"Kemudian Kuku-kukunya juga dicabut, saya perkirakan kuku dicabut saat masih hidup dan saya rasa ada penyiksaan," tegas Kamaruddin.
"Oleh karena itu, saya sangat yakin betul bahwa ini adalah ulah psikopat atau penyiksaan," beber Kamaruddin.
Terkait dugaan penganiayaan ini, Komnas HAM mengukapkan hasil autopsi ulang Brigadir Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
Ahmad Taufan Damanik selaku Komisioner Komnas HAM, menyebutkan hasil autopsi ulang pada jenazah Brigadir J bisa menjawab opini yang sudah terbangun di masyarakat.
BACA JUGA:Main Diler Yamaha Jateng Rayakan Hari Anak Nasional Lewat Fun Education Activity
Berdasarkan informasi yang diterima, Ahmad Taufan menegaskan jika kuku Brigadir J tidak dicopot.
"Padahal informasi yang kami terima dari tim, tidak ada kuku yang copot," ujar Ahmad Taudan di Jakarta, Senin 25 Juli 2022.
Lanjutnya, hasil autopsi ulang akan mengklarifikasi proses penyeldikan dan penydikan kasus tersebut.
"Jangan-jangan ada lagi informasi yang ditambah-tambah, semua harus diklarifikasi dari autopsi ulang ini," ungkapnya.
Ahmad menegaskan, tim ahli Komnas HAM telah memberikan informasi kepada Kompolnas, Sehingga hasil autopsi kedua nanti bisa menjadi pembanding autopsi pertama. dan didukung dengan kesaksikan keluarga.
Jelang autoposi kedua Brigadir J
Jelang autopsi jenazah Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat di RSUD Sungaibahar, Kabupaten Muarojambi, Jambi, lusa Rabu 27 Juli 2022, ribuan personel kepolisian dipersiapkan untuk melakukan pengamanan.
Kapolres Muarojambi AKBP Yuyan Priatmaja menjelaskan terdapat sebanyak 1.200 personel kepolisian yang bakal diterjunkan.
"Dari Polda Jambi 600 personel dan dari Polres Muarojambi sebanyak 600 personel," tuturnya, Senin 25 Juli 2022.
Masih dari keterangannya, hal ini bertujuan agar autopsi terhadap Brigadir J oleh tim forensik berjalan lancar.