Kronologi Skandal Gratifikasi Seret Ibu Negara Korsel, Terciduk Terima Tas Dior

Kronologi Skandal Gratifikasi Seret Ibu Negara Korsel, Terciduk Terima Tas Dior

Ibu Negara Korea Selatan-Tersandung kasus dugaan gratifikasi tas Dior-BBC

JAKARTA, DISWAY.ID - Ibu negara Korea Selatan Kim Keon Hee dituding menerima tas mewah label Dior.
 
Tudingan gratifikasi ini memicu kontroversi. 
 
Isu ini muncul di tengah jadwal pemilihan umum yang tinggal beberapa bulan lagi.
 
Partai yang dipimpin oleh Presiden Yoon Suk Yeol berada dalam krisis setelah istrinya dituduh menerima tas tangan mewah. 
 

Kronologi berawal saat bu negara Korea Selatan diam-diam terekam saat dia diberi hadiah mewah dari seorang pendeta yang menganjurkan unifikasi dengan Korea Utara.
 
Dengan pemilihan umum dewan nasional yang akan dilaksanakan kurang dari tiga bulan lagi, media Korea Selatan dibanjiri dengan tuduhan dan tudingan.
 
Semuanya berasal dari dugaan pemberian tas tangan Dior lebih dari setahun yang lalu.
 
Kekacauan dimulai dengan pertemuan antara pendeta Korea-Amerika Choi Jae-young dan Kim Keon Hee, istri presiden Yoon Suk Yeol.
 
 
Choi memiliki sejarah keterlibatan dengan Korea Utara dan telah mengunjungi negara komunis tersebut beberapa kali untuk melakukan doa di beberapa gereja yang dikelola negara di Pyongyang.

Selama pertemuan ini, Choi mengklaim bahwa dia mendengar Kim terlibat dalam percakapan telepon yang menyinggung urusan sensitif negara.
 
Khawatir dengan sifat diskusi yang dituduhkan tersebut, dia memutuskan untuk diam-diam merekam pertemuan mereka berikutnya, menggunakan kamera mata-mata yang disembunyikan di dalam jam tangan.

Pada pertemuan kedua Choi dengan Kim, dia konon menghadiahkannya tas Dior senilai USD2.240 atau setara Rp35 juta.
 
Baik tas maupun kamera tersembunyinya disediakan oleh situs berita berhaluan kiri Voice of Seoul, yang terkenal dengan penentangannya yang gigih terhadap pemerintahan Yoon. 
 
Voice of Seoul merilis video tersebut pada akhir November.
 
Di dalamnya, ibu negara terlihat sedang berdiskusi dengan Choi yang memberi tahu Kim bahwa dia membawa hadiah.
 
Meski penyerahan tas Dior kepada Kim tidak terlihat, tas tersebut tetap diletakkan di atas meja di hadapannya.

Pada saat yang sama, Choi sendiri menghadapi kritik dari para pendukung presiden yang mengatakan bahwa taktik tersebut merupakan upaya untuk mempengaruhi pemilu. 
 
The Guardian belum bisa memverifikasi secara independen video tersebut atau klaim Choi, namun lembaga antikorupsi mengatakan pihaknya sedang menyelidiki kasus tersebut. 
 
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari kantor kepresidenan.

Kim Keon Hee sudah tidak asing lagi dengan kontroversi, karena telah melewati serangkaian tuduhan, termasuk plagiarisme terkait tulisan akademisnya, pembuatan resume, dan tuduhan manipulasi saham.

Jelang Pemilu
 
Pemilihan umum Korea Selatan yang dijadwalkan pada 10 April, kedua partai politik besar berupaya sekuat tenaga untuk mendapatkan dukungan.
 
Tidak ada partai yang mendapat dukungan publik yang signifikan, dan kedua belah pihak sedang bergulat dengan perebutan kekuasaan internal masing-masing.
 
Skandal tas tangan yang muncul. Dalam jajak pendapat yang dirilis oleh saluran berita lokal, 69% responden mengatakan Yoon perlu menjelaskan posisinya mengenai kontroversi seputar tas tangan. 
 
Jajak pendapat lain pada bulan Desember menunjukkan 53% responden percaya Kim bertindak tidak pantas, sementara 27% mengatakan dia terjebak dalam jebakan yang dibuat untuk mempermalukannya.
 
“Ini adalah sebuah kejutan politik,” kata Rhee Jong-hoon, seorang analis politik. 
 
“Risiko Kim Keon Hee akan semakin besar," katanya.

Kalangan loyalis presiden menganggap skandal tas itu sebagai kampanye hitam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: the guardian