Guru Besar Fapet UB Usulkan Konsep Kesebelasan Ayam untuk Dukung Program Makan Gratis
Guru besar Fapet UB Prof. Dr. Trinil Susilowati menyampaikan paparan pemikiran guru besar Fapet UB, di Kampus Fapet UB, Malang, Sabtu 26 Oktober 2024.-ist-
MALANG, DISWAY.ID-- Syukuran perayaan Dies Natalis ke-63 Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) Sabtu 26 Oktober 2024 juga diisi dengan paparan terkait program makan bergizi gratis. Paparan yang disampaikan itu merupakan hasil pemikiran para guru besar Fapef UB.
"Ini masih pemikiran awal. Setelah ini pada guru besar sepakat berkumpul lagi untuk membuat rumusan pemikiran yang lebih rinci dan lengkap," kata Dekan Fapet UB Prof. Dr. M. Halim Natsir, saat memberi pengantar sebelum paparan.
Paparan disampaikan oleh dua guru besar Fapet UB. Yakni, Ketua Senat Fapet UB Prof. Dr. Trinil Susilowati dan dosen senior Prof. Dr. Hendrawan Susanto.
Prof. Trinil yang menyampaikan paparan di awal menyampaikan bahwa pemikiran para guru besar.Fapet UB bermuara kepada prinsip bahwa program makan bergizi harus mengarah ke kedaulatan pangan. Khususnya lagi --karena merupakan akademisi bidan peternakan--, harus dari pangan dengan protein hewani.
Artinya, lanjut Trinil, bahan baku dengan protein hewani untuk program tersebut harus berasal dari produksi peternak dalam negeri. "Khususnya daging ayam dan telur yang produksi kita surplus," katanya.
Untuk menjamin agar produksi nasional tetap cukup, Trinil menyampaikan hasil pemikiran guru besar tentang rencana aksi Fakultas Peternakan.
Sebagai lembaga Iptek, Fapet UB akan mengambil peran mendorong peningkatan produksi ternak melalui penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Yakni, dengan penelitian, pendidikan dan pengabdian masyarakat yang diarahkan untuk membantu peternak meningkatkan produksi.
Kesebelasan Ayam
Prof. Dr. Hendrawan yang tampil kemudian langsung fokus kepada pengembangan ternak ayam kampung untuk mendukung program makan gratis. Dia memaparkan pemikiran agar masyarakat mulai beternak secara mandiri dengan konsep yang diberi nama "kesebelasan ayam" tadi.
"Jadi setiap warga memilihara sebelas ayam, satu pejantan, sepuluh betina," paparnya.
Dengan cara itu, akan ada jaminan ketersediaan telur.
Beternak dengan konsep kesebelasan ayam itu disebut Hendrawan sebagai cara beternak cerdas menyikapi keterbatasan lahan untuk kandang dan juga modal.
Paparan para guru besar itu disampaikan di depan tamu undangan acara yang digelar di Auditorium Kampus Fapet UB. Mereka adalah para mantan dekan, guru besar dan dosen serta mahasiswa Fapet UB. Juga datang beberapa dosen dan mahasiswa internasional Fapet UB.
Sebelum paparan guru besar, Dekan Prof Halim terlebih dulu memaparkan capaian Fapet UB sejauh ini.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: