mendendangkan lagunya. Rupanya lagu itu sangat populer di kalangan anak SMA.

Berikutnya mulai gerak yang lebih dinamis. Pakai lagu India, Arab disco, lagu Barat, rock 'n roll, dangdut, koplo, dan ditutup dengan gerak jenaka lagu chicken dance.

Satu jam penuh.

Nonstop

Saya lihat presiden santri Al-Zaytun ikut senam. Wanita. Cantik dengan 4i. Asal Sukadana, Lampung. Namanyi: Shabrina Tifa Azzahra binti Yuni Faizal. Baru dua kali ini presiden santri dijabat perempuan. Yang pertama sekitar 6 tahun lalu.

Sejak dulu presiden santri dipilih secara demokratis. Mirip pemilu negara. Prosesnya unik: tahap pertama, 80 santri dengan nilai terbaik jadi calon presiden. Tidak peduli laki-laki atau perempuan.

Dari 80 calon itu, tiap santri memilih dua nama calon laki-laki dan dua nama calon dari perempuan.

Terpilihlah 8 calon laki-laki dan 8 calon perempuan. Lalu 16 calon tersebut tampil di forum santri. Mereka mengajukan program. Lalu dibuka perdebatan antar calon.

Setelah debat, setiap santri diminta menuliskan dua nama calon laki-laki dan dua nama calon perempuan. Itu untuk menentukan 4 calon laki-laki dan 4 calon perempuan pilihan mereka.

Delapan calon ini diajukan ke dalam Pemilu akhir. Untuk dipilih salah satu: jadi presiden.

Pemilunya pakai kartu suara beneran. Pakai bilik suara beneran. Pakai kotak suara plastik yang transparan. Lalu dihitung dengan dua cara: manual dan digital. Saling kontrol.

Selesai senam para santri bergegas ke asrama. Pukul 08.00 mereka masuk kelas ekstrakurikuler. Saya sendiri bergegas mandi. Pukul 08.00 menghadiri acara wisuda sarjana. Sekalian memberikan pidato wisuda.

Semua laki-laki pakai jas. Kecuali saya. Maka saya cari pinjaman jas. Mudah. Banyak jas di sana.

Di auditorium Al-Zaytun itu, tempat wisuda itu, bergema gamelan Sunda. Waktu saya masuk auditorium lagunya 

Karatagan Pahlawan. Perjuangan para pahlawan. Penabuh gamelannya karyawan Al-Zaytun sendiri.

Setiap pembicara yang naik podium diiringi gamelan. Pun ketika meninggalkan podium.

Acara wisuda pun dimulai: tidak dengan pembacaan Alquran. Dua MC wanita minta hadirin membaca Basmallah.

Lalu seorang santri maju. Ia memimpin pembacaan asmaul husna. Tanpa nada. Diikuti semua yang hadir. Pembacaan 99 nama Tuhan itu ternyata masih dilanjutkan dengan pembacaan asmaun nabi. Juga diikuti yang hadir. Kelihatannya hanya saya yang tidak bisa mengikuti. Saya tidak hafal. Tidak ada bantuan teks di layar. Baru kali ini saya alami: pembacaan 21 nama Nabi Muhammad. 

Di panggung kehormatan duduk berderet ketua yayasan, senat, rektor, para wakil rektor, dan guru besar. Syekh Panji Gumilang sebagai ketua dewan pembina yayasan. Di sebelah kirinya: Ny Panji Gumilang. Di sebelah kanannya: Dr Imam Prawoto, rektor institut agama Islam Al-Zaytun. 

Dr Imam adalah putra pertama Syekh Panji. Ia juga lulusan UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Jakarta. Lalu ke Selandia Baru. Ia kuliah manajemen di sana. Sampai bergelar MBA. Masih banyak lagi gelarnya yang lain. Usianya 55 tahun.

Semua yang naik podium mengawali salam dengan pekik ''Merdeka!''. Kecuali satu orang: wakil rektor. Ia bertugas membacakan SK kelulusan. Setelah mengucapkan Assalamu'alaikum ia langsung membaca SK. 

Ia pun ditegur. 

Dari tempat duduknya di panggung Syekh Panji Gumilang menyela dengan suara keras. "Mana Merdekanya? Ulangi!" ujarnya.

Maka sang wakil rektor berhenti membaca SK. Ia mengulangi dari awal: Merdeka!

Syekh Panji sendiri, di podium, memulai dengan salam bahasa Arab, salam bahasa Ibrani dan salam bahasa Jawa: rahayuuu. Lalu mengajak hadirin bersama-sama menyanyikan satu ayat dalam kitab suci perjanjian lama, Taurat, dalam bahas Ibrani. Serasa di gereja.

Saya sendiri tidak mengucapkan salam apa pun. Langsung pidato ke materi persoalan. Hanya di akhir pidato saya memekikkan Merdeka! 

Selesai wisuda hadirin pindah ke ruang makan besar di sebelahnya. Di situ ada gamelan Jawa. Penabuhnya para guru al Zaytun. Saat saya mulai duduk di meja makan lagunya Caping Gunung. Sindennya juga para guru Al Zaytun: tiga perempuan, satu laki-laki.

Di sebelah gamelan ada dua grup musik. Satu grup untuk musik pop. Satunya lagi musik untuk lagu keroncong. Syekh Panji Gumilang senang keroncong. Suaranya merdu. 

Syekh Panji bahkan menciptakan banyak lagu keroncong. Yang dinyanyikan oleh 'ratu' keroncong, Sundari Sukoco. Salah satu lagu ciptaannya: Samudera Biru. Yang kemudian dijadikan nama PT untuk perusahaan perkapalan Al Zaytun di pantai utara Indramayu.

Saya tidak sempat menikmati sajian keroncong itu. Saya buru-buru harus ke salah satu desa di pedalaman Magetan. Desa Soco. Di selatan lapangan terbang Iswahyudi Maospati. Di desa itulah kiai dan ustad pesantren keluarga kami dimasukkan sumur hidup-hidup. Pelakunya: PKI. Di tahun 1948 - -peristiwa Madiun Affair.

Saya bergegas masuk mobil. Sampai lupa mengembalikan jas. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 24 Mei 2023: Zaytun Gantar

Otong Sutisna
Embun pagi telah hilang, eh... embun siang tuh terbawa angin, itulah Majalengka. Kota angin yang bisa yingkap rok cewek-cewek.

Mbah Mars
EmBoEn PaGi (KeRiNaN) Satu hari tanpa tawa adalah satu hari yang terbuang sia-sia. __Charlie Chaplin__

Agus Suryono
SERI AL ZAYTUN TERNYATA BELUM HABIS.. Mungkin, besuk pun, masih membahas Al Zaytun. Dari tulisan Abah di seri Zaytun ini, "terasa", sedikit banyak Abah terpukau oleh kelebihan-kelebihan Syech Pandji. Jadi, mestinya, kalau besuk, CHD serie Al Zaitun ini masih berlanjut, semestinya Abah ungkap dan atau tanyakan tanggapan maupun penjelasan Syech Pandji tentang: 1). Kontroversinya ilmu yang diajarkan ke para santri dan atau keyakinan Syech Pandji yang kelihatannya agak "berbeda". 2). Sumber dana tambahan yang diperoleh, sehingga pesantren Al Zaytun "mampu" membeli tanah ratusan hektar (minimal 120 + 350 = 470 hektar, yaitu yang di pesantren), di luar atau tidak termasuk uang pribadi, dan untuk membangun berbagai fasilitas pendukung pesantren. Mulai dari pabrik air, "katering raksasa" yang harus menyediakan paling tidak 3 (pagi siang sore) dikalikan 5.000 siswa. 3). Pandangan dan atau logika berpikir keagamaan dari mana atau dari siapa, yang "dipanuti" Syech Pandji.. @Terima kasih Abah DIS..

Ahmad Zuhri
Jangan silau dengan tampilan luar atau fisiknya, besar dan megah.. tapi kita harus pastikan isinya seperti apa. Saya kagum dengan prinsip kemandirian ala Al Zaytun ini, tapi tidak dengan ajaran yg udah di praktikkannya.. Godaan orang alim itu beda, lebih halus.. sangat berbahaya kl terlena, beda dengan perusuh seperti saya.. Hasil pengamatan dan interaksi saya antara pondok modern dan pondok salaf.. pondok modern secara keilmuan umum mmg lebih unggul, tapi untuk adab nya kurang. Pondok salaf secara keilmuan cukup, tapi adabnya sangat baik (mohon maaf kl kurang tepat hasil pengamatan saya) Kl bisa mmg keilmuan unggul, adabnya juga sangat baik.. tapi saya kembali ke ungkapan ini bahwa Adab itu lebih tinggi daripada ilmu.. Ojo gampang gumun lan kagetan..

Gregorius Indiarto
Yen gampang nggumun lan kagetan kuwi gampang diapusi lan kapusan. Sugeng enjang, sugeng makaryo.

imau compo
Ingat Harvard ingat Zuckenberg, manusia terkaya di dunia. Ingat lagi alumni-alumni Harvard yg menjadi tokoh dunia. Ingat ITB ingat Soekarno dan sederet tokoh nasional dan tokoh di Malaysia, termasuk pencipta serial kartin Upin dan Ipin. Ah...! Gak adil, masa feature Al Zaytun dikaitkan universitas-universitas terkenal itu. Jadi ingat, doktor hebat yg ceramah malam nuzul al Qur'an itu dengan bangga bilang lulusan Gontor. Beliau dengan takzim memberi hormat ke ketua DKM kami yg lulusan Irak sambil mengidentifikasi diri angkatannya dengan tokoh-tokoh nasional alumni Gontor. Dari situ saya penasaran, siapakah pendiri Gontor ini? Ketemu! Besok lupa lagi. Beda lagi dengan Gantar. Baru hari ini saya tahu. Ternyata lokasi lembaga pendidikan Al Zaytun, yg didirikan Sjech Panji..... Saya mencoba mengingat nama-nama terkait Al Zaytun ini......Sjech Panji! Tidak ada lagi. Mungkin Al Zaytun ini adalah lembaga pendidikan utk mendidik Sjech Pandji utk menjadi sesuatu. Tidak buruk juga...., semoga beliau jadi pemberi manfaat yg besar utk negara dan bangsa ini.

Leong Putu
Pak Jo... Bagi saya, apa pun artikel disway akan tetap saya baca. Ndak bosen kok... ... Kadang ta baca judulnya saja... Wkwkwk... Ampooooon Pak Bos, saya khilaf....

Ahmad Suwarto
sangat disayangkan sekelas abah dahlan mau jadi buzzernya Panji Gumilang, mohon ambil sumber yg kontra Al zaytun.mengenai kebobrokan Al Zaytun.. jadi berimbang seperti yg abah gembar gemborkab selama ini untuk membuat suatau berita

Samsul Arifin
Betapa SPEKTAKULER Al Zaitun dari Feature Abah DI ini dalam waktu kurang satu Bulan ini Abah DI Membahas Al Zaitun. Yang Terbaru ini Zantun Gantar sebelumnya Zaintun Gontor dan yang paling Vital adalah Zaitun Simanulang kalau ga salah. Tapi memang kami Juga butuh berita atau feature yang yang tidak hanya menjunjung tinggi kelebihan Al Zaitun tapi juga berbagai sisi dari Al Zaitun agar Abah Tidak Disebut BUZZER oleh para penikmat ulasan Abah DI tentang Al Zaitun.... #Salam Damai Dari IAI Al Khoziny Buduran Sidoarjo Jawa Timur 

Mbah Mars
Mengapa Pak DI lebih suka menulis sisi-sisi positif Zaitun dan Syekh Panji ? Ya, karena rupa-rupanya Pak DI punya chemistri dan ngeklik dengan Syekh Panji. Pertama, mereka itu sama-sama opa-opa tua yang masih "haus" dan "bersyahwat" tinggi dalam berbisnis. Kedua, mereka sama-sama opa-opa yang disiplin menjaga kesehatan. Ketiga, dalam menjalani keberagamaan, mereka lebih memilih beragama secara inklusif bahkan out off the box. Suka pada hal-hal yang anti mainstream. Lihat saja bagaimana mereka bergaul dengan berbagai kalangan yang berkeyakinan beda. Ada lagikah persamaannya? Oia, mereka sama-sama anti poligami. Tepatnya takut berpoligami. Takut istri. wkwkwkwkwkk. Kaburrrrrrrr.

Dedy Ananta
Sepertinya pak DI juga harus mengunjungi Ponpes Nurul Iman Parung Bogor, yg pernah diwawancara Coach Yudi Chandra di chanel yutubnya. Sebagai pembanding saja, apalagi yang menangani seorang perempuan, uminya. Karena suami (pendirinya) sudah meninggal.

mzarifin umarzain
NII kini sudah tak ada. NKRI milik bersama. NKRI kita isi a.l.dg muslimiin yg kita usahakan 100% nya hafal Terjemahan surat alFaatichah. Agar bertaqwa dg benar.\

Pryadi Satriana
RASANYA ndhak mungkin Dahlan gak tahu tulisan2 di Disway National Network yg sangat menyudutkan Panji Gumilang, bahkan muncul sampai beberapa hari terakhir ini, hampir bersamaan dg Dahlan 'keplak-keplok' (bukan 'koplak-koplak' lho ya?) tentang Panji Gumilang sampai 'termehek-mehek', 'kentut'-nya pun akan dibilang 'wangi'. CHD bilang "OK". DNN bilang "NOT OK". Ada pertentangan. Jelas sekali. Saya cemas. Jangan2 pertentangan itu diawali dalam diri Dahlan. Jangan2 Dahlan mengidap 'split personality disorder'. Berkepribadian ganda. Tapi tidak menyadari. Ada tiga indikator yg "saya lihat". Dahlan mengaku ber-"tauhid", tapi "membungkuk & menundukkan kepala" - seperti "menyembah" terhadap yg diketahuinya sebagai "dewa". Dua, Dahlan tahu: berikan upah pekerja sebelum keringatnya kering. Tapi, setelah 3 th lebih belum jg membayar gedung yg dibangun utk PT Ensterna. Dahlan berkilah hanya sbg pendiri, padahal Dahlan yg memilih Dirut & ikut rapat2 penting PT Ensterna, sampai bbrp hari yll. Tiga, tulisan2 Dahlan di CHD seperti "bucin" ttg Panji Gumilang & Al-Zaytun-nya, tapi tulisan2 di DNN seperti "talak tiga" utk hal yg sama! Ini mencemaskan. Seorang Raja Media yg punya 58 media yg tergabung dalam DNN bisa jadi "mengidap 'split personality disorder' tanpa menyadarinya". Kalaupun "ya", itu gak aneh. Basa Jawa-né: Wong gendeng yo ora rumangsa lek de'e iku edan." Moga2 itu ndhak terjadi pada Pak Dis. Sehat selalu semuanya. Havenu Shalom Aleichem. Assalammu alaikum. Rahayu.

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 168

  • Nayla Farihatul ummah
    Nayla Farihatul ummah
  • Naila Rizkiyah
    Naila Rizkiyah
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Maulidyatus Sholikhah
    Maulidyatus Sholikhah
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • ITA TALIA
    ITA TALIA
  • M Fikri Ulumudin
    M Fikri Ulumudin
    • Sheila Dwi
      Sheila Dwi
  • NUR KHARIROH
    NUR KHARIROH
  • Rffnaaa Tharyyy
    Rffnaaa Tharyyy
  • Churinia Dewi
    Churinia Dewi
    • Evi Rahmawati
      Evi Rahmawati
    • Sheila Dwi
      Sheila Dwi
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • imau compo
      imau compo
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • imau compo
    imau compo
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Liam Then
    Liam Then
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Riyono ,SKP
    Riyono ,SKP
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • Liam Then
      Liam Then
  • Mak Rambe
    Mak Rambe
    • Mak Rambe
      Mak Rambe
    • thamrindahlan
      thamrindahlan
    • Xiaomi A1
      Xiaomi A1
    • imau compo
      imau compo
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Siti choirun Amala
    Siti choirun Amala
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Kang Sabarikhlas
      Kang Sabarikhlas
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Lagarenze 1301
      Lagarenze 1301
  • Liam Then
    Liam Then
  • Samsul Arifin
    Samsul Arifin
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • alasroban
    alasroban
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Lensa Glori
    Lensa Glori
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
    • Liam Then
      Liam Then
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Kang Sabarikhlas
      Kang Sabarikhlas
  • Xiaomi A1
    Xiaomi A1
    • Riyono ,SKP
      Riyono ,SKP
  • AnalisAsalAsalan
    AnalisAsalAsalan
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • AnalisAsalAsalan
    AnalisAsalAsalan
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • doni wj
    doni wj
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Xiaomi A1
    Xiaomi A1
  • Dwi Sudarko
    Dwi Sudarko
  • Alib M
    Alib M
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
    • thamrindahlan
      thamrindahlan
  • Otong Sutisna
    Otong Sutisna
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • imau compo
    imau compo
    • imau compo
      imau compo
  • JIM vsp
    JIM vsp
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • JIM vsp
      JIM vsp
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • JIM vsp
    JIM vsp
    • Jo Neka
      Jo Neka
  • Jo Neka
    Jo Neka
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Liam Then
      Liam Then
  • JIM vsp
    JIM vsp
  • JIM vsp
    JIM vsp
  • ACEP YULIUS HAMDANI
    ACEP YULIUS HAMDANI
  • Bambang Adi
    Bambang Adi
  • al.reza de.silalahi
    al.reza de.silalahi
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • Waris Muljono
    Waris Muljono
  • Kholifatul Isnaeni
    Kholifatul Isnaeni
    • Lagarenze 1301
      Lagarenze 1301
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • Sri Wasono Widodo
    Sri Wasono Widodo
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
  • m note
    m note
    • Riyono ,SKP
      Riyono ,SKP
  • Riyono ,SKP
    Riyono ,SKP
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
    • Riyono ,SKP
      Riyono ,SKP
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
  • rid kc
    rid kc
  • Chei Samen
    Chei Samen
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Chei Samen
    Chei Samen
  • Chei Samen
    Chei Samen
    • Riyono ,SKP
      Riyono ,SKP
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Riyono ,SKP
      Riyono ,SKP
    • Agus Suryono
      Agus Suryono

Berita Terkait