JAKARTA, DISWAY.ID - Beberapa waktu lalu Ustaz Adi Hidayat (UAH) sempat menyikapi perihal puasa arafah dan perbedaan Idul Adha yang tak sama antara Indonesia dengan Arab Saudi.
Diketahui Indonesia menetapkan tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada hari Jumat, 1 Juli 2022 dan merayakan Idul Adha pada 10 Juli 2022.
Sedangkan berbeda dengan Arab Saudi yang menggelar Idul Adha pada tanggal 9 Juli 2022.
Terkait dengan perbedaan perbedaan ini, tentu sebagai umat muslim tidak boleh melupakan tuntunan dari puasa arafah itu sendiri.
Pernyataan mengenai tuntunan arafah ini disampaikan loleh Ustaz Adi Hidayat di tayangan YouTube di kanal resmi Ustaz Adi Hidayat dengan judul: RAHASIA 9 DZULHIJJAH - Ustadz Adi Hidayat, yang diunggah pada tahun 2021 lalu.
Ustaz Adi Hidayat awalnya mengungkapkan keutamaan puasa arafah, di mana Allah SWT menjanjikan pahala yang dapat diraih hanya satu tahun sekali.
"Artinya dalam konteks penunaian puasa ini, kita bukan sekedar diminta oleh Rasulullah berpuasa secara fisik (makan dan minum, serta berhubungan seksual), lebih daripada itu, karena puasa ini potensinya dengan izin Allah bisa menggugurkan dosa setahun lalu," terang Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat juga mengungkapkan tuntunan puasa arafah untuk meraih dua pahala pengampunan dosa satu tahun lalu dan dosa satu tahun ke depan yang perlu dipraktekan.
"Karena itu, cara mengisinya akan lebih baik jika kita iringi dengan mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat oleh kita dan berpotensi dosa, setidaknya setahun ke belakang," ujarnya.
Puasa Arafah ini juga harus dilakukan dengan khusyuk sebagaimana jemaah Haji yang sedang wukuf di Arafah. Pada rangkaian ibadah tersebut, jemaah Haji akan berdiam dan merenungkan diri dan memanjatkan doa-doa terbaik selama wukuf di Arafah.
BACA JUGA:Ikut Berkurban Tanpa Lihat Proses Pemotongan Apakah Sah? Buya Yahya: Jangan Berubah jadi Harus
"Jadi seperti orang wukuf di Arafah, mereka merenung, berkontemplasi, merenungkan kesalahan-kesalahan, mengakui dosa-dosa, sehingga dengan pengakuan itu dan komitmen untuk meninggalkannya, akan merubah pribadi mereka lebih baik setelah menyelesaikan rangkaian ibadah Haji, pulang meninggalkan segala keburukan, menanggalkan segala seluruhnya dan bertransfromasi menjadi manusia lebih mulia.
"Pun demikian orang yang belum berkesempatan untuk berhaji, tepat di momentum yang sama, Nabi meminta untuk menunaikan puasa dan mengisi puasa itu dengan kontemplasi renungan seperti orang wukuf, yang berada di Arafah," jelas Ustaz Adi Hidayat.