Misi Amerika Serikat dan PBB ke Afghanistan sangat mengutuk serangan itu dan mengatakan bahwa saat serangan tersbut redapat 2 anggota anggota staf PBB beserta keluarganya di masjid tersebut.
Rumah Sakit Darurat di pusat kota Kabul mengatakan sedang merawat 21 pasien dan dua meninggal pada saat kedatangan.
BACA JUGA:Terkendala Izin Kerja, Arthur Irawan Batal Gabung MU: Walaupun Hati Gue Liverpool!
Seorang pekerja di rumah sakit lain yang merawat korban mengatakan telah menerima 49 pasien dan sekitar lima mayat.
10 pasien berada dalam kondisi kritis dan hampir 20 telah dirawat di unit luka bakar.
Seorang juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid juga mengungkapkan bahwa mengutuk ledakan tersebut dan mengatakan bahwa para pelaku akan ditemukan segera menjalani dihukum.
BACA JUGA:Ini Harapan Gina, Pilot Perempuan yang Mampu Terbangkan Pesawat Pelita Air
Selain ledakan tersebut, sebelumnya, puluhan warga sipil Afghanistan telah tewas dalam beberapa pekan terakhir oleh ledakan, beberapa di antaranya telah diklaim oleh ISIS.
Rumah Sakit Darurat mengatakan telah merawat lebih dari 100 pasien yang terluka dalam serangan di Kabul pada hanya pada bulan April saja.
Serangan terakhir terjadi pada hari Jumat saat bulan Ramadan di mana sebagian besar umat Islam berpuasa dan sebelum hari raya keagamaan Idul Fitri minggu depan.
BACA JUGA:H-2 Lebaran, Kemacetan di Pelabuhan Merak Capai 19 Km
Taliban mengatakan mereka telah mengamankan negara itu sejak mengambil alih kekuasaan pada Agustus dan sebagian besar menghilangkan cabang lokal ISIS, tetapi para pejabat dan analis internasional mengatakan risiko kebangkitan militansi tetap ada.
Namun hingga saat ini masih banyak serangan menargetkan minoritas Syiah, bahkan masjid Sunni juga diserang.