JAKARTA, DISWAY.ID-- Komite Pendukung Presisi Polri (KP3) dengan tegas mendesak Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran agar mundur, lantaran gagal membongkar mister tewasnya Brigadir J.
Seperti diketahui, kasus polisi tembak polisi yang melibatkan Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat dengan Bharada E berada di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
Tepatnya, baku tembak antar polisi tersebut terjadi di rumah dinas polri milik Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo.
Baku tembak diduga karena dipicu adanya pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Chandrawathi.
Namun pihak keluarga Brigadir J tak yakin bahwa mantan anggota Brimob Jambi itu melakukan tindak asusila terhadap atasannya.
Belum lagi adanya kejanggalan atas kematian Brigadir J, yang diduga oleh pihak keluarga adanya penganiayaan dan pembunuhan berencana.
Hingga detik ini, kasus baku tembak yang menewaskan Brigadir J itu belum dapat diketahui motif sebenarnya, apa yang terjadi.
Boleh dibilangnya, polemik kasus polisi tembak polisi tak akan selesai dalam waktu dekat.
Setelah melakukan proses autopsi ulang Brigadir J, dokter forensik baru akan mengumumkan hasilnya dua bulan lagi dari sekarang.
Hal inilah yang menjadi acuan PK3 kenapa kasus yang menewaskan seorang polisi tersebut justru semakin berlarut-larut.
Ade Ardiansyah, selaku Ketua KP3 menilai, Kapolda Metro Jaya Irjen Ferdy Sambo telah gagal mengusut kasus yang menyebabkan hilangnya nyawa seorang Bhayangkara.
"Kapolda Metro (Fadil Imran) ini harus mundur sendiri dari jabatanya," ucap Ade, dikutip dari dalam keterangan resminya pada Kamis, 28 Juli 2022.