“Menurut informasi orang dalam, kemungkinan masih ada 100 lagi kuburan massal yang belum ditemukan,” jelas laporan tersebut.
Belum diketahui bagaimana temuan itu akan berdampak pada pemerintah Libya.
Misi diplomatik negara itu di Jenewa tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Untuk diketahui Milisi Kaniyat pernah bersekutu dengan Pemerintah Kesepakatan Nasional yang berpusat di Tripoli.
BACA JUGA:Bentrok Timnas Indonesia U-19 vs Vietnam Besok, Salvador Anggap Enteng Kekuatan Garuda Muda
Kemudian bergabung dengan Tentara Nasional Libya yang dipimpin oleh Khalifa Haftar, yang gagal menggulingkan pemerintah.
Milisi tersebut tidak lagi berkuasa di Tarhouna. Sebagian besar pemimpin Kaniyat yang masih bertahan diyakini telah melarikan diri ke wilayah timur Libya yang berada di bawah kendali Haftar.
Dalam kesimpulannya, tim independen PBB mendesak pemerintah Libya untuk terus mencari kuburan-kuburan itu.
Mereka juga meminta mereka membentuk pengadilan khusus untuk mengadili kejahatan internasional.
BACA JUGA:Sepak Terjang Lili Pintauli Ditentukan Besok di Sidang Etik Dewas KPK
Namun, laporan itu juga menyebutkan adanya kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam berkoordinasi di masa lalu.
Beberapa diplomat dan sumber-sumber di PBB mengatakan bahwa Libya dulu menyatakan keberatan untuk melanjutkan misi pencarian yang akan berakhir bulan ini.
Sebuah resolusi untuk melanjutkan investigasi hingga sembilan bulan berikutnya sedang dibahas oleh Dewan HAM PBB dan keputusannya diharapkan keluar pekan ini.
Sebelumnya, ratusan jenazah telah ditemukan di kota itu melalui misi pencari fakta.
BACA JUGA:Menggemparkan, Pria Tak Dikenal Gantung Diri di Pohon Kuburan di Indramayu, Ada yang Kenal?
Hasil misi itu merekomendasi Tripoli untuk terus melakukan pencarian. Laporan ini juga sudah dicatat oleh Dewan HAM PBB.