Israel Menebar Fitnah setelah Pimpinan Garda Revolusi Islam Kolonel Hassan Sayyad Khodai Ditembak Mati

Senin 30-05-2022,16:02 WIB
Reporter : Syaiful Amri
Editor : Syaiful Amri

Masa remajanya sudah dia habiskan di medan jihad. Usia 12 tahun dia sudah mengangkat senjata dalam perang Iran-Irak, itu juga setelah mengibuli petugas perekrutan relawan dengan menambah usianya. 

Dia anak bungsu dari tiga bersaudara. Kakaknya bercerita, keluarganya tidak pernah tahu bahwa dia mendapat banyak luka. 

“Sebab dia tidak pernah cerita. Saya baru tahu setelah memandikan jenasahnya. Dia pernah mengalami patah tulang, dan tubuhnya penuh luka bekas peluru,” jelas salah satu keluarga Hassan Sayyad Khodai tanpa menyebutkan namanya.  

Setelah bergabung dalam Brigade Alquds yang dikomandoi Mayor Jenderal Qassem Soleimani, dia mendapat peran strategis dan sangat rahasia.

BACA JUGA:Ukraina Klaim Pukul Mundur Rusia di Wilayah Donetsk dan Luhansk  

Dalam perang menghadapi ISIS di Suriah dan Irak, ia sebagai anak buah Mayjend Soleimani tampil gemilang dan selalu berhasil menjalankan tugas-tugas rahasia. 

ISIS kacau balau dan misi proxi AS dan Zionis di Irak dan Suriah jadi berantakan. Mossad pun menaruh dendam kesumat padanya sejak itu. 

Begitu sang panglima gugur melalui teror AS, Sayyad Khodai ditarik kembali ke Iran dan diberi jabatan sebagai Deputi Menteri Riset dan Pengembangan Teknologi Organisasi Industri Pertahanan. 

Kecerdasan kolonel muda yang kenyang pengalaman bersama Jenderal Soleimani di medan tempur ini diperlukan untuk memperkuat angkatan perang Iran masa depan. 

Meski sebagai perwira dan memegang jabatan penting di Kementerian Pertahanan dia tidak banyak dikenal, bahkan termasuk oleh rakyat Iran sendiri. 

Sebab memang ia bekerja dalam senyap. Foto-fotonya saat bertugaspun sangat sulit ditemui. Dia lebih sering berpakaian sipil dan tinggal dengan mengontrak apartemen sederhana di gang sempit bercampur dengan masyarakat ekonomi tengah di pinggiran timur Tehran. 

Mobilnya pun produk nasional Iran dengan tipe yang paling murah. Setelah diincar Israel bertahun-tahun, pada Minggu 22 Mei 2022 ia ditembak saat hendak memarkir mobil di depan rumahnya.

Langkahnya berhasil dihentikan selamanya. Dua pengendara motor menembaki tubuhnya. Lima butir peluru bersarang di dadanya dan seketika mati di tempat. 

Jelas dia ditembak oleh profesional dan terlatih. Orang yang pertama kali melihat tubuhnya bersimbah darah adalah istrinya sendiri. 

Meski sudah lama mendambakan kesyahidan, tentu Kolonel Hassan Sayyad Khodai tidak ingin itu terjadi di depan rumahnya sendiri dan di depan mata istrinya. 

Insiden itu menghebohkan. Para tetangga baru tahu, mereka bertetangga dengan orang yang sangat penting dan mungkin nyawanya dihargai jutaan dollar. 

Kategori :