Kepentingan Umum

Kepentingan Umum

-Gusti-Harian Disway-

DUA capres didukung oleh pemilik media yang begitu besar. Dua-duanya gagal masuk putaran dua. Satu capres lagi tidak didukung pemilik media: perolehan suaranya mengejutkan, 60 persen.

Walhasil, media sebagai kekuatan besar sudah jadi ''omon koson'' –jiplak istilah populer di debat capres. 

Semua orang kini punya medianya sendiri-sendiri. Independen. Hilanglah adagium lama: siapa menguasai media ia/dia menguasai dunia. Omon koson

Hilang juga kebanggaan lama: mendirikan pers sebagai alat perjuangan. Matilah sudah: pers perjuangan. pers perjuangan juga omon koson.

Berjuang untuk ''membela kepentingan umum'' sudah lewat. ''kepentingan umum'' sudah kalah oleh ''kepentingan diri sendiri''. Doktrin ''what it mean to us'' sudah kalah dengan ''what it mean to me''.

Mulai hilangnya makna ''what it mean to us'' sekaligus berarti hilangnya prinsip gotong royong dalam budaya lama kita.

Pahit sekali untuk mengatakan ini: kita sudah kehilangan ajaran gotong royong. Ada yang sudah mengakui kenyataan itu. Ada yang masih mengucapkannya di pidato-pidato. Bahkan masih ada yang  mengharapkan gotong royong digalakkan lagi: demi melestarikan warisan leluhur yang luhur.

Misi media untuk kepentingan umum sudah benar-benar berakhir. Media hanyalah untuk kepentingan pemilik media. Dulu pun begitu: tapi tidak semutlak sekarang.

''Kepentingan umum'' jadi barang langka. Ia telah digantikan oleh ''kepentingan diri sendiri''.

Tentu itu sesuai dengan naluri manusia, salah satunya, adalah serakah. Naluri yang lain: mementingkan diri sendiri. 

Yang masih memberikan harapan adalah: manusia juga punya naluri untuk mendapatkan kehangatan, pengakuan, dan cinta dari orang lain. 

Hanya dengan bersikap baik, sopan, dan produktif maka orang bisa mendapatkan kehangatan, pengakuan, dan cinta dari orang lain itu.

Gotong royong hilang, tapi orang masih tetap perlu orang lain. (DAHLAN ISKAN)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 27 Februari 2024: Food Estate

Em Ha

Ada beberapa desa di Tanjung Jabung Timur Jambi, buka kampung cetak sawah baru. Lama tak berkembang. Gitu gitu aja. Begitu alih fungsi lahan, tanam sawit. Kini sudah sejahtera. Petani padi Vs Petani Sawit. Petani padi, tanam berkali kali, panen 3 kali setahun. Petani sawit, tanam sekali. 4 atau 5 tahun kemudian, panen 24 kali setahun. Petani padi mesti ulet. Ulet makannya daun. Meleset.

Gregorius Indiarto

Petani adalah ujung tombak, ujung tombak yang tumpul. Met pagi @Cak Mul.

MULIYANTO KRISTA

Semenjak beberapa tahun terakhir, petani di daerah Utara sungai Brantas wilayah Mojokerto dan Jombang, lebih memilih menjual gabahnya di sawah. Karena para tengkulak besar yang beroperasi di wilayah tersebut berani membeli dengan harga yang mahal.Yang memanen tengkulaknya sendiri menggunakan mesin pemanen padi. Terus ditimbang bobot totalnya, petaninya terima uang cash. Hal tersebut lebih menguntungkan karena petani tidak perlu kehilangan tenaga dan biaya untuk memanen padinya. Tengkulaknya kebanyakan berasal dari daerah Ngawi dan Sragen. Gabahnya dikeringkan menggunakan mesin pengering. Baru beberapa tahun terakhir ini petani merasakan harga gabah yang layak. Itupun belum sebanding dengan kenaikan biaya tanam, pemupukan dan perawatannya. Imbasnya harga beras melambung tinggi. Ibarat buah simalakama. Harga gabah tinggi, petani bisa hidup lebih layak. Tapi di sisi lain konsumen beras teriak-teriak. Kalau harga gabah ditekan ke harga yang murah, kapan petani bisa hidup sejahtera? Terus siapa mau jadi petani kalau hasilnya gak layak? Padahal petani adalah ujung tombak ketahanan pangan nasional.

Handoko Luwanto

Urusan ketahanan pangan (beras) ini mirip susahnya mencari 11 orang dari 200an juta jiwa penduduk kita yg bisa dilatih menjadi pemain bola handal, minimal di Asia. Mungkin bisa coba ATM (amati, tiru & modif) dg memasukkan unsur iptek & pendekatan sosbud. Btw, slamat bergabung (kembali) kak Zafran Zulfa ke dalam Detasemen Prusuh Disway.

Gregorius Indiarto

Sejauh yang saya tahu, tidak ada perusahaan (pertanian/perkebunan) besar yang menanam padi dalam sekala besar. Bahkan negara pun(PTPN) membiarkan lahannya yang cukup luas bermalas malasan, rebahan, alias tidur. Yang saya tahu, yang mereka tanam adalah ubi, nanas, tebu, dan teh. Kenapa? Karena menanam padi itu tidak menguntungkan secara bisnis. Perusahaan besar biasanya hanya menyediakan bibit, pupuk, dan obat obatan serta alat pertanian (jualan), petani menjadi objek. Yang jelas pengusaha/negara "dak galak rugi", kata wong Palembang. Met pagi, salam sehat damai dan bahagia.

djokoLodang

--o-- COLT L300 Aloui di showroom mobil Tiga Berlian. Lihat sana, lihat sini, cari sana, cari sini. Belum juga ketemu rupanya, yang diminatinya. Saorang salesman mengahmpirinya. "Selamat siang, pak. Kelihatannya Bapak sedang mencari sesuatu. Ada kah yang menarik hati?" "Saya masuk ke sini tadi, karena tertarik promo di luar sana. Ada Mitsubishi L apa tadi, ya?" "Oo, itu, Colt L300. Benar, Pak. Sedang ada promo. Silakan melihat-lihat ke sini. Ada beberapa jenis dan varian L300. "Kok ga ada, ya," kata Aloui. "Berbagai varian, tapi semuanya Colt L300." "Tipe apa yang Bapak cari?" "L1301! Tiap hari saya melihatnya." "L1301? ... Sebentaaar, rasanya saya juga familiar dengan L1301 itu. ....Iya, iya, betul, pak. Saya juga melihatnya setiap hari. Tapi, bukan di sini. Adanya di Disway. Rupanya kita sama2 penggemar Abah." --jL--

yosi lastiyo

Mengingatkan saya sekitar tahun 80 an, pemerintah jika panen raya, mengadakan program pengadaan pangan lewat KUD, nilainya cukup fantastis saat itu kisaran 20 juta,bahkan lebih KUD beli gabah petani kemudian diolah menjadi beras, sayangnya program bagus ini dikotori oleh oknum PPK ( pusat pelayanan koperasi di kabupaten), puskud ( pusat KUD di Kabupaten dan propinsi), muslimah, dan blogspot itu sendiri, mental korupsi terus ada, kalau dulu di seputar yang ada kegiatannya, kalau sekarang mulai atas hingga ke bawah bahkan saat buat kebijakan. Bulog dahulu bermain, saat KUD setor dipersulit, misalnya kualitas beras dsb. Tapi jika melalui pihak ketiga dengan mudahnya, sehingga pihak ketiga sering disebut kebalikan KUD (Da U Kek), sedangkan muspikanya seringnya kuperasi KUD jika ada kegiatan, dan PPK, Puskud sebagai tukang sunat jika dana pengadaan pangan cair. Bagaimana bisa berhasil kebijakan tata kelola pangan jika sampai saat ini mental korupsi masih bersemayam di dada anak negeri, tak heran bapak koperasi kita Bung Hatta, memprediksi lahirnya anak banci di Republik ini

Jokosp Sp

Selepas sma dulu sempat punya usaha ricemill bersama adik ipar di desa dataran rendah gunung Perau. Bisa nebas padi di sawah atau beli kwintalan gabah dari panenan petani. 1-3 tahun usaha lancar dan membesar, ternyata pesaing baru datang dari 2 sisi mendirikan usaha yang sama. Satu pendapatan akhirnya harus dibagi tiga, ya cukup hanya operasional dan bayar karyawan. Karena tidak provit ya akhirnya kita tutup, dijual ke teman. GKP - Gabah Kering Panen itulah yang kita beli dari petani. Ada satu lagi GKG - Gabah Kering Giling, yang kita produksi dari proses penjemuran di lantai semen. Ini yang dijadikan beras dari mesin ricemill. Ada bekatul halus dari sisa produksi yang masih punya nilai ekonomis untuk pakan ternak, dan kulit padi yang bisa dimanfaatkan untuk campuran bata dari tanah dan buat abu gosok. 35 tahun lalu masa senang susah jadi pengusaha ricemill.

