Road Map AI Indonesia, Strategi Pemerintah Menuju Kedaulatan Teknologi
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Nezar Patria, menegaskan bahwa pemerintah telah menyusun Peta Jalan Nasional AI beserta Pedoman Etika AI sebagai fondasi tata kelola teknologi yang aman, inklusif, dan berdaulat.-dok disway-
JAKARTA, DISWAY.ID - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) semakin memasuki ruang ekonomi, pendidikan, hingga kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Pada titik ini, negara tidak lagi berfokus pada sekadar pemanfaatan teknologi, tetapi juga memastikan bahwa arah pengembangan AI berjalan sesuai kepentingan nasional.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Nezar Patria, menegaskan bahwa pemerintah telah menyusun Peta Jalan Nasional AI beserta Pedoman Etika AI sebagai fondasi tata kelola teknologi yang aman, inklusif, dan berdaulat.
Ia menilai Indonesia perlu memiliki model AI yang relevan dengan karakter dan kebutuhan domestik, yang ia sebut sebagai 'Sovereign AI yang Berdaulat'.
"Yang paling penting adalah satu, kita jangan menjadi budaknya AI, tapi kita harus menjadi tuannya. Yang kedua, kita jangan jadi bangsa yang hanya menonton, menjadi pasar, tapi kita harus jadi pemain," ujarnya dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) NgobrolINdonesia yang mengangkat tema 'Kecerdasan Artifisial: Jembatan menuju Indonesia Emas'.
Ia melanjutkan, dua dokumen strategis tersebut disusun melalui proses kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Mulai dari kementerian dan lembaga pemerintah, pelaku industri, komunitas masyarakat sipil, hingga para peneliti yang bergelut langsung dengan pengembangan AI.
Nezar menambahkan, Pemerintah menempatkan peta jalan dan pedoman etika tersebut sebagai pelengkap kerangka hukum lain, mulai dari UU Perlindungan Data Pribadi (PDP), Permenkominfo tentang Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE), hingga ketentuan hak cipta.
Tujuannya memastikan seluruh pengembangan, pemanfaatan, dan distribusi teknologi berada dalam satu jalur regulasi yang konsisten.
Menurut Nezar, kedaulatan teknologi sangat penting mengingat perkembangan AI global berlangsung sangat cepat. Hanya dalam dua tahun, kemampuan generative AI berkembang jauh lebih cepat dari prediksi. Tak hanya itu, dalam enam bulan saja, fitur-fitur baru terus bertambah dan mendorong persaingan global antarnegara dalam infrastruktur data center, GPU, dan computing power.
Karena itu, Indonesia tidak boleh hanya bergantung pada model asing yang belum tentu relevan dengan konteks nasional. Di sisi lain, kesiapan masyarakat memanfaatkan AI menjadi isu yang tak kalah krusial.
Komdigi menegaskan bahwa literasi digital publik adalah fondasi untuk mencegah teknologi dipakai tanpa kesadaran.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: