Polri Uji Coba Pengadaan Robot Humanoid, Pengamat Kepolisian: Harus Ada Skala Prioritas

"Penggunaan dog robot sebagai alat deteksi benda yang membahayakan dan menjaga keselamatan personel memang diperlukan," ujarnya.

Kalaupun Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mau membentuk pasukan robot Polri Humanoid, Bambang menuntut pengadaan yang transparansi.

Kata dia, proses ini harus terbuka dan jelas kegunaannya untuk apa saja robot-robot ini. Agar terobosan Polri tidak selalu salah di mata publik.

"Makanya, sesuai jargon Presisi, transparansi wajib dilakukan dalam semua proses yang harus dilalui," paparnya.

BACA JUGA:Viral Robot Polisi Dipamerkan Saat Persiapan Hari Bhayangkara, Ternyata Karya Anak Bangsa

Dirinya menyarankan agar Polri belajar dari kasus korupsi Simulator SIM 13 tahun lalu untuk menghindari kesalahan serupa.

"Polri juga harusnya belajar dari kasus korupsi Simulator SIM 13 tahun lalu, agar tak terjadi lagi," ungkapnya.

Pengadaan Robot Humanoid Tidak Urgent

Bambang menilai bahwa pengadaan robot humanoid tidak terlalu urgent dan lebih baik digunakan sebagai prototipe riset. 

"Dengan riset, pengadaan robot juga bisa diproduksi di dalam negeri, dan tidak perlu berbiaya mahal," imbuhnya.

Transparansi Anggaran

Bambang juga menekankan pentingnya transparansi anggaran dalam pengadaan peralatan. 

"Bagaimanapun juga anggaran kepolisian dibiayai dari uang rakyat, baik dari pajak maupun PNBP," terangnya. 

Oleh karena itu, transparansi dalam proses pengadaan peralatan sangat penting untuk menghindari persepsi negatif masyarakat.

Sementara beberapa robot yang diluncurkan dalam HUT Bhayangkara ke-79, disebut tengah proses uji coba.

BACA JUGA:Pak Erick, Liga 1 Wanita Indonesia antara Ada dan Tiada, Penggawa Timnas Putri: Bosan Uji Coba Terus

Kapolri mengklaim uji coba robot-robot itu perlu dilakukan karena semua negara modern sudah menggunakan.

Sumber: