JAKARTA, DISWAY.ID - Wakil Ketua III Satgas Penanganan Covid-19 Nasional Safrizal memberikan imbauan kepada masyarakat Indonesia agar tidak cepat merasa panik.
Masyarakat diminta untuk tetap tenang meskipun adanya kenaikan kasus omicron varian BA.4 dan BA.5 di Indonesia.
Hal itu lantaran disebut bahwa virus varian baru tersebut tidak memiliki masa puncak kasus yang lama seperti varian yang pernah muncul sebelumnya.
BACA JUGA:Mulai Merasa Insecure Saat Lihat Banyak Teman Menikah? Tenang, Coba Lakukan 3 Cara Ini
"Studi Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa puncak kasus Covid-19 varian BA.4 dan BA.5 sekitar 30% - 50% lebih rendah dari kasus varian omicron, yang disertai dengan gejala ringan," ucap Safrizal, dikutip Disway.id dari laman RRI pada Selasa 5 Juli 2022.
"Sehingga masyarakat tidak perlu panik, namun tanpa mengurangi kewaspadaan dalam menerapkan protokol Kesehatan yang ketat, khususnya memakai masker di ruangan yang tertutup (indoor)," sambungnya.
Dengan begitu, Safrizal menekankan agar pemerintah daerah bersama komponen masyarakat dan TNI/Polri tetap melakukan percepatan dalam melakukan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga.
Kenapa demikian? Karena Safrizal menuturkan kalau capaian nasional vaksinasi dosis ketiga masih dibawah 30 persen hingga saat ini.
BACA JUGA: Apa Itu Melanesia? Ternyata Ada di Indonesia Lho, Berikut Ciri-ciri dan Wilayahnya
BACA JUGA:Nama Asli Kapitan Pattimura Diperdebatkan, Ustaz Adi Hidayat: Siapa yang Permainkan Sejarah Kita?
Sementara untuk capaian tertinggi sampai dengan saat ini masih dimiliki Provinsi DKI Jakarta dan Bali yang cakupan vaksin boosternya sudah lebih dari 50 persen.
"Upaya untuk mengejar dan memperluas cakupan vaksinasi dosis ketiga ini tentunya membutuhkan kolaborasi intensif di lapangan yang melibatkan semua pihak," terang Safrizal.
Sekadar informasi, Kasus Covid-19 di DKI Jakarta naik lagi, tercatat ada 737 kasus baru.
Jakarta merupakan episentrum terbesar sejak virus mematikan ini menyasar Indonesia.