Hal tersebut terlihat dari foto-foto unggahannya di akun pribadinya yang kerap memotret gunung dan pemandangan lainnya.
Dari akun yang memiliki total 3.600 lebih followers itu, terungkap pula jika Bharada E tergabung dalam kelompok pecinta alam, Rasamala, di kampung halamannya.
Sebelum menjadi ajudan Kadiv Propam nonaktif, Irjen Pol Ferdy Sambo, Richard merupakan tim penembak kelas 1 di Resimen Pelopor dan instruktur penyelamatan di medan vertikal (vertical rescue).
Kilas Balik Aksi Tembak Bharada E dan Brigadir J
Menengok ke belakang, menurut keterangan Kombes Budhi Herdi yang saat itu menjabat sebagai Kapolres Jakarta Selatan, insiden baku tembak yang terjadi di rumah singgah Irjen Pol Ferdy Sambo itu bermula dari teriakan istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Ditengarai, Putri Candrawathi teriak minta tolong usai Brigadir Yosua masuk ke kamarnya dan melakukan pelecehan.
Teriakan Putri rupanya didengar oleh Bharada E, anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadiv Propam.
Ia kemudian mendatangi sumber suara.
Mengetahui keberadaan Bharada E, membuat Brigadir J panik hingga melepaskan tembakan ke Bharada E.
Namun, tembakan itu meleset dan reflek langsung dibalas oleh Bharada E.
Aksi tembak menembak pun tak terleakkan antara Brigadir J dan Bharada E.
Terjadi total 12 tembakan, antar kedua polisi ini yang mengakibatkan tewasnya Brigadir J.
Peristiwa ini terjadi pada 8 Juli 2022, namun baru terkuak 3 hari setelahnya.