Atas Kasus Mental Generasi Muda, Dompet Dhuafa Luncurkan Layanan Kesehatan Mental

Atas Kasus Mental Generasi Muda, Dompet Dhuafa Luncurkan Layanan Kesehatan Mental

Atas Kasus Mental Generasi Muda, Dompet Dhuafa Luncurkan Layanan Kesehatan Mental -Dompet Dhuafa-

Imran juga menambahkan, bagi ibu hamil harus diperhatikan kejiwaanya, karena faktor jiwa akan mempengaruhi perkembangan janin. 

Hal ini dilihat dari data kami lebih dari 12.5 % ibu hamil mengalami gangguan kesehatan jiwa serta depresi saat kehamilan mencapai 8%. Maka itu sangat penting bagi Ibu hami di situasi kebahagiaan.

Imran berharap kesehatan jiwa harus dilakukan dengan preventif dan promotif dengan pengasuhan yang positif dari peran orang tua hingga pendidik

Sehingga dapat mengelola emosi yang baik serta peran orang tua dalam berbagi peran dalam mengasuh anak hingga menanamkan disiplin yang positif.

Parni Hadi selaku Inisiator dan Ketua Pembina Dompet Dhuafa mengatakan Mari kita harus Bangun Jiwanya baru Badannya sesuai dengan lirik Indonesia Raya. Selain itu jangan lupa untuk Bahagia bersama dan tersenyum bersama.

BACA JUGA:LPM Dompet Dhuafa Ajak Jamaah Majelis Taklim Berdaya Melalui Program PMTU

BACA JUGA:Dompet Dhuafa Bersama PARFI Sepakati Kampanye Kemanusiaan dan Pemberdayaan Budaya

Menurut Tri Swasono Hadi selaku Psikolog mengatakan, “kesehatan mental ada 3 komponen, terganggu masa lalu, terhambat masa kini dan masa depan. Tidak ada kesehatan mental tanpa adanya nilai kebaikan. Maka prinsip nilai kebaikan itu sangat penting”.

Tri Swasono juga menambahkan bahwa peran penting dari keluarga adalah untuk mengajari diri sendiri, dalam upaya dukungan emosional, kasih sayang hingga perhatian.

Sehingga peran orang tua sangat dibutuhkan, sehingga mendorong pertumbuhan mental yang positif”.

Disisi lain Fairuz A. Rafiq menekankan pengembangan kesehatan mental yang positif dapat dilakukan dengan agama sebagai pondasinya.

Selain itu kepekaan orang tua terhadap anak menjadi hal yang utama, mendengarkan keluh kesah anak adalah hal yang sangat positif. Dan Fairuz pun membatasi anak-anak untuk penggunaan gawai di usia belia. 

Fairuz mengatakan saya harus memastikan kapan anak-anak siap menggunakan gawai secara tepat dan bijak.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads