2 Pekerja Hilang di Area Tambang Batu Bara PT Pipit Mutiara Jaya

Selasa 29-03-2022,17:41 WIB
Reporter : Syaiful Amri
Editor : Syaiful Amri

NUNUKAN, DISWAY.ID - Sebanyak enam orang tertimbun tanah longsor di area tambang batu bara yang dikelola PT Pipit Mutiara Jaya di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Dari 6 korban tersebut, 4 orang selamat dan dua orang masih dalam pencarian. Dua korban yang masih dalam pencarian keduanya berjenis kelamin laki-laki atas nama Santok (32), warga Tana Tidung dan Sawaluddin (43), warga Tana Tidung.

Kepala Seksi Operasional Kantor Pencarian dan Pertolongan (Kansar) Tarakan Dede Hariana mengungkapkan kabar terjadi longsor batu bara di area tambang PT Pipit Mutiara Jaya diterimanya sekitar pukul 17.23 WITA.

BACA JUGA:6.085 Warga Mengungsi Purworejo Mengungsi, Dihantam Banjir dan Longsor

Kemudian Darwis mengabarkan ke Tarakan pada hari Selasa 29 Maret 2022 pukul 14.30 WITA, selanjutnya tim Kansar berangkat menuju lokasi kejadian pada pukul 14.50 WITA.

Di tempat terpisah Atap aula Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Jember, Jawa Timur, ambruk akibat hujan deras yang mengguyur kawasan setempat selama beberapa hari terakhir.

”Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut karena ambruknya atap aula yang biasa digunakan pertemuan, sehingga hanya beberapa barang yang berada di aula rusak," jelas Kepala Disnaker Jember Bambang Rudianto.

BACA JUGA:218 Rumah di Grobogan Dikepung Banjir, Warga Blitar Tempuh Jalur Memutar Sejauh 8 Km Usai Dihantam Longsor

Menurutnya, aula tersebut digunakan untuk kegiatan pertemuan dan pelatihan, sehingga beberapa barang yang ada di aula tersebut rusak karena tertimpa reruntuhan bangunan seperti seperangkat sound system, meja dan kursi, podium, mesin pengolah kopi (roasting) dan AC.

”Di aula terdapat empat mesin pengolah kopi hasil karya disabilitas. Dua berhasil diselamatkan, namun sisanya kemungkinan rusak karena tertimpa reruntuhan bangunan,” tuturnya.

Ia mengatakan pihaknya masih belum menghitung total kerugian akibat ambruknya atap aula tersebut karena masih melakukan pembersihan puing-puing bangunan aula itu.

BACA JUGA:Imlek Bencana

”Penyebab ambruknya atap bangunan aula diduga karena salah satu sisi pondasi bangunan tergerus arus sungai. Ada sungai di belakang aula itu, sehingga perlu dibuatkan plengsengan untuk penahan bangunan,” katanya.

Bambang mengatakan biasanya penjaga malam istirahat di sekitar aula, namun saat kejadian itu mereka pindah ke ruangan dekat mushala karena sempat mendengar suara tanda-tanda akan terjadi sesuatu pada bangunan aula tersebut.

Sementara Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo mengatakan kondisi ini dampak hujan yang meningkat. 

Kategori :