SHANGHAI, DISWAY.ID - Di tengah malam, warga Shanghai, Lucy, dan tetangganya dipaksa naik bus dan dibawa ratusan kilometer dari kota metropolitan yang kini ditetapkan sebagai wilayah karantina darurat.
Anehnya, ratusan ribu warga positif virus juga dibawa ke fasilitas darurat karena Pemerintah Tiongkok tidak mengizinkan mereka untuk dikarantina di rumah.
Mereka dibawa ke kamp-kamp di luar kota, sekitar ratusan kilometer jauhnya.
BACA JUGA:Virus Baru Gegerkan Tiongkok, Shanghai Masuki Masa Suram
”Polisi memberi tahu kami bahwa ada terlalu banyak kasus positif di kompleks kami dan jika kami terus tinggal di sini, kami semua akan terinfeksi," kata Lucy dengan hanya menggunakan nama depannya untuk alasan privasi.
"Kami tidak punya pilihan," sambungnya seraya menyebut tidak mengetahui kapan dia bisa pulang.
Penduduk Shanghai lainnya mengatakan orang sehat dan negatif virus di beberapa kompleks perumahan dikirim ke provinsi lain untuk dikarantina.
BACA JUGA:Shanghai Ditutup, Rekor Baru: Sehari 25.701 Kasus
Seorang mengatakan tetangganya telah memprotes dan menolak untuk bergabung.
Seorang lagi dari distrik kota Jing'an mengaku dibawa, bersama dengan lusinan orang dari kompleks tempat tinggalnya, ke pusat karantina satu kamar di Anhui.
"Kami semua menerima telepon dari komite lingkungan yang mengatakan bahwa karena terlalu banyak hal positif di kompleks kami, yang negatif perlu dipindahkan ke hotel untuk diisolasi," kata penduduk itu kepada AFP, yang lebih memilih untuk tidak disebutkan namanya.
BACA JUGA:Media Sosial Shanghai Membongkar Kisah Penguncian ‘Virus China’
Warga pun panik, merasa takut melihat akomodasi sementara, dan kehilangan kepercayaan pada pemerintah Shanghai atas tindakan ekstrem itu.
Wabah yang menghantam Shanghai sejatinya sudah menurun sekitar 7.000, dengan 32 orang meninggal. Namun otoritas kota telah memberlakukan sistem pengetatan.
Pejabat di pusat ekonomi itu kini tengah dalam tekanan yang luar biasa. Target ‘nol-Covid’ yang berarti tidak ada penularan di luar pusat karantina adalah hal yang sebenarnya sulit dicapai.