Waspada Cuaca Ekstrem di Pancaroba, BMKG Prediksi Awal Hujan Terjadi Oktober - Desember
BMKG meminta waspada akan cuaca ekstrem yang terjadi di musim Pancaroba-ilustrasi-disway.id
JAKARTA, DISWAY.ID-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk waspada potensi cuaca ekstrem di masa peralihan atau Pancaroba.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam Live Webinar 'Kapan Musim Hujan akan Datang?' pada Sabtu kemarin menjelaskan, Cuaca ekstrem berpotensi besar terjadi selama musim peralihan. Mulai dari hujan lebat disertai petir dan angin kencang serta hujan es.
Dwikorita mengatakan, arah angin bertiup sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya.
BACA JUGA:6 Tips Merawat Motor di Musim Pancaroba, Pemotor Wajib Tahu Nih!
Namun, secara umum biasanya cuaca di pagi hari cerah, kemudian siang hari mulai tumbuh awan, dan hujan menjelang sore hari atau malam.
Dwikorita menyebut awan Cumulonimbus (CB) biasanya tumbuh disaat pagi menjelang siang, bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas.
Namun, menjelang sore hari, lanjut Dwikorita, awan ini akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir dan angin.
BACA JUGA:6 Cara Cegah Paparan Penyakit saat Musim Pancaroba
"Curah hujan dapat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal didaerah perbukitan yang rawan longsor, kami mengimbau untuk waspada dan berhati-hati," tuturnya.
Dwikorita mengatakan, BMKG memprediksi awal musim hujan 2023/2024 umumnya akan terjadi pada bulan Oktober - Desember 2023 yaitu sebanyak 477 Zona Musim (ZOM) atau 68,2 persen.
Sementara puncak musim penghujan umumnya diprakirakan pada bulan Januari - Februari 2024, yaitu sebanyak 385 ZOM (55,1%).
BACA JUGA:Pancaroba, Masyarakat Diminta Waspada Cuaca Ekstrem
Selain kepada masyarakat, Dwikorita juga meminta kementerian/lembaga, pemeritah daerah, dan institusi terkait untuk melakukan langkah mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologis selama musim hujan, terutama di wilayah yang mengalami Sifat Musim Hujan Atas Normal (lebih basah dibanding biasanya).
Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana banjir dan tanah longsor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: