JAKARTA, DISWAY.ID-- Penyelidikan terhadap lima ADC (Ajudan) Irjen Ferdy Sambo telah usai dilakukan pada pukul 17.25 WIB.
Dengan memakai kemeja putih dan celana bewarna krem, kelima ajudan itu pun langsung menuruni anak tangga dan menuju mobil yang telah disiapkan di depan halaman kantor Komnas HAM.
Dengan berakhirnya pemeriksaan lima ajudan tersebut, menyisakan Bharada E seorang yang sampai saat ini masih dalam tahap penyelidikan.
BACA JUGA:Nasib Anak yang Kakinya Dirantai Orang Tua di Bekasi, Pihak Keluarga Buat Pengakuan
Hal tersebut dikarenakan Bharada E alias Richard Eliezer baru hadir pada pukul 13.25 WIB untuk dilakukan pemeriksaan.
Berbeda dengan lima ajudan tersebut yang memang sudah hadir sejak pagi tadi, yaitu pukul 09.51 WIB.
Diberitakan sebelumnya bahwa Komisi Komnas HAM memanggil ADC (Ajudan) dari Kadiv Propam Polri nonaktif, Irjen Pol Ferdy Sambo pada Selasa 26 Juli 2022, pukul 10.00 WIB.
Tetapi dari pantau Disway.id, pukul 09.51 WIB, 5 dari 7 ajudan Irjen Ferdy Sambo telah hadir untuk memenuhi undangan dari Komnas HAM.
BACA JUGA:Jelang Autopsi Ulang Brigadir J Keluarga Datangi Polda Jambi, Kamaruddin Angkat Bicara
Berbeda dengan Bharada E yang baru hadir pada pukul 13.25 WIB dengan menggunakan pakaian serba hitam beserta ransel dan masker hitam.
Komisioner Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Choirul Anam mengatakan bahwa pihaknya akan penyelidiki para ajudan tersebut dengan menggunakan dua metode penyelidikan.
"Ada dua model yang akan kami lakukan, memang pasti sendiri-sendiri dan ada yang satu tempat bersama, karena kami ingin tau detail apa yang terjadi, konteksnya apa dan sebagainya," kata Choirul Anam saat ditemui di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Selasa, 26 Juli 2022.
Adapun pemanggilan para ajudan ini merupakan salah satu pilar utama dalam melakukan penyelidikan terkait kasus baku tembak yang terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022.
BACA JUGA:Pemda Diingatkan, Pengadaan Barang dan Jasa Produk Lokal Minimal 40 Persen
"Jadi ADC ini menjadi salah satu pilar utama dalam konstruksi peristiwa dan bagaimana melihat peristiwa kematian Brigadir J ini," ujar Anam kepada awak media.