JAKARTA, DISWAY.ID - Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi setuju dengan pernyataan pendakwah Gus Miftah yang menyebut rendang tidak punya agama.
Islah Bahrawi meyakini sebetulnya persoalan rendang babi yang viral ini tidak harus sampai dijadikan sebuah kontroversi yang bekerpanjangan.
Ia menilai persoalan-persoalan seperti makanan rendang ini masuknya ke dalam ranah budaya dan diadaptasi sesuai dengan selera konsumen.
BACA JUGA:Ulama Sumbar Marah Besar Gus Miftah Tanya Sejak Kapan Rendang Punya Agama: Berarti Otaknya Jongkok..
BACA JUGA:CEO Nikuba Hidrogen Ikut 'Sentil' Gus Miftah Soal Agama Rendang: Iqra Lagi SPOK!
Islah juga mengatakan ada banyak makanan yang awalnya berbasis dari bahan yang haram tetapi dikonversi menjadi makanan halal. Begitu pula sebaliknya.
"Ini kan sebenarnya persoalan lintas budaya yang biasa. Di Meksiko itu ada makanan yang pasti berbahan dasar babi, namanya El Pastor. Ini sangat umum di Amerika Latin, tapi di Indonesia makanan-makanan Meksiko itu dikonversi menjadi makanan yang halal karena konsumennya halal," kata Islah, dikutip Disway.id dari kanal YouTube DH Entertainment pada Selasa, 21 Juni 2022.
"Jadi, menurut saya hal-hal yang tidak perlu dipertentangkan lah," ucapnya menambahkan.
Semua produksi makanan dikatakan Islah hanya mengikuti pola supply and demand saja dan tidak ada maksud lebih dari itu.
BACA JUGA:Keukeuh! Gus Miftah Ungkap Fakta Ini Sambil Makan Bareng Pendeta: Saya Sampaikan Makanan Itu...
BACA JUGA:Gus Miftah Legowo Jika Ada Seekor Anjing Bernama 'Gus Miftah': Nggak Ada Salah Kok Dibawa-bawa..
Kemudian Islah menilai apa yang dikatakan Gus Miftah bahwa rendang tidak punya agama sebenarnya termasuk ke dalam suatu hal yang normatif.
Islah setuju dengan pernyataan Gus Miftah karena tidak ada aturan khusus yang mengatur bahan dari olahan makanan tertentu.
Maka dari itu, Islah mengartikan bahwa seharusnya persoalan daging rendang babi tidak perlu dipermasalahkan.
"Saya setuju dengan apa yang dikatakan oleh Gus Miftah, jangan membawa suatu budaya-budaya tertentu terlebih lagi makanan itu di bawa ke ranah agama dan seolah-olah ini diklaim sebagai situs-situs agama yang tidak boleh ada intervensi dari penduduk agama lain," tuturnya.