Yellow Bean

Sempat membuka website tentang beras Harbin. Yang pasti menggiurkan adalah bisa panen 15t/hektar gabah Juga sempat ingin tahu berapa jumlah penduduk Thailand yang memiliki luas wilayah lebih besar sedikit dari pulau Sumatra. Jawa dengan luas 128.297 km² Sumatra dengan luas 473.481.km² Pulau Jawa dengan penduduk tahun 2023 lebih dari 163 juta jiwa Thailand jumlah warganya 66. Juta jiwa lebih. Perbandingan angka tampak jelas perbedaannya Angka statistik yang tentu sangat menjadi perhatian setiap calon pemimpin Indonesia. Bukan hanya ketersediaan lapangan kerja juga rasio kepadatan, aktivitas dan keterbatasan gerak. Banyak sawah yang di konversi menjadi hunian. Sangat miris. Lahan produksi pangan yang semakin sempit tapi jumlah yang membutuhkan makanan semakin banyak. Makanya saya ikhlas saja ketika Pak Jokowi terus mengembangkan lahan untuk food estate di luar Jawa karena mutlak di perlukan. Mangan ora mangan asal kumpul Harus dirubah menjadi kumpul ora kumpul asal mangan. Kasian kalo sampai ada yang pingsan menunggu antri beras di Bulog nya Juve zang

Juve Zhang

10 tahun berlalu tanpa kemajuan teknologi pertanian....tulis pak Bos....siapa yg mau mikir rumit rumit kalau ....beras tak impor kan tak ada Ceperan.....wkwkkw. mak jleb tulisan pak Bos....di rakyat bawah nyari ceperan 5 tahun sekali....di atas pun nyari ceperan dari impor beras....ujung ujung nya cetak duit jor jor an....nilai duit jatuh nilai beras 18500 itu memang harga inflasi....bukan harga ngawur....kenapa 18500 mahal????ya inflasi...inflasi artinya harga melambung manakala upah stagnan.....Dolar Amerika perkasa di luar negranya di dalam negra nya inflasi kebanyakan di cetak....harga barang dalam negara melambung....rakyat tak punya uang untuk beli....persis sama dengan di Zimbabwe Pedalaman.....Rupiah perkasa kalau anda jadi Turis di Argentina....anda jadi Turis Sultan....semua murah.....tapi di dslam Negeri Rupiah anjlok nilainya.....karena Barang naik tinggi....beras yg memang wajar 18500 di anggap mahal....karena nilai uang anjlok....upah stagnan....Amerika dan Kita persis kasusnya....Uang nya perkasa kalau main ke Argentina....Venezuela....Zimbabwe....Turkiye....tapi di dalam negara anjlok nilainya....di Amerika di atasi dengan menaikan suku bunga....disini malah sebaliknya tetap suku bunga rendah....ujung nya semua pingsan kelamaan antri beras...

Muh Nursalim

DI Sragen gabah seharga 8 ribu itu sepuluh hari lalu. Hari ini tinggal Rp. 6700. Satu hektar rata-rata hanya menghasilkan 4 ton. Padahal jarang sekali petani yang masih punya lahan seluas itu. Paling yang dimiliki petani itu seperempat hektar. Dengan kata lain hanya menghasilkan 1 ton. Bila dijual hanya Rp.6.700.000. Duit segitu dikurangi biaya tanam sekitar Rp. 4.500.000. DEngan demikian si petani tinggal dapat Rp.2.200.000. Dari persiapan tanam sampai panen itu 4 bulan. Maka bila dibagi empat setiap bulannya si petani penghasilannya Rp. 550.000. Padahal dia punya anak dan istri. Kok bisa hidup dengan pendapatan segitu ? Hidup bukan hanya urusan matematika pendapatan seperti itu. Faktanya masyarakat Sragen tetap waras. Guyub rukun. Ada oranag punya gawe ya tetap nyumbang. Ada panitia pembangunan masjid ya tetap sedekah. Ada orang mati juga takziyah dengan membawa beras. Padahal si petani juga harus menyekolahkan anak-anak. Kalau SD dan SMP memang gratis tetapi kan setiap hari juga nyangoni anak-anaknya. Darimana uang itu semua ? Menikmati hidup jadi petani. Pupuk mahal dan langkapun dinikmati. Pas panen harga gabah turun ya dinikmati. Tidak perlu stress dan gantung diri. Hidup itu anugerah maka berbahagialah. Kata Doel sumbang.

