JAKARTA, DISWAY.ID-- Klaim Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite seharusnya Rp 17.200, namun pernyataan ini mendapat kritikan tajam.
Pernyataan Nicke tersebut disampaikan saat memimpin Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI pada Rabu, 6 Juli 2022 lalu.
Sementara itu, kritikan tersebut datang dari Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, M. Said Didu.
BACA JUGA:Domba Berbobot 1 Kuintal dengan Tubuh Bongsor, Cek Harganya
BACA JUGA:Mantan Bos ACT Ahyudin dan Ibnu Hadjar Diperiksa di Mabes Polri, Disarankan Bawa Orang Keuangan
Sebelumnya, Nicke menyebutkan, jika mengacu kepada kenaikan harga pasar, BBM jenis Ron 90, Pertalite yang setara dengan itu, harusnya dijual Rp 17.200 per Liter.
Hanya saja, harga tersebut tak diterapkan di Indonesia, melainkan harga Pertalite disubsidi Rp 9.550 per liter menjadi Rp 7.650 per liter.
Menurut Said Didu, pernyataan Nicke dinilai tak adil saat harga minyak dunia turun, sebab tidak ada pernyataan apapun dari pihak Pertamina.
Itu terjadi saat pandemi Covid-19 dua tahun lalu, saat harga minyak dunia anjlok, tapi harga BBM di Indonesia tidak turun.
BACA JUGA:Tiongkok Ungkap Amerika adalah Ancaman Terbesar Perdamaian Dunia, Buntut Laporan FBI dan M15
BACA JUGA:Penembak Shinzo Abe Diketahui Mantan Pasukan AL Jepang, Apa Motif Pelaku?
“Bu Dirut Pertamina yang terhormat, saat harga minyak dunia di bawah 30 dolar AS per barel, harga Petralite dan Solar berapa?” tanyanya lewat akun Twitter pribadinya, dikutip Jumat, 8 Juli 2022.
Said Didu mengaku pernah mewanti-wanti Pertamina terkait turunnya harga minyak dunia turun dan menyarankan menurunkan harga jualnya.
Alhasil, saat harga minyak dunia naik, Pertamina kesulitan menaikkan harga BBM-nya saat ini.
BACA JUGA:Kondisi Shinzo Abe Setelah Ditembak dengan Senjata Rakitan dari Belakang