JAKARTA, DISWAY.ID – Penemuan ratusan paket sembako bantuan sosial (bansos) dari pemerintah yang ditimbun di tanah lapang, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat langsung gegerkan berbagai pihak, termasuk Istana.
Ali Mochtar Ngabalin tenaga ahli Kantor Staf Presiden Republik Indonesia mengungkapkan bahwa Istana tidak kerjasama dengan vendor salurkan bansos.
Akan tetapi dari penemuan bansos yang dikubur ternyata dilakukan oleh pihak JNE, dimana Vice President Marketing JNE Eri Palgunadi membenarkan bahwa pihaknya yang telah mengubur bantuan berupa beras yang telah rusak.
Eri menambahkan bahwa tidak ada pelanggaran yang dilakukan dalam penguburan sembako tersebut.
BACA JUGA:Prestige Aviation Kembali Demo Terbang EHang di PEVS 2022
“Karena penguburan tersebut sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak dengan perjanjian kerjasama yang telah disepakati dari kedua belah pihak,” jelas Eri.
Pihak Kementerian Sosial juga telah merespon penemuan bansos tersebut, di mana Menteri Sosial Tri Rismaharini mengakatan bahwa kerusakan telah diganti oleh penyedia jasa transporter yakni JNE.
"JNE telah membeli beras yang sama kepada Perum Bulog lalu menyalurkan kembali kepada KPM sesuai daftar penerima," kata Mensos.
BACA JUGA:Ketua DPR AS Kunjungi Taiwan, Tiongkok Marah dan Langsung Gelar Latihan Militer di Perbatasan
Akan tetapi dari pengamatan langsung di lapangan, tim mendapatkan dua catatan penting, yakni dari kemasan beras dan jenis sembako yang tertimbun.
Mensos juga menyampaikan bahwa, karung beras tidak ada label khusus sebagai kebijakan standar pada salur bansos tahun 2020.
“Jadi berasnya tidak ada labelnya. Selain itu, ditemukan pula ada tepung, dan telur. Padahal bansos waktu itu hanya beras,” kata Mensos.
BACA JUGA:Resiko Patah Tulang Berkurang dengan Konsumsi Vitamin D Dosis Tinggi, Benarkah?