"Sungguh daging yang yang tumbuh dari barang haram tidak akan masuk surga, neraka lebih pantas untuknya," (HR. At Tirmidzi).
BACA JUGA:Waspada, 249 Kasus Covid-19 Ada di Kabupaten Tangerang, Dipicu Varian Omicron BA.4 dan BA.5
Belakangan ini ramai soal rendang babi yang menimbulkan pro kontra. Semua bermula saat adanya restoran rendang babi Babiambo yang membuat publik geger hingga akhirnya Gus Miftah dan Ustaz Adi Hidayat (UAH) ikut berikan pendapatnya.
Dalam hal tersebut, Gus Miftah meyakini rendang tak punya agama jadi tidak perlu dipersoalkan berlebihan, kemudian UAH tampak membalas pernyataan Gus Miftah dengan analogi batiknya.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi membela pernyataan Gus Miftah soal rendang tidak punya agama.
BACA JUGA:Hadiri Saba RT, Lurah Ngopi Bareng Warga dan Bahas Lingkungan
Menurut Islah, jangan membawa permasalahan dari makanan ini ke ranah agama dan seolah-olah diklaim sebagai situs-situs agama yang tidak boleh ada intervensi dari agama lain.
Islah Bahrawi meminta pihak manapun tidak pelru lagi membesarkan kasus ini karena yang jelas ini hanya sekadar persoalan rasa dan lidah manusia.
"Artinya, hal-hal seperti ini saya sepakat dengan Gus Miftah. Jangan terlalu dibawa ke eksklusivisme agama meskipun namanya rendang lah atau apa misalnya," kata Islah Bahrawi, dikutip Disway.id dari kanal YouTube DH Entertainment pada Selasa, 21 Juni 2022.
BACA JUGA:Penghuni Kos Wanita Tewas Ditusuk Pencuri di Tangerang Selatan
Kemudian Islah memberikan contoh, apabila ada seorang non muslim yang memasak rendang dengan menggunakan daging babi tetapi namanya bukan rendang melainkan semur.
Menurutnya semua itu kembali lagi hanya persoalan tentang nama saja dan jangan diidentikan dengan suatu agama tertentu.
"Bisa jadi kalau nasi biryani atau nasi kebuli orang-orang di Lebanon yang non Islam, bisa jadi lawuk yang ada di nasi itu babi juga gitu loh," papar Islah.
"Nah orang-orang Lebanon yang non-muslim itu kan juga memakan makanan non-halal, yang sama makananya dengan makanan orang-orang Arab yang muslim. Bedanya ada di ingridents-nya, di kandungannya," sambungnya.
BACA JUGA:Innalillahi.. Bus Calon Jemaah Haji Merangin Masuk Jurang di Batanghari, Begini Kronologi Lengkapnya
Lebih lanjut, Islah melihat persoalan ini adalah tentang edukasi dan open minded alias keterbukaan berpikir manusia.