Afa

Kemunduran mungkin bisa menjadi berkah terselubung 塞翁失马, 焉知非福 Sài wēng shī mǎ , yān zhī fēi fú. Di sekitar Great Wall 长城 Chángchéng, seekor kuda betina kabur dari rumah. Melintasi perbatasan. Ke arah Mongolia. Lenyap ke dalam gerombolan Hu ( 胡人 ). Seisi desa heboh. Bersimpati atas musibah yang menimpa pak lansia, pemilik kuda. Beberapa bulan kemudian, kuda betina tiba-tiba pulang bersama seekor kuda jantan yang sarat muatan emas berlian. Penduduk pun bersorak riang gembira. Mengucapkan selamat kepada pak lansia. Putra tunggal pak lansia suka main ketangkasan berkuda. Suatu hari terpelanting jatuh. Kakinya patah di paha. Parah. Hampir lumpuh. Menjadi pincang selamanya. Orang-orang turut berduka. Tak terasa waktu cepat berlalu. Gerombolan Hu yang beringas sudah tiba di luar gerbang. Berteriak-teriak sambil mengayun-ayunkan pedang. Menantang perang sambil mengejek-ejek. Sembilan dari sepuluh pemuda desa, tewas. Putra pak lansia selamat. Karena kakinya cacat. Kisah yang ditulis oleh: 刘安 Liú ān (circa 179-122 SM) kemudian menjadi idiom, maknanya 'A blessing in disguise' : 塞翁失马 Sài wēng shī mǎ (Lansia di perbatasan kehilangan kuda)

Antonio Samaran

Seharusnya harga beras di tingkat petani dijaga di atas Rp 20.000 dengan margin yg bisa membuat petani sejahtera. Pupuk tidak usah disubsidi krn percuma! Jumlahnya tdk pernah mencukupi dan sering kosong! Dana subsidi dipake buat membeli produksi petani kalau ada panen raya dan beras bisa dipake buat bansos bagi rakyat yg tidak mampu. Petani yg sejahtera multiply effect ekonominya besar bangat. Lihatlah desa2 di Sulawesi yg menanam komoditi export, ada keluarga yg membeli kulkas buat simpan baju dikarenakan belum ada jaringan listrik. Masalahnya pejabat kita senang import terutama yg pake kuota. Duit sampingnya buaaanyak! Nasib petani hanya penting ketika 5 tahun sekali. Bagi sebagian besar penduduk pengeluaran perkapita buat beras tidaklah sebesar buat rokok, internet dan jalan2. Bahwa kenaikan harga beras membuat inflasi memang ya, tapi bisa diminimalisir dengan kenaikan bertahap bbrp tahun. Ketika krisis inflasi gila2an saja kita bisa bertahan. Bukan masalah besar kalau terjadi inflasi krn harga beras yg mebuat petani kita sejahtera dan bersifat jangka pendek! Kita tidak usah buang2 tenaga dengan bantuan ini itu dan kelompok ini itu! Kalo menanam beras cukup menguntungkan, petani secara sunnatullah akan berusaha utk menigkatkan produksi dengan banyak cara. Soal tanam menanam petani lebih pintar dari sarjana dan pejabat yg hanya baca buku. Sekarang yg dibutuhkan tinggallah niat dari pemerintah saja.

Lagarenze 1301

Santai sejenak. John adalah satu dari tiga hakim yang menyidangkan perkara seorang bos mafia terkenal. Anak buah bos mafia itu mendekati John dengan ancaman dan suap. "Saya tidak mau tahu, jangan sampai bos dijatuhi hukuman mati. Apapun caramu, jadikan itu hukuman seumur hidup." Merasa nyawa terancam, John setuju. Persidangan berjalan dan jaksa menuntut mati. John semakin stres. Hingga waktu sidang putusan, sidang ditunda. Sepekan kemudian, sidang ditunda lagi. Akhirnya, setelah sidang tertunda tiga kali, hakim menjatuhkan putusan: "hukuman penjara seumur hidup". Bos mafia yang sangat berkuasa di Afrika itu sangat senang dan memberi kode ke anak buahnya. Anak buah bos mafia pun menyerahkan Rp 10 miliar kepada John dan memujinya, "Kerja bagus, kamu benar-benar pantas mendapatkan ini." Ia kemudian bertanya, "Tapi, kenapa lama sekali? Apakah sulit membujuk yang lain?" John menghela nafas dan berkata, "Kamu tidak akan percaya! Saya sangat sulit membujuk dan meyakinkan kedua rekan saya. Perlu perdebatan yang sangat keras, bahkan saya sampai membanting meja. Pasalnya, sejak awal mereka sudah siap dengan vonis bebas."

Juve Zhang

Prof Yuan Long Ping .....tahun 1959.... melihat Rakyat makan Rumput....ya beliau ingat.... rumput makanan Kuda....Sapi....domba.... daripada lapar akhirnya manusia makan Rumput..... kenangan itu membekas.....dan guru beliau ada 2 ...yg satu bunuh diri....zaman gila politik Mao ZD....yg satu selamat....dari yg selamat ini beliau belajar banyak....prof Yuan ingat tingkat kan hasil panen....rasa beras no.2.....no.1. Panen harus banyak......riset prof Yuan hasilnya 1 HA menghasilkan 17 Ton ....luar biasa...tapi rata rata mungkin 15 ton..... sekarang padi Prof Yuan sudah menyebar ke mancanegara....prof Yuan kirim ahli beras ke India.....ke Vietnam..... jadilah India dan Vietnam ahli beras...kenapa gak kirim ahli beras ke Zimbabwe pedalaman????..... Pak Lurah dan pembantu Lurah di Zimbabwe pedalaman......pasti gak berkenan.......lah Ceperan ku hilang !!!..... wkwkwkkwkw .......baris berbaris emak emak adalah pemandangan yg kusukai.....itulah jalan Sutera menuju Ceperan ku....... selamat berjuang di Zimbabwe Ceperan.....

Xiaomi A1

Anak SD jaman sekarang, klo ditanya cita2nya sudah besar mo jadi apa, maka jawaban paling banyak adalah jadi Youtuber dan Atlet E-sport..

Handoko Luwanto

Alangkah nikmatnya ngoding di saung tepi hamparan sawah. Ditemani kuota data yang cukup untuk mengakses Disway dan informasi dari belahan dunia lainnya. Sambil mengamati hasil pantauan 2-3 drone yg dibiarkan mengitari area sawah kita. Drone mengirimkan gambar yang lalu diolah oleh app AI. Hasil olahannya adalah kecukupan air dan juga (potensi) gangguan hama.

Kang Sabarikhlas

Mumpung belum ada angket..eh anu paket proyek food estate baru, ini ada masukan cerita zaman INI... "BUKAN BERAS BANSOS" Turuti maunya istri, pk.08 saya+istri ke Kios TPID/Tim Pengendali Inflasi Daerah, beli beras medium dengan bawa 2 ktp dapat 4 sak @ 5kg, harga per kg Rp.10.900,-. Beras 4 sak saya tumpuk di motor, masuk kampung ada Mbok Gaduh "Kang, dapat beras bansos ya?" "Bukan Mbok, ini beli kok, saya ndak pernah dapat bansos". dan dijawab "Lho itu sama beras pkh, gak enak" "Huh, siTua nyinyir" bisik Istri saya. Sampai dirumah istri masuk, lalu lewatlah Anna d'Armas kw menyapa "Wow...Kang, dapat beras itu?... nanti macho jadi loyo..hihihi..." Saya senyum dengar canda Anna yang lagi berangkat kerja....dan istri saya muncul..."Dasar janda genit, sampean sih senyum² padanya"... ......a fiew moments later...... Di meja makan tersedia nasi putih hangat.. "anu Dik, enak meski ndak pulen dan agak atos ya?" kata saya "kan merk PeHaPe, begitu jadinya". "Lho?.. itu SPHP artinya Stabilisasi Pasokan & Harga Pasar" jelas saya. "Iya²...sampean yang pinter".... Lho...Dik, kok sayur Sop?...mestinya nasi begini kuah rawon + sambel".. "aduh..Nang, kita kan lagi berhemat sopnya diberi aja kecap+potongan² lombok trus aduk, dah kayak rawon" Duh istriku, kok jadi 'saklek'.. mungkin takut Mbok Gaduh nyinyir suka tebar gaduh di WAG ataukah jengkel sama si Anna d'Arnas kw. Atau mungkin karna kemasan beras SPHP yang terkesan bansos?....

Handoko Luwanto

03:14:06pm WIB 125Komen=69utama+56REPLY dari 42Prusuh ♢Urutan↕Komen➜Nama Time ∇124↓u➜Kang Sabarikhlas 2m "Mumpung belum ada angket..eh anu..." ∇123↑u➜Ⓗⓐⓝⓓⓞⓚⓞ Ⓛⓤⓦⓐⓝⓣⓞ 3m "Alangkah nikmatnya ngoding di sa..." ₪₪₪₪§|(ΞΞΞΞΞΞΞΞΞΞΞΞΞΞΞΞ> 123 ∇122↑u➜Xiaomi A1 8m "Jujur, dulu saat dengar kata Foo..." ∇121↑u➜Gregorius Indiarto 10m "- DarI kaca mata petani, harga 1..." ∇120↑u➜Xiaomi A1 11m "Anak SD jaman sekarang, klo dita..."

Johannes Kitono

RAPBN 2025 di sidang kabinet sudah membahas Makan Siang Gratis yang dikampanyekan Presiden Terpilih. Tentu dibahas juga sasaran dan sumber dananya.Berapa jumlah beras yang akan dikonsumsi.. Dan CHD hari ini tentang Food Estate. Sekedar mengingatkan Presiden Terpilih programnya yang telah dianggap gagal. Kedaulatan pangan tercapai apabila kebutuhan pokok sudah tidak perlu diimpor. Ide memperbaiki tatacara budidaya padi bukan hal baru. Sekitar 50 tahun lalu sudah dilakukan oleh Pertamina dengan Rice Estatenya di daerah Palembang. Namun entah kenapa gagal. Untuk mengamankan harga beras yang mahal,biasanya buka keran impor. Itu tentu solusi jangka pendek. Begitu juga dengan intensifikasi. Tanah pertanian digarap dengan pestisida dan bahan kimia. Hasil panen pasti berlimpah tapi menurunkan kualitas manusia yang konsumsinya. Bulan lalu di Ubud ada Seminar Pertanian Eco Enziem. Dr Joan Oon pembicaranya memberi nama Pertanian Berbudi. Dan 95 % makanan manusia berasal dari tanah. Sudah saatnya manusia stop memperkosa tanah dengan pupuk bahan kimia. Jalan keluarnya dengan memakai Pupuk Eco-Enziem yang sudah dilakukan oleh petani di Ubud.Petani dikasih contoh cara bikin EE. Dan hasil panen dibeli dengan harga yang wajar. Saat ini harga beras organis EE sekitar Rp 24 ribu/ kg. Petani dan konsumen sama-sama untung dan tanah pertanian semakin menjadi lestari. Pertanian EE Ubud Bali pantas jadi model Pertanian Berbudi. Pertanian masa depan Indonesia.

 

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 269

  • Kevin  Ardi Saputra
    Kevin Ardi Saputra
  • Ibnu Shonnan
    Ibnu Shonnan
  • Ibnu Shonnan
    Ibnu Shonnan
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
  • Duwi eko Setiyo gomo
    Duwi eko Setiyo gomo
  • Duwi eko Setiyo gomo
    Duwi eko Setiyo gomo
  • Duwi eko Setiyo gomo
    Duwi eko Setiyo gomo
  • Duwi eko Setiyo gomo
    Duwi eko Setiyo gomo
  • Duwi eko Setiyo gomo
    Duwi eko Setiyo gomo
  • Duwi eko Setiyo gomo
    Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • Duwi eko Setiyo gomo
    Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • Jo Neca
    Jo Neca
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Citra Cilia
    Citra Cilia
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • HONDA CBR150R
    HONDA CBR150R
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Fitria A
    Fitria A
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • Fitria A
    Fitria A
  • Fitria A
    Fitria A
  • Fitria A
    Fitria A
  • kritikItuSehat
    kritikItuSehat
    • kritikItuSehat
      kritikItuSehat
    • kritikItuSehat
      kritikItuSehat
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Handoko Luwanto
    Handoko Luwanto
  • Afa
    Afa
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Otong Sutisna
    Otong Sutisna
    • Afa
      Afa
  • yea aina
    yea aina
  • Duwi eko Setiyo gomo
    Duwi eko Setiyo gomo
    • Liam Then
      Liam Then
  • sutrisno muhammadiyah
    sutrisno muhammadiyah
  • sutrisno muhammadiyah
    sutrisno muhammadiyah
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Liam Then
    Liam Then
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Wilwa
    Wilwa
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Drupadi Drupadi
      Drupadi Drupadi
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • DeniK
    DeniK
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
    • Lagarenze 1301
      Lagarenze 1301
    • DeniK
      DeniK
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
  • yea aina
    yea aina
    • Liam Then
      Liam Then
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • yea aina
      yea aina
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Handoko 2018
    Handoko 2018
  • Handoko Luwanto
    Handoko Luwanto
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • Bahtiar HS
    Bahtiar HS
  • Liam Then
    Liam Then
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
  • iwan
    iwan
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Indra Hungih
    Indra Hungih
  • Liam Then
    Liam Then
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Muh Nursalim
    Muh Nursalim
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • Liam Then
      Liam Then
  • Koko Koswara
    Koko Koswara
  • Xiaomi A1
    Xiaomi A1
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • DeniK
      DeniK
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Xiaomi A1
      Xiaomi A1
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
  • yea aina
    yea aina
  • Rosyid Rosyid
    Rosyid Rosyid
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Suardi Mengikat Hikmah
    Suardi Mengikat Hikmah
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Eko Darwiyanto
    Eko Darwiyanto
  • Handoko Luwanto
    Handoko Luwanto
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Pedro Patran
    Pedro Patran
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
  • Rizal Falih
    Rizal Falih
    • Liam Then
      Liam Then
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Ponsel Pro
    Ponsel Pro
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Wilwa
    Wilwa
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • Liam Then
      Liam Then
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • ibnuhidayat setyaningrum
    ibnuhidayat setyaningrum
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
  • Duwi eko Setiyo gomo
    Duwi eko Setiyo gomo
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Wilwa
      Wilwa
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Xiaomi A1
    Xiaomi A1
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
  • Otong Sutisna
    Otong Sutisna
  • Duwi eko Setiyo gomo
    Duwi eko Setiyo gomo
  • Duwi eko Setiyo gomo
    Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Arip Purwanto
    Arip Purwanto
  • Sumartan
    Sumartan
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • rid kc
    rid kc
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Jo Neca
    Jo Neca
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • Liam Then
    Liam Then
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • Liam Then
      Liam Then
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Liam Then
    Liam Then
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
  • Handoko Luwanto
    Handoko Luwanto
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • siti asiyah
    siti asiyah
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Xiaomi A1
    Xiaomi A1
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • ACEP YULIUS HAMDANI
    ACEP YULIUS HAMDANI
    • Handoko Luwanto
      Handoko Luwanto
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Wilwa
    Wilwa
  • Ahmed Nurjubaedi
    Ahmed Nurjubaedi
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Jo Neca
    Jo Neca
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • Pedro Patran
    Pedro Patran
  • Jo Neca
    Jo Neca
  • DeniK
    DeniK
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
  • Dasar Goblik
    Dasar Goblik
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • Lagarenze 1301
      Lagarenze 1301
    • Lagarenze 1301
      Lagarenze 1301
    • Handoko Luwanto
      Handoko Luwanto
    • Handoko Luwanto
      Handoko Luwanto
    • Handoko Luwanto
      Handoko Luwanto
    • Lagarenze 1301
      Lagarenze 1301
    • djokoLodang
      djokoLodang
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Lègég Sunda
      Lègég Sunda
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Rizal Falih
    Rizal Falih
    • Rizal Falih
      Rizal Falih
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin