TEL AVIV, DISWAY.ID - Ratusan polisi Israel mengundurkan diri secara massal. Ini sebagai protes rendahnya gaji mereka. Permintaan tambahan gaji juga tidak direalisasikan pemerintah dengan alasan kondisi ekonomin yang kurang membaik.
Koran Yediot Aharonot terbitan Minggu 19 Juni 2022 menjelaskan rata-rata gaji bulanan polisi Israel sebesar 6700 Shekel atau sekitar Rp28.747.139.
Lebih lanjut laporan ini menyebutkan, sejak awal tahun lebih dari 400 polisi Israel mengundurkan diri, dan 101 orang di antaranya mundur pada bulan Mei. Ini merupakan rekor tertinggi yang pernah ada.
BACA JUGA:Joe Biden Tersungkur Donald Trump Langsung 'Tepuk Tangan'
Sepertinya kondisi akan semakin buruk, dan hingga akhir tahun 2022 sekitar 1000 anggota polisi Israel lainnya telah mengancam akan mengundurkan diri, jika pemerintah tidak juga menaikan gaji mereka.
"Sulit rasanya kami bertahan dengan beben kerja yang begitu tinggi. Ancaman keselamatan jiwa kami adalah taruhannya," terang sumber koran terbitan Israel itu tanpa menyebutkan nama dan identitas anggota polisi Israel tersebut dengan alasan tertentu.
"Awal tahun sebenarnya kami sudah berniat untuk meninggalkan korps kepolisian Israel. Sungguh berat bagi kami bekerja lebih dari 10 jam tanpa kenaikan gaji," terang sumber tadi.
BACA JUGA:Bocor, Keamanan Israel Tersebar di Medsos
"Pemerintah Israel menempatkan kami seperti kuli bangunan. Mereka tinggal perintah saja, tanpa mengindahkan keselamatan kami. Jelas saja ini tidak seimbang dengan risiko yang kami dapat," tambahnya.
Pihak kepolisian Israel sampai saat ini tetap menyembunyikan informasi adanya gugatan soal gaji yang telah dilayangkan anggotanya. Mereka sengaja menyembunyikan masalah ini, agar publik tidak mengetahui.
Persoalan gaji ini sebenarnya sudah terjadi sejak awal 2021. Namun ditutup rapat-rapat oleh pihak kepolisian Israel karena dikhawatirkan akan diketahui oleh negara-negara tetangganya.
BACA JUGA:Seorang Warga Palestina Lucuti Senjata Zionis Israel? Berani Banget!
Menyusul ratusan anggota kepolisian Israel yang menyatakan mundur, korps bersenjata militer Israel khawatir jika ini akan merambah ke anggotanya. Sebab gaji tentara dan polisi tidak berbeda jauh.
Wajar jika rekrutmen yang dilakukan kepolisian setempat tidak diminati, lantaran gaji maupun tunjangan sangat tidak relevan dengan risiko yang akan dihadapi.
"Semoga ada jalan keluar bagi kami. Jika tidak akan ada ratusan anggota lainnya yang sudah bersiap untuk meninggalkan kepolisian demi hidup yang lebih baik. Pemerintah Israel benar-benar tidak menghargai kondisi kami," timpal salah satu anggota kepolisian lainnya.